Semana Santa 2023

6.000 Peziarah Diperkirakan Ikut Semana Santa 2023 di Larantuka Flores Timur NTT

Semana Santa atau Hari Bae adalah ritual perayaan Pekan Suci Paskah yang dilakukan selama tujuh hari berturut-turut oleh umat Katolik di Larantuka NTT

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-DOKUMEN KERAJAAN LARANTUKA
ILUSTRASI SEMANA SANTA - Semana Santa atau Hari Bae adalah ritual perayaan Pekan Suci Paskah yang dilakukan selama tujuh hari berturut-turut oleh umat Katolik di Larantuka. 6.000 Peziarah Diperkirakan Ikut Semana Santa 2023 di Larantuka Flores Timur NTT. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Semana Santa atau Hari Bae adalah ritual perayaan Pekan Suci Paskah yang dilakukan selama tujuh hari berturut-turut oleh umat Katolik di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dikutip dari Wikipedia.org menyebutkan, kata semana santa berasal dari bahasa Portugis semana yang berarti "pekan" atau "minggu" dan santa yang berarti "suci".

Secara keseluruhan, semana santa berarti pekan suci yang dimulai dari Minggu Palma, Rabu Pengkhianatan, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci hingga perayaan Minggu Halleluya atau Minggu Paskah.

Semana Santa merupakan ikon dari Flores Timur dan menjadi daya tarik tarik tersendiri, baik bagi peziarah maupun wisatawan. Selain menggeliatkan ekonomi dan pariwisata, tradisi ini juga menjadi wujud toleransi antar umat beragama di Flores Timur.

Baca juga: Semana Santa  2023, Petrus Ungkap Pernah Ada Korban Jiwa Karena Cari Tahu Tentang Patung Tuan Meninu

 

Diadakan Kembali

Setelah ditiadakan selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19, perayaan Semana Santa di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali digelar tahun 2023 ini.

Dikutip dari Kompas.id menyebutkan, ritual Katolik berpadu nuansa budaya lokal untuk menyongsong Paskah itu diperkirakan diikut 6.000 peziarah yang datang dari luar daerah.

Ketua Panitia Semana Santa Petrus Pedo Maran, lewat sambungan telepon pada Kamis (31/3/2023), mengatakan, pihak Keuskupan Larantuka, keluarga ahli waris Kerajaan Larantuka, serta pimpinan suku di Larantuka telah bersepakat untuk kembali menggelar Semana Santa. Pertimbangan utamanya adalah pandemi Covid-19 kini sudah reda.

Selama tiga tahun terhitung sejak 2020 hingga 2022, ritual keagamaan berbalut budaya lokal itu ditiadakan. Padahal, ritual peninggalan Portugis itu rutin digelar sejak abad ke-16.

Sekitar tahun 1550, misionaris Katolik dari ordo Dominikan memulai karya penyebaran agama di daerah itu.

Mengutip dari buku berjudul Panduan Prosesi Jumat Agung Larantuka, dikatakan bahwa terhitung satu minggu sebelum Paskah atau Minggu Palem, para peziarah sudah berdatangan ke Larantuka. Mereka berasal dari kabupaten/kota di NTT, sejumlah daerah di Indonesia, bahkan juga dari luar negeri.

Mereka mengikuti ritual keagamaan mulai Rabu Terewa atau Rabu Berkabung kemudian Kamis Putih dengan memilih beribadah di banyak gereja dan kapel Katolik di Larantuka. Puncaknya pada keesokan hari, Jumat Agung, saat mengenang penderitaan dan wafat Yesus Kristus demi menebus dosa seluruh umat manusia.

Kalau semua yang tersedia belum juga cukup, masyarakat membuka rumah mereka bagi tamu yang datang.

Ketika Jumat Agung atau warga setempat menyebutnya Jumat Besar, pada pagi hari dilakukan upacara jalan salib. Selanjutnya pada siang harinya dilakukan prosesi laut. Dalam prosesi itu, patung bayi Yesus dibawa dari Pantai Kota menuju Pantai Uce tak jauh dari Istana Kerajaan Larantuka.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved