Berita NTT
Konversi Biogas dari Limbah Peternakan Babi Sebagai Energi Berkelanjutan
Tim dosen gabungan Universitas Nusa Cendana (Undana) dan Universitas San Pedeo melaksanakan program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eugenius Suba Boro
POS-KUPANG.COM, KUPANG — Tim dosen gabungan Universitas Nusa Cendana (Undana) dan Universitas San Pedro melaksanakan program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, (11/11/2025).
Program ini berfokus pada konversi biogas dari limbah peternakan babi sebagai langkah menciptakan energi berkelanjutan sekaligus solusi terhadap persoalan sanitasi lingkungan.
Program tersebut menggandeng Kelompok Tani Diaspora, yang selama ini menggantungkan hidup dari usaha ternak babi di wilayah padat penduduk. Tercatat, sebanyak 237 kepala keluarga di Oesapa mengandalkan peternakan babi sebagai sumber ekonomi, namun mereka menghadapi persoalan serius dalam pengelolaan limbah yang menimbulkan pencemaran udara dan tanah.
Baca juga: Anggota DPR RI Kritik Kapolda Rudi Darmoko Karena Sita Moke di NTT
Ketua tim pengabdian, Defmit B. N. Riwu, ST., MT, dari fakultas FST UNDANA, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi solusi nyata dalam mengubah limbah menjadi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
“Selama ini limbah peternakan babi ditampung di lubang septic tank terbuka, yang menimbulkan bau dan mencemari udara karena gas metana. Kami hadir dengan solusi mengonversinya menjadi energi baru terbarukan, yaitu biogas,” jelas Defmit.
Tim Undana merancang reaktor biogas anaerobik berkapasitas 3,3 m⊃3; yang terbuat dari bahan fiberglass tahan korosi. Sistem ini bekerja dengan mengurai kotoran babi tanpa oksigen untuk menghasilkan gas metana sebagai bahan bakar, serta residu fermentasi yang dapat dimanfaatkan kembali menjadi pupuk organik cair (biofertilizer).
Program PKM ini dilaksanakan melalui lima tahapan utama, yaitu, Sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya pengelolaan limbah, Pelatihan teknis pembuatan dan pengoperasian instalasi biogas, Penerapan teknologi biogas dan biofertilizer di lapangan, Pendampingan dan evaluasi hasil implementasi dan Penguatan keberlanjutan program agar kelompok tani mampu mandiri.
Dengan penerapan teknologi ini, peternak kini dapat menghemat biaya energi rumah tangga melalui penggunaan kompor biogas dan memanfaatkan pupuk cair dari residu kotoran untuk kegiatan pertanian.
“Melalui reaktor biogas ini, kelompok tani diaspora bisa menekan pengeluaran untuk bahan bakar rumah tangga. Gas metana yang sebelumnya mencemari udara kini dimanfaatkan sebagai energi memasak, sementara residunya diolah menjadi pupuk organik cair,” tambah Defmit.
Baca juga: Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di NTT Mencapai Rp 6,7 Triliun
Selain aspek teknis, kegiatan ini juga memperkuat kapasitas masyarakat melalui pelatihan manajerial, edukasi kesehatan lingkungan, serta monitoring dampak sosial ekonomi. Anggota tim, Eka Buang Sandy Kalla, M.Si dari FKIP UNDANA dan Henri Pietherson Eryah, M.Si, FMIPA San Pedro turut terlibat dalam proses pendampingan.
Tim pengabdian ini berasal dari dua universitas, yakni Universitas Nusa Cendana dan Universitas San Pedro, dan 4 mahasiswa dari UNDANA dengan pendanaan dari BIMA, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Ketua Kelompok Tani Diaspora, Yonar Bay, menyampaikan apresiasi atas dukungan dan pendampingan yang diberikan tim pengabdian.
“Kami sangat berterima kasih kepada tim dari Undana dan Universitas San Pedro yang telah datang memberikan pelatihan dan pendampingan. Program ini membawa pengetahuan baru bagi kami dan membantu meningkatkan produktivitas peternakan kami,” ungkap Yonar. (uge)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/UNDANA-DAN-UNIVERSITAS-SAN-PADEO.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.