Berita Manggarai Timur
Kisah Anak Yatim Piatu di Manggarai Timur, Tinggal Sendiri hingga Dapat Beras dari Tetangga
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, Verawati berharap belas kasihan tetangga. Verawati sering mendapat beras dari tetangga.
Saat berbincang dengan Kompas.com, Verawati sedang memasak air minum di dapur. Dari situ terlihat rumah anak yatim piatu itu berlantai tanah.
Baca juga: Erik Rede Bilang Hanya Presiden Bisa Membatalkan SK Pelantikan Wabup Ende
Suami kakak Verawati, Nansianus Arifin (33) mengaku sering mengajak Verawati tinggal di rumah mereka. Namun, Verawati tetap ingin tinggal sendirian di rumah orangtuanya.
"Kondisi keluarga kami juga pas-pasan. Kalau Verawati ke rumah, biasa makan dan langsung kembali ke rumahnya. Kalau kami ada lebih beras, kami bawa ke rumahnya.
Arifin menceritakan, ayah Verawati sempat merantau ke Malaysia pada 2003. Saat kembali ke Kampung Racang, ayah Verawati jatuh sakit selama lima tahun hingga akhirnya meninggal.
Setelah itu, Verawati dan kakaknya yang duduk di bangku SMA tinggal bersama sang ibu. Setelah ibunya meninggal, sang kakak yang telah lulus SMA itu merantau ke Kalimantan untuk bekerja.
Menurut Arifin, Verawati mendapat bantuan dari sekolah. Namun, bantuan itu hanya perlengkapan sekolah.
"Verawati dapat PIP dari sekolah. Tapi, untuk kebutuhan hariannya mendapatkan beras, garam dari belas kasihan tetangga dan dari kami. Kami sesekali ke rumah untuk memantau dan mendampinginya," jelasnya.
Berita Manggarai Timur Lainnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Verawati, Anak Yatim Piatu di Pedalaman NTT: Saya Biasa Dapat Beras dari Tetangga