Berita Ngada
Markisa Ungu Tanaman Khas Ngada Hampir Punah, DPRD NTT : Butuh Intervensi Pemerintah
Markisa ungu tanaman khas Kabupaten Ngada hampir punah, Ketua Komisi IV DPRD NTT, Angela Mercy Piwung, SH
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei
POS-KUPANG.COM, KUPANG- Markisa ungu tanaman khas Kabupaten Ngada hampir punah, Ketua Komisi IV DPRD NTT,Angela Mercy Piwung, SH menyampaikan hal tersebut membutuhkan intervensi Pemerintah Daerah.
"Sebenarnya, bukan hanya markisa ungu saja tanaman yang hampit punah, namun banyak tanaman pertanian endemik (khas/asli) Ngada, yang menjadi ciri pertanian Ngada yang hampir punah. Kondisi tersebut terjadi karena keterbatasan pasar, maka tidak dibudidayakan lagi oleh para petani Ngada. Hal ini butuh intervensi Pemerintah Daerah Ngada," kata Mercy Piwung kepada POS-KUPANG.COM kepada POS-KUPANG.COM, Senin 26 Juni 2023.
Mercy menyebutkan, adapun beberapa tanaman yang mulai punah dari Kabupaten Ngada yaitu labu jepang, terung isap dan advokat khas Ngada.
"Labu jepang dulu merambat hampir di semua wilayah Kota Bajawa, namun saat ini sdh tdk kelihatan. Ada pula terung isap dan advokad khas Ngada nyaris tdk kelihatan lagi saat ini," ungkap Mercy.
Baca juga: Kata Bupati Ngada Soal Festival Kuliner Lokal Lekoena, Makanan Itu Identitas !
Menurut Mercy Piwung, Pemerintah harus memiliki kemauan dan semangat untuk dituangkan dalam program kerja Daerah, lalu porsi anggaran (budgetting), dan dibahas bersama DRPD Kabupaten Ngada.
"Selain hal itu, harus ada sentra benih yang diambil dari markisa asli Ngada, bisa desain semacam pilot project pembenihan. Soal pembenihan harus bisa kerja sama dengan Perguruan tinggi, karena di sana banyak ahli benih pada Fakultas pertanian," ujar Mercy
Setelah menghasilkan anakan benih atau bibit, lanjut Mercy, maka akan dibagikan kepada para petani, lalu pada bagian terakhir, Pemerintah harus mengatur tata niaga melalui Dinas Perdagangan.
"Bila harga pasar bagus tentu petani akan terus bersemangat untuk membudidayakan tanamannya. Soal pengembangan lahan tanam, harus pada wilayah dengan syarat biofisik (curah hujan, jenis tanah, dll) yang cocok untuk budidaya markisa," tuturnya.
Lebih lanjut, Mercy menegaskan jangan hanya berharap saja kepada para petani untuk menanam, tetapi harus ada intervensi Pemerintah, dalam hal ini Dinas Pertanian untuk membudidayakan tanaman markisa tersebut.
"Perlu disiapkan PPL terlatih untuk pendampingan bagi petani agar petani terus bersemangat budidaya markisa (on farm) bisa juga petani disubsidi," katanya.
Mercy menambahkan, Tugas on farm atau kegiatan budidaya di kebun dilakukan oleh Dinas Pertanian bersama-sama dengan para petani. Kemudian, tugas Pemerintah lainnya yaitu cari pasar untuk atur tata niaga (off farm), dalam hal ini yang menjadi tanggung jawab itu Dinas Perdagangan.
"Bila produksi melimpah, perlu beri pelatihan bagi masyarakat tentang teknologi pasca panen, agar markisa tidak dijual secara gelondongan ke pasar. Namun, bisa diolah dulu jadi minuman segar berkemas, dan berlebel. Ini lagi-lagi tugas "off farm" oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan," tutupnya. (cr20)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Kukuhkan Forum Anak Manggarai Timur, Bupati Agas : Jangan Takut Bermimpi |
![]() |
---|
BREAKING NEWS : Sempat Hilang, Warga Carep Ruteng Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Tiwu Galang |
![]() |
---|
Kemenkumham NTT Adakan Klinik Kekayaan Intelektual Bergerak di Labuan Bajo |
![]() |
---|
Kata Bupati Ngada Soal Festival Kuliner Lokal Lekoena, Makanan Itu Identitas ! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.