Berita Sikka
AWAS akan Polisikan Ketua PAN Sikka, Philip Fransiskus: Saya Tidak Bisa Komentar, Saya Menghormati
Pernyataan Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Sikka, Philip Fransiskus menyebut media di Kabupaten Sikka nol dan tidak berkualitas.
Pernyataan Philips itu langsung ditimpali oleh ketua Simon Subandi dengan kata kata bahwa "Berita yang sebenarnya itu berita yang tidak diberitakan,".
Philips kemudian kembali menimpali bahwa menurutnya media hanya menuliskan satu lembaga dengan mengambil satu kejadian, lalu membuat generalisasi. Philips bahkan secara tegas menantang untuk kelas media di Sikka.
“Jadi, bagaimana media hanya menulis satu lembaga dengan mengambil satu kejadian lalu membuat generalisasi. Saya berani tantang untuk kelas media di Sikka, saya tantang saya tidak lari,” tegas Philip.
Atas pertanyaan Ketua DPD PAN Kabupaten Sikka, Philips Fransiskus tersebut, wartawan lenterapos.id, Vianey Tinton, saat itu spontan menjawab bahwa hal itu akan menjadi bahan refleksi bagi media di Kabupaten Sikka.
"Ini sebagai bahan refleksi untuk kami,” ujar Tinton datar sembari hendak meneruskan mewawancarai Donatus David.
Namun, lagi-lagi Philip menimpali bahwa dirinya siap menghadapi siapapun.
“Kalau untuk saya tidak lari, kalau anda siapa saya siapa? saya tidak lari, karena saya orang yang siap menghadapi siapapun dengan semua data, coba hari ini dibuka ini menyangkut dengan ini (data) anda mau berani buka? jujur dong. Di mana anda?" Ini nol ini, yang soal ini BKD,” ungkap Philip lagi.
Atas pernyataan Philip itu, Vianey Tinton pun langsung menimpali bahwa kalau soal terkait rekrutmen Nakes, media sudah menulis. Namun terkait RDP bersama BKD, Vianey Tinton mengatakan kalau dirinya tidak hadir.
Anggota DPRD Sikka dari partai Hanura Wenseslaus Wege pun langsung menimpali bahwa kalau tanpa DPRD, maka persoalan rekrutmen P3K Guru dan Nakes tidak akan mungkin selesai.
“Kalau tanpa DPRD persoalan guru dan Nakes tidak akan mungkin selesai," ujar Wens.
Philip kemudian mengajak untuk mendudukan persoalan sesuai dengan posisi dan tupoksi masing-masing. “Artinya begini, mari kita dudukan persoalan ini masing-masing dengan posisi dan tupoksi kita masing –masing,” ujar Philips.
Wawancara yang kemudian berjalan tidak kondusif itu berlanjut pada perdebatan antara Philip dan Karel Pandu sebagai wartawan Timex.
Di mana, Karel Pandu secara spontan merespon anggapan Philip yang saat itu mengatakan bahwa kualitas media di Sikka sangat rendah, sama dengan sampah bahkan lebih rendah dari sampah, sama dengan tai sapi bahkan lebih buruk dari tai sapi.
Menurut Karel, ungkapan itu tidak benar, karena media di Sikka juga mempunyai kontribusi bagi pembangunan di Sikka.
"Itu pernyataan terlalu kerdil. Tidak bisa begitu, media juga punya kontribusi bagi pembangunan daerah ini. Bahwa berita ditulis atau tidak, berita naik atau tidak itu urusan media itu sendiri. Memang wartawan dibayar oleh pemerintah atau daerah ini. Wartawan yang menjalankan tugasnya hanya taat atas pimpinannya,” tegas Karel.
Bacaan Injil Katolik Selasa 7 Februari 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan |
![]() |
---|
KOMODO GIFT, UMKM Binaan Bank NTT Kini Banjir Pengunjung Hingga Pejabat Negara |
![]() |
---|
Siswa SD Negeri Wegok di Sikka Ikut KBM dalam Ruangan Rusak, Dinding Roboh Atap Berlubang |
![]() |
---|
Proyek Jalan Lamanabi-Patisirawalang di Tanjung Bunga Flores Timur Belum Selesai Dikerjakan |
![]() |
---|
Lembata Butuh Pelayanan Imigrasi, Biaya Urus Paspor Kalau ke Kupang Habis Biaya Sampai 1 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.