Berita Manggarai Barat
Komite Bersama Panas Bumi Indonesia Lakukan Kajian Sosial Proyek Geothermal Wae Sano
Plt PT Geo Dipa Energi, Riki Firmandha mengatakan Komite Bersama Panas Bumi Indonesia masih melakukan kajian sosial proyek geothermal Wae Sano.
Pihaknya berharap, semua pihak benar-benar menyadari betapa pentingnya upaya menghadapi perubahan iklim saat ini.
Pemanasan global, perubahan iklim yang ekstrim, banjir dan kekeringan yang ekstrim serta semakin sulitnya pertanian untuk berproduksi menghasilkan bahan pangan untuk umat manusia tentulah harus menjadi landasan kita berpijak dalam melihat persoalan ini.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia saat ini mencanangkan 3 strategi untuk mengurangi emisi karbon Indonesia yaitu: Pembangunan rendah karbon. Transfer energi dari energi tidak ramah lingkungan yaitu batu bara dan bahan bakar fosil menjadi energi bersih seperti panas bumi, tenaga air, matahari dan angin. Pengelolaan sampah untuk mengurangi karbon.
Proyek eksplorasi panas bumi Wae Sano menurutnya adalah wujud nyata kerja untuk mengurangi emisi karbon Indonesia, dimana energi panas bumi merupakan sumber energi bersih dan rendah karbon serta ramah lingkungan.
"Saya berharap dan menghimbau saudara-saudara kita di Wae Sano dan Pemda Manggarai Barat untuk mengambil peran aktif dalam mengatasi kenaikan suhu Bumi menjadi 2 derajat akibat adanya Perubahan Iklim dimana kenaikan suhu Bumi ini dapat mengakibatkan bencana iklim dan kemanusiaan di seluruh belahan dunia karena risiko meningkatnya penyakit berbasis lingkungan, kegagalan panen, cuaca ekstrim, dan yang paling berbahaya adalah suhu panas akan meningkat sampai lebih dari 50 derajat sehingga manusia sulit untuk bertahan hidup," katanya.