Berita Manggarai

Susteran Gembala Baik Ruteng Fokus Pemberdayaan Bagi Kaum Perempuan

Saat itu banyak sekali kaum ibu yang melakukan konseling terkait masalah-masalah keluarga di Susteran Gembala Baik.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/CHARLES ABAR
PRODUK HERBAL- Seroang karyawan, Mein Mage saat menunjukan jenis-jenis produk herbal hasil olahan Susteran Gembala baik Ruteng, Jumat 25 Maret 2022. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Charles Abar

TRIBUNFLORES.COM, RUTENG - Susteran Gembala Baik Ruteng, Manggarai, Flores, NTT, terus melakukan pemberdayaan lewat pelatihan dan pendampingan bagi kaum ibu di Kabupaten Manggarai.

Suster Natalia, menceritakan saat awal mula dibukanya pembuatan ramuan herbal di Susteran gembala baik 7 tahun silam sebagai bentuk kepedulian terhadap kaum ibu dan anak.

Saat itu banyak sekali kaum ibu yang melakukan konseling terkait masalah-masalah keluarga di Susteran Gembala Baik.

Baca juga: Kejari Sikka Musnahkan Barang Bukti yang Berkekuatan Hukum Tetap

 

Sehingga pada kesempatan itu juga banyak ibu-ibu selain mendapatkan konseling tapi juga pendampingan untuk peningkatan kreatifitas.

"Kami juga tidak hanya memberikan konseling pendampingan,tapi juga memberikan kegiatan pelatihan yang berguna buat mereka, seperti ajarin masak, buat kue, Selain itu juga mengajak mengolah bahan-bahan baku lokal seperti jahe, temulawak, kunyit," ungkapnya.

Dari hasil olahan tersebut, ibu-ibu yang didampingi mampu menghasilkan jamu dari olahan jahe, temulawak,dan kunyit sehingga dapat hidup mandiri.

"Kegiatan ini juga hasilnya untuk kebutuhan sendiri, bahkan orang lain juga membutuhkan sehingga bisa dijual, dan hasil jualan untuk keperluan mereka sendiri,"ungkap Suster Natalia.

Selain itu, fokus utama dari susteran ini merupakan kasus human trafiking di Manggarai.

Baca juga: Dari Boganatar Sampai Mauloo, Halehebing Hingga Palue, Mgr. Edwaldus Ajak Umat Sukseskan Sinode

Untuk mencegah itu sering kali gembala baik melakukan sosialisasi di kampung-kampung untuk mendalami permasalahan yang mereka hadapi.

"Fokus kami merupakan anti human trafiking, karena banyak yang pergi keluar daerah, bahkan keluar negeri,sehingga kegiatan pendampingan, pengolahan herbal, ada kopi, kripik pisang, ada tenunan, dan itu merupakan upaya anti human trafiking," katanya.

Suster Natalia menyakini kasus human trafiking yang ada di Manggarai banyak disebabkan oleh masalah ekonomi, untuk itu pemberdayaan kehidupan keluarga memang sangat di perlukan, baik di bidang pertanian maupun kerajinan tangan lebih khusus bagi ibu-ibu.

Perberdayaan itu berupa penampungan hasil pertanian, hasil kerajinan tangan, untuk di olah di Susteran Gembala Baik Ruteng.

"Sejak 2015 kami siapkan tempat khusus untuk pengolahan bahan-bahan lokal, perberdayaan ibu-ibu dengan menjadikan sebagai pekerja di gembala baik," ujarnya.

Baca juga: Goris Tamela Tegaskan Tradisi Ule Nale Harus Tetap Dilestarikan

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved