Berita Ngada

Kepala Dinas Kesehatan Ngada Ungkap Kondisi Terkini Ketersediaan Dokter di Kabupaten Ngada

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada, Dr. Aty Due, mengungkapkan kondisi terkini ketersediaan dokter umum dan dokter spesialis yang bertugas

Penulis: Charles Abar | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/CHARLES ABAR
Kepala Dinas Kesehatan Ngada Aty Due. 

Ringkasan Berita:
  • Puskesmas di Ngada belum memiliki dokter spesialis; semua ditempatkan di RSUD Bajawa.
  • Jumlah dokter spesialis di RSUD Bajawa: 12 orang (8 ASN, 4 kontrak) dengan keahlian Anak, Obgyn, Bedah, Anestesi, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Radiologi, dan Kulit & Kelamin.
  • Sebagian besar dokter spesialis yang dibiayai pendidikan telah kembali mengabdi, hanya 3 belum aktif bertugas.

 

 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM,Charles Abar

TRIBUNFLORES.COM, BAJAWA-Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada Aty Due mengungkapkan kondisi terkini ketersediaan dokter umum dan dokter spesialis yang bertugas di wilayah Kabupaten Ngada.

Data tersebut menunjukkan gambaran menyeluruh terkait pelayanan kesehatan dan pemenuhan tenaga medis di fasilitas kesehatan daerah.

Aty Due menjelaskan bahwa hingga saat ini seluruh puskesmas di Kabupaten Ngada belum memiliki dokter spesialis. Seluruh tenaga spesialis ditempatkan terpusat di RSUD Bajawa untuk melayani pasien rawat inap, IGD, dan rawat jalan.

Menurutnya, jumlah dokter spesialis di RSUD Bajawa mencapai 12 orang, terdiri dari 8 ASN dan 4 tenaga kontrak.

Baca juga: Ahli Ungkap Kekerasan Berulang Bisa Naik Jadi Pembunuhan Berencana dalam Kasus Prada Lucky

 

 

Adapun rincian jenis keahlian mereka meliputi dua Spesialis Anak, dua Spesialis Obgyn, dua Spesialis Bedah, satu Spesialis Anestesi, satu Spesialis Patologi Klinik, satu Spesialis Patologi Anatomi, satu Spesialis Radiologi, serta satu Spesialis Kulit dan Kelamin.

“Semua dokter spesialis bertugas penuh di RSUD Bajawa. Untuk puskesmas memang belum ada dokter spesialis,” ujar Aty.

Ia menambahkan, terdapat satu dokter yang sedang menjalani pendidikan spesialis anestesi, didanai langsung oleh rumah sakit. Pemerintah daerah juga menyiapkan anggaran insentif bagi dokter spesialis sebesar Rp 3,24 miliar per tahun, sebagai bentuk dukungan untuk mempertahankan tenaga profesional di daerah.

Aty mengungkapkan, sebagian besar dokter spesialis yang dibiayai pendidikan oleh pemerintah telah kembali mengabdi di Ngada.

“Rata-rata biaya per tahun untuk pendidikan dokter spesialis sekitar Rp60 juta. Hampir semuanya kembali mengabdi. Hanya dua orang yang kini berada di luar Ngada, dan satu orang berada di dalam daerah namun belum kembali bertugas. Kami sudah berkoordinasi dengan Bagian Kesra untuk proses pemanggilan,” jelasnya.

Selain dokter spesialis, Kabupaten Ngada juga memiliki peningkatan jumlah dokter umum yang dibiayai pendidikan oleh daerah.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved