Berita Nagekeo

Mengenal Ritual Rongga Kampung Nggolonio di Nagekeo, Tradisi Adat yang Kini Dihidupkan Kembali

Tak luput anak-anak seumuran SD hingga SMA juga berjalan kearah yang sama dengan semua memegang tombak bermata tiga-empat.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/HO-IGNAS KUNDA
RITUAL ADAT - Sejumlah warga Kampung Nggolonio saat mengikuti ritual Rongga di Pantai Kawasan Nggolonio Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo, Rabu 2 Februari 2022. 

Tidak terasa hampir 4 jam mencari ikan, pasang naik air laut mulai datang.

Mereka harus bergegas pulang . Kecerian terus terpancar di wajah mereka.

Paskalis dengan beberapa orang tua kampung pun berangsur naik ke tepi pantai.

Sebagian mereka ada yang terus kembali ke rumah dan sebagian kembali berkumpul pada sebuah batu datar tepi pantai dekat sebuah pohon bersama para tua adat untuk membakar sebagian hasil tangkapan mereka lalu menyatapnya dengan ketupat yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Mereka berkumpul persis pada sebuah kolam investor garam PT. Cheetam Garam Indonesia.

Seorang lelaki tua lain, Ambrosius Siu, yang sedang menyantap ikan mengungkapkan ritual Ronga ini juga sebagai rekonsiliasi karena keburukan atau kejahatan selama setahun sekaligus pengingat moral agar setiap lelaki atau perempuan dalam kampung harus saling kenal secara keluargaan bukan nafsu berahi yang berakibat fatal bagi seluruh penghuni kampung karena alamlah yang nanati akan menghukum mereka.

Dosa seorang penghuni adalah dosa seluruh penghuni kampung karena petakan yang ditimbulkan dari kemarahan alam.

“Ini pengingat sesama warga agar tidak terjadi perselingkuhan. Setiap orang harus tahu mana saudara. Mana saudara, mana om, tanta. Jangan ambil yang bukan hak miliknya,''ungkapnya.

Bagi Ambroius, Rongga menjadi ritual penting orang Nggolonio yang harus dijalankan setiap tahun. Namun ia serta para tetua adat kampung bersyukur tahun ini ritual ini sudah mulai dijalankan karena sempat vakum 5 tahun.

“Ini adalah ritual yang sebenarnya harus kami jalani. Sudah hampir 5 tahun kami tidak jalani karena ada ritual seperti pacuan kuda dan ritual ambil garam yang masih merupakan satu kesatuan dengan ritual Rongga ini tidak bisa dijalanakan karena tanah ritual telah digusur menjadi tambak garam oleh investor garam,''ujarya.

Berita Nagekeo Lainnya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved