Berita Maumere
Perdana, SMA Negeri 1 Nita di Sikka Adakan Ujian KTI Terbuka
Ia mengapresiasi perjuangan para siswa dan juga para guru yang senantiasa bekerja sama hingga pada tahap ini, ujian KTI dibuka secara resmi.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - SMAN I Nita melaksanakan ujian karya tulis ilmiah (KTI) untuk kelas XII tahun Pelajaran 2021/2022.
Kegiatan itu disenggarakan di sekolah tersebut, yang terletak di Desa Tebuk, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Rabu 29 Maret 2022, pukul 10.00 Wita.
Mengawali rangkaian kegiatan ujian KTI yang dihadiri oleh para guru dan 136 Siswa yang tersebar di tiga jurusan (IPA, IPS dan Bahasa) Plt Kepala Sekolah, Petrus Roni, mengungkapkan kegiatan ini merupakan kegiatan yang baru pertama kali dilaksanakan di sekolah tersebut dengan pelaksanaannya selama 3 hari terhitung mulai hari ini.
Baca juga: Yanto Beli Pulsa di Jalan Timor Raya dan Oskar Bikin Lapak Jualan Garam Dipanah OTK
"Ujian ini merupakan ujian yang pertama kita lakukan di sekolah ini, kita harus bersyukur bahwa meskipun kita berada diwilayah pinggiran kota namun kita mampu melaksanakan ujian ini secara terbuka dan lisan," ujar Roni kepada TribunFlores.Com.
Ia mengapresiasi perjuangan para siswa dan juga para guru yang senantiasa bekerja sama hingga pada tahap ini, ujian KTI dibuka secara resmi dan dilaksanakan.
"Terimakasih untuk para siswa maupun guru dan pendamping yang telah bersusah payah bahu membahu menyelesaikan tiap karya tulis ilmiah siswa hingga pada tahap ini kita buka secara resmi," ungkap Roni.
Sebagai acara pembuka pelaksanaan ujian KTI pihak sekolah mendaulat 3 orang siswa dari 3 jurusan yang berbeda untuk melaksanakan ujian karya tulisnya dihadapan para guru dan ratusan siswa.
Ketiga Siswa tersebut yakni, Yohanes Woda Seda, siswa kelas XII dari program IPA, Maria Nini Djati, siswa kelas XII dari Program Bahasa, Kristina Matilda, siswa kelas Xll dari Program IPS.
Ketiga siswa tersebut secara bergantian memaparkan karya tulisnya dihadapan para penguji dan ratusan siswa yang hadir.
Baca juga: Seorang PMI Asal NTT Terbebas dari Hukum Mati di Malaysia
Adu tanya jawab antara perserta ujian dan penguji berlangsung alot, bahkan keteguhan dari peserta ujian dalam mempertahankan argumennya menuai tepuk tangan dari para siswa dan guru yang hadir.
Misalnya, Yohanes Woda Seda, dengan karya tulisnya yang berjudul Pengaruh Solmisasi terhadap pembuatan alat musik suling, mengungkapkan selama ini ia sudah siap, dan mampu menghadapi ujian ini dengan baik.
Dalam sesi ujian, dengan diuji oleh 2 orang guru yakni Petrus Roni dan Sherly, Yohanes menekankan pentingnya melestarikan alat musik suling sebagai warisan budaya lokal.
Petrus Roni sebagai penguji Yohanes dalam sesi pertanyaan, menanyakan akurasi penelitian Yohanes yakni pengaruh solmisasi terhadap pembuatan alat musik suling, yang diuji melalui 3 tahap dengan menggunakan suling yang berbeda.
Yohanes, menjawab bahwa dari hasil penelitiannya itu, membuktikan, ada pengaruh not dalam proses pembuatan suling bahwasannya dengan menggunakan teknik tertentu sol mi sa si dapat dihasilkan dengan baik.
Ia juga mempraktekkan penelitiannya dihadapan para penguji dan siswa. Karya tulisnya itu juga mendapat apresiasi dari petrus roni sebagai warisan budaya lokal yang patut dilestarikan.
"Saya beri apresiasi atas karya tulis ini, dan merupakan input untuk sekolah dan pembaca lainnya," pungkasnya.
Baca juga: Polres Kupang Kantongi Identitas OTK Panah Dua Warga Di Tanah Merah
Sedangkan penguji lainnya Sherly, menanyakan kinerja kerja dan dedikasi Yohanes dalam menyelesaikan penelitiannya terkait pengaruh solmisasi terhadap pembuatan alat musik suling yang diuji dalam tiga tahap menggunakan 3 suling yang berbeda.
Menanggapi suguhan pertanyaan itu, Yohanes menjelaskan kepada penguji Sherly, awalnya terdapat banyak hambatan karena harus teliti dalam menyelesaikan karyanya, ditambah lagi ia tak memiliki laptop namun akhirnya dapat diselesaikan.
"Penelitian ini berlangsung cermat, karena dibutuhkan ketelitian dalam menentukan nada atau not dalam pembuatan suling namun akhirnya bisa selesai," ungkap Yohanes.
Ujian KTI terbuka yang dilaksanakan kurang lebih 1 jam berlangsung lancar dan mendapat sambutan yang positif dari semua warga sekolah di SMAN I Nita. Plt Kepala Sekolah, Petrus Roni, berujar, ini sebagai awal yang baik.
"Ini sebagai awal yang baik dalam melaksanakan ujian KTI di sekolah ini," demikian ungkap Roni dalam menutup kegiatan ujian terbuka tersebut.
Ia juga menegaskan, ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam menyempurnakan karya tulis siswa, sehingga bisa menjadi karya tulis yang berkualitas.
"Kita akan tetap bekerjasama dalam menyempurnakan siswa ini dan kita berharap kita semakin berkembang dan berkualitas," tegasnya.
Baca juga: Melintas Malam Hari di Kupang Tengah, Dua Warga Dipanah OTK, Anak Panah Tak Bisa Ditarik
Salah seorang guru saat dijumpai TribunFlores.com, Maksimus S.Pd, juga menyampaikan, , proses bimbingan KTI siswa ini dimulai sejak November 2021 lalu hingga pada hari ini kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Plt Kepala Sekolah, Petrus Roni.
"Proses bimbingan sudah dimulai November 2021 lalu diikuti oleh 236 siswa kelas XII dari 3 jurusan yang berbeda ( IPA, IPS, dan Bahasa)," tandasnya. (Cr1).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/Suasana-kegiatan-Ujian-KTI-di-SMAN-I-Nita.jpg)