Berita NTT

Cerita Rudi Tidak Punya Cita-Cita Jadi Pelukis hingga Ikut Pameran Internasional di Spanyol

Rudi Tidak Punya Cita-cita Jadi Pelukis dan akhirnya Ikut Pameran Internasional di Spanyol. Ini suatu kebanggan dan menjadi motivasi bagi yang lain.

|
Editor: Gordy Donovan
POS KUPANG.COM/HO-RUDIANSYAH
POSE - Rudiansyah berpose dengan salah satu lukisannya. Rudi Tidak Punya Cita-cita Jadi Pelukis dan akhirnya Ikut Pameran Internasional di Spanyol. Ini suatu kebanggan dan menjadi motivasi bagi yang lain. 

TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Tidak hanya melukis, seorang pelukis juga memerlukan ide ketika membuat karya tersebut. Jangan sampai karya yang dibuat oleh seorang pelukis tidak memberikan nilai bagi pecinta seni.

Menjadi pelukis tidak susah dan tidak mudah juga. Pelukis dengan ide-ide kreatif yang tentunya bermula dari sebuah gagasan menjadi matang, kemudian diangkat dalam sebuah karya lukisan, baik tema maupun judulnya. Tidak heran terkadang ide pelukis muncul sendirinya ketika melihat persoalan kehidupan, baik sosial maupun pengalaman pribadi sang pelukis.

Untuk gaya dan aliran seni lukis bermacam-macam bahkan banyak juga pelukis tidak terikat pada gaya atau aliran namun cenderung lebih bebas mengekspresikan konsep lukisannya seperti yang dilakukan seorang pelukis asal Pontianak, Kalimantan Barat, Rudiansyah.

Baca juga: Penyulingan Air Minum dari Uap Panas Bumi Rokatenda, Kearifan Lokal Kebanggaan Warga Palue di NTT

 

Sejak kecil senang menggambar dari Sekolah Dasar namun tidak memiliki cita-cita menjadi seorang pelukis. Hingga duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) menuju Sekolah Menengah Atas (SMA) aktif mengikuti ajang perlombaan sampai tingkat nasional cabang lomba seni lukis.

Kemudian melanglang buana ke pulau Jawa bersama pelukis Nur Dhami (DEMAK) dan beberapa pelukis senior lainnya. Banyak juga prestasi bidang seni rupa yang telah diraih diantaranya Juara 1 Nasional lomba kompetisi siswa (l.K.S) 2003.

"Awalnya saya tidak mempunyai cita-cita untuk menjadi pelukis, karna spontan saja saat kecil memang suka menggambar, walaupun tidak ada yang membimbing saya berusaha belajar sendiri, dari sekolah dasar sampai ke sekolah lanjutan pertama. Pengalaman pertama saya ikut lomba melukis yaitu di waktu SMP,"kata pria yang mengikuti pameran lukisan Internasional di Spanyol ini.

Saat mengikuti lomba melukis pertamanya ini, Rudi mendapat juara harapan satu. Walaupun menjuarai harapan satu, tidak membuatnya berhenti menggambar. Ketika memasuki SMA untuk mengasah kemampuan menggambarnya dengan memilih sekolah kejuruan KRIA, di sanalah ia mendapat ilmu dasar seni rupa. Karena untuk masuk jurusan KRIA harus bisa menggambar,membuat benda kerja yang akhirnya menjadi desain benda kerja yang akan di buat. Di masa SMA juga ia kerap terlibat mengikuti perlombaan poster,lukis,desain batik, merangkai bunga, karikatur.

"Di sinilah saya mulai tertarik pada seni rupa, saya sering membaca buku-buku seni rupa,membeli buku seni rupa di toko buku di kota yang saya tinggali,disitu juga saya mulai memahami, sejarah seni rupa, perkembangan seni rupa,paham dan aliran seni rupa,"ujarnya.

Rudiansyah lahir di Desa Anjungan Kabupaten Mempawah, kemudian hijrah ke kota Pontianak pada 1990. Lahir di desa dan tidak memiliki cita-cita menjadi pelukis apalagi dibimbing khusus untuk menjadi pelukis, dalam perjalanannya dalam seni lukis, Rudi juga dapat kesempatan beasiswa grafis sampai dengan Diploma 3, mengenyam pendidikan di Poliseni Jogjakarta atas prestasi yang diraih tingkat nasional di tahun 2003, namun kandas karena kurangnya biaya untuk pendidikan, dan akhirnya memutuskan untuk menjadi pelaku seni rupa sampai saat ini.

Meskipun putus di tengah jalan untuk menempuh Diploma 3 , tidak memupus harapan Rudi. Selalu aktif ikut pameran dalam daerah maupun nasional, membuat jasa lukis apa saja baik itu mural, desain, taman, kriya, lainnya sambil berkarir dan usaha alat lukis, menjual kanvas yang diproduksi sendiri beserta easel lukis yang diproduksi sendiri.

"Sebenarnya saya tak terikat dengan gaya dan aliran,saya lebih bebas dan ingin merdeka dalam konsep maupun teknis melukis, biasanya yang lebih paham itu orang yang akademis ,ketika melihat karya karya saya ber gaya apa dan jenis alirannya,"jelasnya.

