Berita Manggarai Timur
Ketua Pokja Bilang Angka Stunting di Matim Menurun Berdasarkan e-PPGBM
Stunting merupakan masalah penting dalam kaitannya dengan persiapan generasi cerdas dimasa yang akan datang.
Dikatakan Sekda Boni, pada November Tahun 2021 SSGI melakukan pengukuran balita di 22 desa di Kabupaten Manggarai Timur dengan sampel 10 Balita/desa. Hasil dari studi diperoleh prevalensi stunting sebesar 42.9 %.
Baca juga: Kisah Si Pandai Besi di Ngada Sekolahkan 5 Anaknya Jadi Sarjana
Untuk pertumbuhan balita setiap bulannya, data yang digunakan adalah data elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM). Data e– PPGBM berasal dari data yang diinput oleh petugas gizi Puskesmas sesuai hasil penimbangan di Posyandu setiap bulannya. Berdasarkan data e–PPGBM untuk tahun 2022, prevelansi stunting Kabupaten Manggarai Timur sebesar 12 %.
Dengan demikian diketahui bahwa, SSGI dan e-PPGBM merupakan dua cara yang berbeda untuk mengetahui prevalensi stunting disebuah Kabupaten. SSGI adalah studi yang mengambil sampel dari suatu populasi dan dilakukan sekali setahun. E-PPGBM adalah sebuah meetode yang mengukur seluruh balita dalam satu wilayah Kabupaten/Kota dan dilakukan setiap bulan.
Upaya penanganan stunting dilaksanakan secara Nasional, termasuk di Provinsi NTT dan di Kabupaten Manggarai Timur melalui konvergensi stunting. Konvergensi percepatan pencegahan stunting adalah intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu, dan bersama-sama dengan mensasar kelompok sasaran prioritas yang tinggal di desa untuk mendorong penurunan prevelensi stunting.
Sebagai bagian dari upaya percepatan penurunan stunting Pemprov NTT melakukan lomba Konvergensi Stunting untuk Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi. Tahun 2020 Matim menduduki peringkat 19 konvergensi stunting dengan prevelensi 16.5