Penemuan Jasad Bayi di Sikka
Stefania Tertidur Pulas Tak Sadar Cucunya Buang Bayi di Kali Mati Nangameting Sikka
Pergerakan KKL semakin tak terdeteksi lantaran pendengaran nenek Stefania sudah terganggu. Ia susah menangkap suara saat berkomunasi dengan orang lain
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kebelen
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Stefania Nohawa bersama enam anggota keluarga tertidur pulas tak menyadari cucunya berinisial KKL alias N sedang keluar rumah tengah malam menuju Kali Mati di Kelurahan Nangameting, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka.
Pergerakan KKL semakin tak terdeteksi lantaran pendengaran nenek Stefania sudah terganggu. Ia susah menangkap suara saat berkomunasi dengan orang lain.
"Saya sama sekali tidak tahu. Kami tidur nyenyak, tidak dengar ada orang lewat keluar rumah," katanya dengan bahasa daerah lalu diterjemahkan anaknya, Maria Dojawa, Rabu 21 September 2022.
KKL tidur seranjang dengan adik sepupunya yang masih SD. Mereka sering berganti tempat tidur dari ranjang nenek Stefania dan KKL.
Baca juga: Keluarga Kaget KKL Buang Bayi di Kota Maumere Lalu Sembunyi di Hutan Talibura
"Tidur dengan adik. Kadang dua adik tidur dengan dia, kadang dengan saya. Dia tidak tidur sendiri.
Kurang lebih dua bulan tinggal bersama KKL, Stefania mengaku tak menyadari cucunya sedang hamil besar. Ia menyebut KKL rajin sekolah dan pulang tepat waktu selepas mengenyam mata pelajaran.
"Kami tidak tahu dia hamil. Hari Sabtu pas keajadian juga dia sempat pergi sekolah," katanya.
Saat warga geger dengan penemuan jasad bayi tanggal 17 September 2022, Stefania mengaku tak ada di lokasi karena mengantar benang tenun untuk saudaranya di Desa Kringa, Kecamatan Talibura.
Stefania baru mengetahui kejadian setelah menerima informasi dari warga sekitar bahwa ada sesosok jasad bayi laki-laki ditemukan dalam kondisi tertimbun pasir dekat rumahnya.
Ia tak menyangka sekaligus terkejut ketika tahu bayi malang itu merupakan cicitnya sendiri.
Baca juga: Pengakuan Tetangga Siswi Buang Bayi di Sikka hingga Tak Tau KKL Hamil dan Buang Bayi
"Saya antar benang untuk saudara di Desa Kringa," katanya
Sebelum menumpang angkutan umum, Stefania sempat bertemu KKL memakai baju biasa tepat Pukul 14.00 Wita. KKL yang hendak pulang kampung akhirnya satu mobil bersama Stefania.

"Ketemu di pohon asam tapi sudah pakai pakaian biasa. Waktu pagi pergi sekolah dia pakai seragam SMK," ceritanya.
Ia juga menjadi saksi untuk dimintai keterangan mengenai kasus pembuangan bayi tersebut. Ia mengaku diinterogasi aparat polisi.
"Saya juga dipanggil polisi tapi saya jawab pertanyaan sesuai yang saya tahu," katanya.
Pantauan TRIBUNFLORES.COM, rumah tembok batako baru dibangun kurang lebih dua tahun lalu. Dindingnya belum diplester. Jaraknya berkisar sepuluh meter dari TKP pembuangan bayi.
Rumah tiga kamar dengan luas 6 x 8 meter ditempati depalan anggota keluarga. Jarak dengan tetangga dibatasi jalan tanah bisa diakses dua tubuh orang dewasa.
Disana terdapat saluran drainase yang mengarah langsung ke TKP. Tepi drainase dan kawah kali tingginya hampir satu meter. Onggokan tanah dan bebatuan membuat tempat itu lebih dangkal.
Masih ada garis polisi yang membentengi TKP. Bekas evakuasi jasad bayi dari tumpukan pasir empat hari lalu belum terhapus seutuhnya.
Hingga saat ini, terduga KKL sudah ditahan di Mapolres Sikka. Polisi masih menyelidiki kasus ini dan menguak keterlibatan sejumlah pihak.
Sembunyi di Hutan
KKL alias N merupakan terduga pelaku pembuangan jasad bayi di Kali Mati Nangameting, Kelurahan Nangameting, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Sabtu 17 September 2022.
Baca juga: Siswi Terduga Pelaku Buang Bayi di Sikka Sebut Ayah Biologis Kabur ke Kalimantan, Keluarga Kaget
Kini KKL alias N sudah ditahan Kepolisian Resort Sikka di Kota Maumere. KKL alias diamankan di Boganatar Kecamatan Talibura Kabupaten Sikka, Selasa 20 September 2022 malam.
Dari Boganatar, KKL digiring menuju Polres Sikka untuk menjalani pemeriksaan dan proses hukum.
Keluarga dari KKL mengaku terkejut dengan kejadian itu. Pasalnya mereka tidak pernah menyangka anak mereka melakukan tindakan kejahatan.

Mereka juga kaget karena KKL ke Kampung tidak menuju rumah tapi menuju hutan atau kebun bersembunyi karena takut ditangkap polisi.
Mama kecil dari KKL, Maria Dojawa membenarkan hal itu karena memang tak pernah membayangkan kejadian itu akan terjadi pada keluarga mereka.
Keluarga dibuat terkejut setelah informasi jasad bayi terkuak ke publik.
Pihak keluarga, lanjut dia, bahkan tak mengetahui kehamilan KKL lantaran kondisi fisiknya gemuk dan memakai busana lebar.
Pengakuan Tetangga
Sebelumnya, jasad bayi yang ditemukan di kali mati Kelurahan Nangameting dikuburkan di halaman belakang rumah milik Josep Mandasi, pada Sabtu, 17 September 2022 lalu.
Olivia Tamendi (56), istri dari Josep Mandasi mengatakan, alasan kemanusian menjadi dasar ia dan suaminya merelakan lahan tepatnya di belakang dapur untuk dijadikan pusara sang jasad bayi bernama Robertus Belamirnus yang telah dibaptis oleh Pater Erick Boyman,SVD.
Wanita paru baya ini juga menuturkan bahwa dua sak semen, batu bata dan beberapa ember pasir untuk melanjutkan pengerjaan dapur, dialihkan untuk membuat pusara Robertus.
"Sebenarnya ini semen, pasir dan batu bata mau lanjut buat dapur. Tapi kami sumbang untuk buat kubur. Kasihan saja anak bayi tidak berdosa begini," kata Oliva.
Oliva dan Josep sudah menganggap Robertus ini seperti cucunya sendiri. Karena Olvia percaya bahwa Robertus akan menjadi malaikat pelindung untuk keluarganya.
Baca juga: Kronologi Penangkapan Siswi Terduga Pelaku Buang Bayi di Sikka, Terduga Pelaku Akui Lakukan Aborsi
Selain itu, selama tiga hari sejak penguburan jasad bayi ini, Olvia menceritakan warga di lingkungan 22 Kelurahan Nangameting datang untuk mengikuti ibadat bersama mendoakan arwah Robertus di rumahnya.
" Yang datang ini umat di lingkungan 22. Saya tidak undang mereka tapi semua datang berdoa,"ujar Olivia.
Lanjutnya, warga berjibaku untuk mengumpulkan makanan dan minuman selama ibadat berlangsung. Ada yang membawa kue, ubi, kopi, air kemasan dan lainnya.

Olivia juga menambahkan semenjak jasad bayi sudah dimakamkan, keluarga dari terduga pelaku pembuang bayi belum datang untuk membakar lilin di makam.
Ia juga menegaskan tidak akan memberikan izin kepada keluarga terduga pelaku pembuang bayi untuk memindahkan makam.
Ia mengaku terduga pelaku memiliki sepeda motor dan motor digunakan oleh pamannya.
Setiap hari kalau pergi ke sekolah terduga pelaku jalan kaki hingga jalan raya sedangkan pulang sekolah biasanya menggunakan jasa ojek.
Mereka juga sudah mengetahui bahwa terduga pelaku sudah diamankan oleh polisi.
Dan juga mereka tidak mengetahui sang terduga pelaku hamil karena postur tubuh korban tinggi dan badan cukup gemuk sehingga tidak bisa dipastikan apakah dia hamil atau tidak.
Ia menjelaskan hari Jumat 16 September 2022 itu dia tidak pergi ke sekolah dikarena sedang sakit dan ternyata hari itu ia melahirkan.
Sedangkan pada hari Sabtu ia memaksakan diri untuk pergi ke sekolah jalan kaki dan lewat dibelakang rumah. Hari itu juga ia kabur ke Kampung di Kecamatan Talibura.
Kabur ke Kalimantan
Sementara itu, Kasus dugaan pembuangan bayi oleh KKL alias N, siswi kelas X pada salah satu SMK di Kota Maumere, Kabupaten Sikka mulai terkuak pasca ditangkap aparat Polres Sikka, Selasa 21 September 2022 malam.
KKL berusia 19 tahun membuka tabir perihal keterlibatan pacarnya berinisial C, pemuda asal Kecamatan Bola. C disebut ayah biologis bayi yang dibuang KRL pada Sabtu 17 September 2022 lalu.

Mama kecil dari KKL, Maria Dojawa mengaku , ponakannya mengaku menjalin hubungan asmara dengan C yang saat ini melarikan diri ke Kalimantan.
"Ponakan kasih tau kalau dia hamil dengan pacarnya C. Katanya sudah lari ke Kalimantan," ujarnya saat diwawancarai TRIBUNFLORES.COM, Rabu 21 September 2022.
Ia menerangkan, informasi soal waktu keberangkatan C belum diketahui secara jelas. Namun pengakuan itu disampaikan KKL saat dirinya baru ditemukan di hutan wilayah setempat.
Baca juga: Siswi Buang Bayi di Sikka Simpan Jasad Bayi dalam Kantong Plastik Sebelum Dibuang di Kali Mati
"Ponakan bilang ke banyak orang, termasuk dihadapan Kepala Puskesmas Boganatar," jelasnya.
Menurut dia, KKL sudah beberapa hari hilang kontak dengan C lantaran handphonenya hilang ketika bersembunyi di hutan.
"Dia punya Hp hilang di hutan. Dia lari kasih tinggal hp karena lihat orang lalu lalang," ungkapnya.
Kronologi Penangkapan
Berikut ini adalah kronologi penangkapan KKL alias N (19) terduga pelaku buang bayi di Kelurahan Nangameting, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka.
KKL alias N dibekuk aparat Buser Polres Sikka Selasa 20 September 2022 di wilayah Kecamatan Talibura dan langsung dibawa ke Mapolres Sikka di Kota Maumere.
Kapolres Sikka, AKBP Filipe Nelson Dias Quintas, melalui Kasi Humas AKP Margono menjelaskan kronologi lengkap proses penangkapan terduga pelaku.
AKP Margono menjelaskan berdasarkan laporan kejadian tentang penemuan jasad bayi laki-laki pada hari Sabtu 17 September 2022 pukul 06.30 wita di Kali Mati Nangameting, Kelurahan Nangameting,Kecamatan Alok Timur, Sikka pihaknya langsung bergerak mencari terduga pelaku.
"Berdasarkan laporan kejadian tersebut, tim melakukan penyelidikan dan Pulbaket di sekitar tempat kejadian. Pada hari Sabtu, tanggal 17 September 2022 jam 07.00 Wita, tim mendatangani TKP untuk mengumpulkan informasi dan bertemu dengan bapak Lurah Nangameting, bapak Yulius Kenedi dan bapak Gregorius Bani,"ujar AKP Margono kepada TRIBUNFLORES.COM Rabu 21 September 2022.
Ia menjelaskan pada hari Sabtu, tanggal 17 September 2022 pukul 09.00 wita,Tim berkoordinasi dengan Jajaran Kanit Res Polres Sikka untuk membantu mengecek tiap Puskesmas atau Polindes yang berada di wilayah masing-masing.
Pada hari Sabtu, tanggal 17 September 2022 jam 16.00 wita,Tim mendapat informasi dari Kanit Res Waigete Aipda Agustinus Soa bahwa ada informasi dari ibu Kapus Boganatar bahwa ada salah satu warga desa Kringa yang baru datang dari Maumere yang dicurigai baru habis melahirkan dan kehamilannya tidak terdata di kebidanan Puskesmas setempat.
"Mendapat informasi tersebut, tim menuju ke desa Kringa untuk mengumpulkan informasi tentang yang bersangkutan. Setelah dilakukan Pulbaket, diketahui bahwa yang bersangkutan bersekolah di salah satu SMK di Kota Maumere, Kelas X dan berdomisili di sekitar TKP penemuan bayi dengan identitas KKL alias N 19 asal Desa K, Kecamatan Talibura,"ujar dia.
Baca juga: 3 Hari Sembunyi, Siswi Terduga Buang Bayi Diciduk Aparat Polres Sikka, Polisi: Cari Sampai di Hutan
Ia menjelaskan pada hari Minggu, tanggal 18 September 2022 tim yang di Pimpin oleh Kasat Reskrim AKP Nyoman Gede Triadi Putra, S.I.K, bersama Kanit Buser Aiptu L. Rudi Hartono dan anggota beserta Anggota Intelkam atas nama Bripka Yoseph Talu Goran, Bripka Ahcmad Rifai,dan Bripka Hendrikus Parus, melakukan pengecekan keberadaan terduga pelaku di Jalan Brai, Kelurahan Nangameting,Kecamatan Alok Timur, Sikka dan di Desa Kringa, Kecamatan Talibura.
"Pada hari Senin, tanggal 19 September 2022 pukul 11.00 Wita,Tim mendapat informasi dari informan yang berada di Desa Kringa bahwa terduga pelaku berada di Desa Kringa dan bersembunyi di kebun milik orangtuanya. Setelah mendapat informasi tersebut Tim langsung menuju ke Desa Kringa untuk melakukan pencarian,"ujarnya.
Ia mengatakan pada hari Senin, tanggal 19 September 2022 pukul 23.00 wita tim memutuskan untuk menghentikan pencarian terduga pelaku dikarenakan situasi dan kondisi di desa tersebut.
Lanjut dia, pada hari Selasa, tanggal 20 September 2022 pukul 15.00 Wita,tim kembali menuju Desa Kringa untuk melakukan pencarian namun saat dalam perjalanan,tim mendapat telepon dari ibu Kapus Boganatar bahwa terduga pelaku sudah kembali ke rumahnya.

"Setelah Tiba di Desa Kringa, tim langsung menuju ke rumah terduga pelaku untuk melakukan interogasi. Setelah dilakukan interogasi,terduga pelaku mengakui perbuatannya yakni melakukan aborsi di Kali Mati Nangameting,Kelurahan Nangameting,Kecamatan Alok Timur,Kabupaten Sikka,"ujarnya.
Ia mengatakan tim juga mengamankan barang bukti berupa pakaian yang digunakan pelaku saat melakukan aborsi.
Setelah itu, pelaku dan barang bukti diamankan dan dibawa ke Mako Polres Sikka untuk proses hukum selanjutnya.
Simpan Jasad Bayi
Sebelumnya, KRL alias N (19) siswi kelas X pada salah satu SMK di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, tega membuang bayi yang baru dilahirkannya di lokasi Kali Mati, Kelurahan Nangameting, Kecamatan Alok, Sabtu 17 September 2022 lalu.
Saat ini, KRL harus berurusan dengan polisi untuk dimintai keterangan mengenai kasus tersebut.
Ia ditangkap polisi setelah tiga hari dikabarkan bersembunyi di salah satu desa dalam wilayah Kecamatan Talibura,Selasa 20 September 2022 malam.
Informasi yang dihimpun TRIBUNFLORES.COM menyebutkan terduga pelaku menyimpan bayinya dalam kantong plastik.
KRL disebutkan menyimpan bayinya dalam kantong kresek pasca melahirkan.
Bayi dalam kantong kresek diletakan dalam kamar mandi berjarak sepuluh meter dari TKP.
KRL diduga membuang bayinya pada Pukul 02.00 dini hari, memanfaatkan situasi sepi. Bayinya baru ditemukan warga pada Pukul 06.30 atau hampir lima jam pasca dibuang, Sabtu 17 September 2022 pagi.
Saat dievakuasi polisi, kondisi bayi belum membiru dan masih ada tali pusat. Terdapat gumpalan ari-ari dan bercak darah membalut kepala dan badan korban.
Baca juga: Fakta-fakta Siswi Buang Bayi di Sikka, Niat Berangkat Sekolah Meski Fisik Sakit
Sejumlah aparat dari tim Buser Polres Sikka sempat kewalahan mencari keberadaan pelaku di lokasi persembunyian.
Proses pencarian dipimpin Kanit Aiptu Rudi Hartono sampai menyisir areal hutan wilayah setempat. Terduga ditangkap aparat saat hendak pulang ke rumahnya.
"Dia (terduga) sedang menuju ke rumahnya. Polisi mencarinya sampai di areal hutan," ujar Kasat Reskrim Polres Sikka, AKP Nyoman Gede.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, terduga KRL mengakui bahwa bayi tersebut adalah anak kandungnya.
Sampai saat ini, KRL masih ditahan di Mapolres Sikka untuk dimintai keterangan soal penemuan jasad bayi. Polisi belum mendapatkan motif terduga yang tega membuang bayinya sendiri.

Polisi juga masih menggali keterangan perihal bayi dibuang dalam kondisi sudah meninggal atau masih bernyawa.
"Kita masih lakukan penyelidikan awal. Belum ada keterbukaan dari yang bersangkutan," kata AKP Nyoman.
Nyoman menambahkan, meski KRL berstatus siswi kelas X namun tetap berurusan dengan hukum lantaran usianya sudah dewasa.
Sehari setelah terkuak seorang siswi diduga buang bayi, aparat kepolisian langsung melakukan investigasi di sebuah rumah berlokasi di RT 021/RW 01.
Polisi mencecar beberapa pertanyaan terhadap keluarga terduga untuk menemukan informasi secara akurat.
"Kita tidak menuduh, kita hanya mencurigai. Ini bagian dari tugas. Informasi yang kita dapat dari masyarakat menjurusnya kesini," ujar seorang polisi intel di rumah terduga.