Hampir semua objek dibuatnya baik pesanan maupun untuk koleksi pribadinya. Menariknya, dalam melukis, ia terinspirasi oleh air, selalu bergerak bebas,mengajarkan arti hidup bersabar, teguh, rendah diri,mampu memadamkan api.

"Saya melukis hampir semua objek saya buat. Terkhusus pada seni murni saya lebih banyak mengangkat manusia. dengan gaya khas saya bergelombang ketika melukis manusia,"ungkap pria kelahiran 3 Desember 1984 ini.

Khusus karya seni murni, ia lebih mengangkat tema masa depan yaitu pergeseran kehidupan manusia dengan majunya teknologi sekarang ini. Dengan adanya teknologi, semuanya dibuat mudah dan cepat yang menggelitik jiwa dan pikirannya untuk berfokus pada kenyataan yang dialami saat ini.

Dari kegigihannya, karya lukisnya pernah terjual saat ia dan teman-teman perupa lainnya menggelar pajang karya di sebuah hotel bintang 5 di kota yang ditinggalinya saat ini. Dari pajang karya itu, karyanya terjual Rp 15 juta dengan ukuran 300 x 150 cm meluncur ke negara Singapura.

Berbicara soal penjualan, karya seni lukis termasuk karyanya sulit terjual di kotanya. Gaya lukis yang dibuatnya masih sedikit asing di mata publik lokal,tetapi akan berbeda ketika dilihat wisatawan dari luar yang berada di hotel.

"Mereka lebih memilih karya saya, karena sangat berbeda dari karya-karya yang pernah mereka lihat di mana-mana,unik dan sedikit menggelitik dengan melihat bentuk figur manusianya. Dari keunikan itulah mereka ingin mengoleksi dan mengenal saya lebih banyak lagi,"tandasnya saat dihubungi POS-KUPANG.COM pada Rabu, 15 Maret 2023

Setiap karya lukisnya di-posting melalui Instagramnya dan untuk karya seni murni selalu dibedakannya Karena lebih menjelaskan personanya. Orang akan melihatnya melalui karya seni murni dengan gaya yang khas,warna-warna yang menantang dan sedikit irama lekukan bentuk-bentuk manusia yang tidak formal.

Sehingga keunikan itu mencuri perhatian orang melihatnya termasuk seorang kurator berkebangsaan Italy bekerja di galery m.a.d.s. spanyol yang langsung mengundang dan menawarkan untuk ikut dalam expo yang mereka gagasi. Awalnya Rudi menolak karena untuk mengikuti expo ini, ia harus menguras kocek sedikit untuk biaya registrasi. Menurutnya, selama ini ia lebih memilih pameran gratis ytetapu ketat dalam penyeleksian karyanya. Hal mengejutkannya adalah tidak semua seniman yang melamar ke Galeri m.a.d.s Spanyol bisa mengikuti expo bergengsi ini yang membuatnya menerima tawaran.

Baca juga: Perjuangan Warga Palue di NTT, Suling Uap Panas Bumi Gunung Rokatenda Dapatkan Air Minum Bersih

Galeri m.a.d.s Spanyol adalah salah satu besar dengan kuratorial profesional. Tak sedikit nama-nama seniman kelas papan atas yang diangkat dan lahir dari sini.

"Saya merasa terpanggil dan harus ikut,kurator itu telah menyatakan walau ini berbayar tetapi tak semua artis/ seniman yang melamar ke galeri m.a.d.s. untuk ikut pada pamerannya. Tak semudah itu juga harus lolos, karna kurator akan melihat kualitas karya dan keprofesionalan artisnya,"tandasnya.

Dalam menilai, Kurator lebih mencari seniman yang berbakat seperti dirinya yang langsung ditunjuk Kurator Italy itu. Meski harus mencari uang untuk mengikuti expo ini, Rudi ta berkecil hati. Ia mengungkapkan jika ini adalah salah satu bentuk perjuangannya selama bergelut di bidang seni rupa.

"Semoga ini adalah awal langkah yang baik. Harap pria yang sudah 2 kali mengikuti pameran internasional ini.

Untuk mengikuti pameran ini, Rudi mengeluarkan budget sebesar 320 euro per karya. "Bagi saya ini cukup mahal, tetapi saya lebih menghargai nilai sebuah karya seni, kita ingin berjuang tentulah memerlukan biaya,memerlukan modal,baik itu fisik maupun non fisik,ini bukan soal saya di janjikan terjualnya karya,tetapi ini soal cv diri saya.ini merupakan tawaran yang begitu mengangkat kita dalam pengakuan kekaryaan yang telah diakui oleh kurator luar maupun dalam. Terlebih karya saya bisa terjual itu merupakan bonus bagi saya,"lanjutnya.

Dalam pameran internasional ini, Rudi hanya mengirim satu karya saja, yang dianggapnya paling bagus dan sisanya orang di seluruh dunia akan bisa melihat pada akun instagram dan media sosialnya yang dicantumkan pada hari promosi galeri m.a.d.s. dan hari pembukaan pamerannya pada Kamis, 16 Maret 2023.(Pos Kupang.Com).

Berita TRIBUNFLORES.Com Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved