Semana Santa 2023

Semana Santa 2023, Wisata Religi yang Sangat Sakral, Prosesi Laut hingga Darat yang Unik

Semanta Santa Larantuka digelar kembali tahun 2023.Semana Santa wisata religi yang sangat sakral. Ikut prosesi Semana Santa 2023 di Larantuka.

|
Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-DOKUMEN KERAJAAN LARANTUKA
ILUSTRASI SEMANA SANTA - Semanta Santa Larantuka digelar kembali tahun 2023.Semana Santa wisata religi yang sangat sakral. Ikut prosesi Semana Santa 2023 di Larantuka. 

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Semanta Santa Larantuka digelar kembali tahun 2023.

Semana Santa sempat ditiadakan karena pandemi Covid.

Semana Santa merupakan wisata religi yang sangat sakral.

Saat Semana Santa ada yang dikenal dengan Prosesi Laut hingga Darat.

Baca juga: Semana Santa 2023, GEMPAR Flotim-Kupang Minta Semua Pemangku Kepentingan Ciptakan Suasana Kondusif

 

Inilah yang menjadi keunikan tersendiri saat semana Santa.

Tentang Semana Santa

Semana Santa atau Hari Bae adalah ritual perayaan Pekan Suci Paskah yang dilakukan selama tujuh hari berturut-turut oleh umat Katolik di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dikutip dari Wikipedia.org menyebutkan, kata semana santa berasal dari bahasa Portugis semana yang berarti "pekan" atau "minggu" dan santa yang berarti "suci".

Secara keseluruhan, semana santa berarti pekan suci yang dimulai dari Minggu Palma, Rabu Pengkhianatan, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci hingga perayaan Minggu Halleluya atau Minggu Paskah.

Semana Santa merupakan ikon dari Flores Timur dan menjadi daya tarik tarik tersendiri, baik bagi peziarah maupun wisatawan. Selain menggeliatkan ekonomi dan pariwisata, tradisi ini juga menjadi wujud toleransi antar umat beragama di Flores Timur.

Asal-usul

Pengaruh Portugis sangat terasa pada kehidupan umat Katholik di Larantuka. Hal inilah yang menyebabkan Larantuka juga disebut sebagai Nagi dan Kota Reinha (kota yang diberkati Maria).

Bahkan wilayah di pesisir pantai ini menjadi kota dengan sebuah wilayah gerejawi yang diatur oleh seorang uskup (Keuskupan) pertama di Pulau Flores sejak lima abad yang lalu.

Interaksi itu diawali ketika pada tahun 1511, yaitu setelah menaklukkan Bandar Malaka, kapal-kapal dagang milik Portugis berlayar menuju Kepulauan Maluku dan Kepulauan Banda untuk mencari rempah-rempah.

Sebagian kapal-kapal Portugis itu ada yang bergerak ke arah selatan dan ketika melewati Laut Flores dan Laut Banda, tepatnya ke wilayah Nusa Tenggara Timur.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved