Berita NTT

UNICEF Beri Dukungan Sekolah Tatap Muka Aman dan Nyaman di NTT

UNICEF atau Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa mendukung sekolah tatap muka yang aman dan nyaman di Provinsi NTT saat pandemi COVID-19

Editor: Egy Moa
TRIBUN FLORES.COM/IRFAN HOI
Kepala Perwakilan UNICEF NTB dan NTT, Yudhistira Ywangoe (kiri) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Linus Lusi (kedua kiri), Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) NTT, drg, Iien Andriany (kedua kanan) dan Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI NTT), John Takesan (kanan). 

Laporan Reporter TRIBUN FLORES.COM, Irfan Hoi

TRIBUN FLORES.COM,KUPANG-United Nations Children's Fund (UNICEF) atau Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa mendukung sekolah tatap muka yang aman dan nyaman di Provinsi NTT saat pandemi COVID-19.

Kepala Perwakilan UNICEF NTB dan NTT, Yudhistira Ywangoe mengatakan UNICEF sebagai lembaga perpanjangan tangan PBB memberikan perhatian besar kepada anak-anak di tengah pandemi COVID-19.

Menurutnya, dampak sosial ekonomi dari pandemi COVID-19 sangat dirasakan oleh anak-anak.

UNICEF memberi dukungan dalam tiga bagian, yakni penanganan COVID-19 melalui pelaksanaan vaksinasi oleh para vaksinator, penerapan sanitasi dan penyediaan air bersih dalam mendukung penerapan protokol kesehatan 3M dan 5M,

Baca juga: 13 Anggota Polri di NTT Dilepas Paksa Baju Dinas

UNICEF juga mendorong dan mendukung pemerintah melaksanakan kembali sekolah tatap muka dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak-anak.

"UNICEF sangat mendukung pemerintah Provinsi NTT dalam rangka pelaksanaan sekolah tatap muka, dengan memperhatikan penerapan sanitasi dan ramah anak yang aman dan sehat. Sehingga anak-anak bisa mendapatkan pelayanan pendidikan yang baik," katanya, Senin 11 Oktober 2021.

Lebih lanjut dikatakannya, bantuan yang diberikan berupa penyediaan sarana prasarana yang mendukung standar penerapan sanitasi dan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di lingkungan sekolah.

"Kami juga membantu menyediakan tempat cuci tangan di 67 sekolah dasar, dan 250 tempat cuci tangan di tempat-tempat umum yang ada di wilayah kota Kupang, dan sekitarnya," tandasnya.

Baca juga: FKUB NTT Live In di Oeekam TTS, Membangun Kerukunan Umat Beragama Mulai dari Akar Rumput

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A)NTT, drg, Iien Andriany mengatakan, Webinar itu dilaksanakan atas kerjasama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Dinas P3A NTT, Bappelitbangda, UNICEF, Kemenag, dan Ketua HAKLI.

Menurut drg. Lien, webinar itu dilaksanakan untuk memastikan sekolah harus aman dari pandemi COVID-19 sehingga pelaksanaan sekolah tatap muka bisa berjalan lancar, dan sesuai harapan seluruh pihak.

"Webinar ini untuk memastikan bahwa satuan Pendidikan itu tahu benar aturan, SOP, dan kepatuhan itu terjamin dalam penyelenggaraan sekolah tatap muka secara aman, dan nyaman tanpa menimbulkan klaster di sekolah, " cetusnya.

Lanjut drg. Iien, melalui persiapan aturan dan penerapan SOP protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dengan baik maka sekolah tatap muka akan berjalan lancar tanpa menimbulkan klaster baru.

Baca juga: Menyimpan Ganja, Pemilik Villa di Ngada Diamankan BNN NTT

"Sekolah tatap muka itu sangat penting saat ini, dan kalau tidak sekolah tatap muka sangat kasihan anak-anak kita, sehingga kita harus menyiapkan SOP pelaksanaan sekolah tatap muka secara baik," tandasnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Linus Lusi mengatakan, vakinasi terhadap pelajar di sekolah ramah anak menjadi trending topik akhir-akhir ini di NTT.

Menjadi sebuah spirit baru ketika pemerintah mendukung pelaksanaan vaksinasi di sekolah dalam rangka mendukung sekolah tatap muka.

Ia mengucapkan terimakasih kepada UNICEF dan pemerintah kabupaten/kota di NTT yang telah mendukung pelaksanaan vaksinasi terhadap tenaga kependidikan maupun siswa-siswi di daerah.

Baca juga: Kejati NTT Tahan Tersangka Dugaan Korupsi Proyek Kolam Apung Awalolong

"Sekolah tatap muka sangat penting bagi masa depan anak-anak didik demi mencegah adanya kesenjangan dalam dunia pendidikan akibat tidak efektifnya sekolah daring atau belajar dari rumah," kata Linus Lusi.

Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI NTT) , John Takesan mengatakan, HAKLI NTT terus melakukan pengawasan yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan di bidang sanitasi.

Lanjut dia, pengawasan yang dilakukan HAKLI di sekolah meliputi penyediaan jamban sekolah, air, tempat cuci tangan, dan juga tempat sampah sebagai syarat dukungan terhadap sekolah ramah anak.

"Kami punya anggota dari tingkat provinsi hingga tingkat desa yang membantu penerapan sanitasi melalui penyiapan sarana prasarana, dan edukasi. Kami sudah mendapat dukungan dari UNICEF dan pemerintah NTT dalam pelaksanaan program kerja yang ada," ujarnya.

Ia menambahkan, HAKLI sangat mendukung pemerintah pusat, pemerintah provinsi hingga pemerintah daerah dalam penerapan sekolah ramah anak dan sanitasi.

Berita NTT lainnya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved