Flores Bicara
Flores Bicara: Pater Dr. Otto Gusti Madung Ceritakan STFK Menjadi IFTK Ledalero
Pater Otto menjelaskan, IFTK ledalero adalah milik Societas Verbi Divini (SVD) namun kaum awam juga dapat diperbolehkan bekerja di sana.
Jadi alasan mendasar, kata Pater Otto Gusti, misi SVD yang luas tak hanya menjangkau publik yang terbatas, calon-calon imam, atau orang yang berminat dalam dunia filsafat, tapi juga untuk publik luas yang ingin studi bidang-bidang yang lain.
Adapula alasan lain yakni, beberapa tahun terakhir pemerintah melakukan pembenahan terhadap sistem pendidikan tinggi terkait dengan jumlah mahasiswa, pendanaan, dan sumber daya manusia. Sekolah tinggi dengan jumlah mahasiswa di bawah 1000 orang dipaksa oleh pemerintah untuk ditutup atau bergabung dengan universitas terdekat.
"Tidak tertutup kemungkinan bahwa persoalan ini akan menimpa STFK Ledalero jika hanya mengandalkan mahasiswa dari prodi filsafat dengan jumlah yang sangat terbatas," paparnya.
*Apakah Perubahan Bentuk Pengaruhi Visi dan Misi STFK Ledaro? *
Pater Otto Gusti mengakui bahwa perubahan nama dan bentuk STFK Ledalero menjadi IFTK Ledalero mempengaruhi visi dan misi STFK Ledalero itu sendiri.
"Meskipun demikian program studi filsafat dan teologi serta PKK tetap menjadi bagian integral dari pendidikan ini (IFTK Ledalero) dan nanti studi teologi dan filsafat itu tetap berada di Ledalero sedangkan ilmu-ilmu sekular itu di Kampus yang baru dengan dua gedung yang satunya biaya sendiri dan satunya subsidi dari pemerintah. Sekolah itu dibangun di Kelurahan Jalan Wairklau, Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka," pungkasnya.
Jadi visinya tetap pendidikan, kebebasan. Itu menjadi visi SVD juga dalam bidang pendidikan.
"Jadi itu tetap," tegasnya.
Pater Otto Gusti menerangkan bahwa dalam konteks dunia sekarang, dimana perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mengalir begitu cepat seorang calon imam juga harus mampu membaca tanda-tanda zaman.
"Mampu membangun dialog, dari budaya, dari agama dan latar ilmu pengetahuan yang lain, dan teologi dan filsafat saya pikir hanya tetap relevan di dunia ini kalau dia juga membuka diri terhadap ilmu-ilmu yang lain, misalnya ilmu bisnis, kemudian pariwisata, IT, desain komunikasi visual, itu bisa menjadi partner yang baik dari teologi dan filsafat," imbuhnya.
Proses STFK Ledalero Menjadi IFTK Ledalero
Diceritakan Pater Otto Gusti bahwa, proses pengajuan izin terkait dengan hadirnya IFTK Ledalero sudah dimulai sejak 3 tahun yang lalu.
"Respon dari para alumni dan masyarakat seluruhnya baik adanya. Jadi sebenarnya mereka itu sudah disiapkan, dan ketika SK kemarin muncul mereka turut bergembira," ceritanya membeberkan respon para alumni dan masyarakat terkait perubahan STFK Ledalero ini.
Untuk pemilihan Prodi Kewirausahaan dan DKV, Pater Otto berujar, sebelumnya kita sudah membuat studi banding. Ke Universitas Widya Nusantara, Widya Mandala dan beberapa universitas lainnya.
Baca juga: Keributan Direktur PDAM Sikka dengan Staf, Pelaku Ganti Kaca Jendela yang Pecah
"Kemudian kita juga membuat kajian lapangan, apakah yang didirikan itu sudah ada di perguruan-perguruan tinggi di NTT. Setau saya prodi kewirausahaan dan DKV adalah prodi pertama di NTT," ungkapnya.