Berita Flores Timur

Ignasius Senang Bawa Duplikat Gading Gajah Temani Pejabat saat Festival Lewokluok

Mas kawin atau bahasa setempat disebut 'Belis' ini ternyata dibuat dari kayu. Warnanya mirip gading asli sukses membuat mata pengunjung terkecoh.

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
Ignasius Suku (20) membawa duplicat gading gajah saat Festival Lewokluok di Flores Timur, Senin 17 Juli 2023. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Ignasius Suku (20) tampak gagah membawa satu buah duplikat gading gajah di Festival Lewokluok, Desa Lewokluok, Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur, Senin 17 Juli 2023.

Mas kawin atau bahasa setempat disebut 'Belis' ini ternyata dibuat dari kayu. Warnanya mirip gading asli sukses membuat mata pengunjung terkecoh.

Ignasius menaruhnya tepat di atas bahu kiri. Dia didampingi belasan rekan membawa sirih pinang, minuman tradisional arak, dan sejumlah kerajinan tangan berbahan dasar daun lontar.

Mereka adalah siswa SMA Negeri 1 Demon Pagong turut menyambut rombongan pejabat daerah Flores Timur bersama delegasi Deputi Kemenparekraf RI.

Baca juga: Manfaatkan Lahan Kosong, Rutan Bajawa Raup Untung dari Hasil Panen Sayur Sawi

 

Busana baju kain hitam dengan motif ular naga dan sarung tenun membalut tubuh Ignasius bersama rekan pria dan perempuan. Rombongan mengular panjang dengan perkiraan 500 meter.

Ignasius mengaku dipercayakan pihak sekolah membawa duplikat gading gajah. Duplikat mahar untuk meminang dan memperistri perempuan itu diperoleh dari warga Lewokluok.

"Panjangnya mungkin 30 atau 35 centimeter. Saya senang karena ini kan budaya kita," ungkapnya saat diwawancarai.

Sebagai pelajar dan orang muda, Iganius pun tahu tentang gading sebagai bagian dari tradisi perkawinan orang Lamaholot. Momentum Festival Lewokluok dinilai menjadi ajang promosi budaya kepada pengunjung yang datang.

"Saya baru pertama ikut dan saya berharap, apa yang kita punya ini (budaya) semakin dikenal orang dan tetap lestari," katanya.

Kepala Desa Lewokluok, Yosep Ike Goran, mengatakan pergelaran festival untuk kedua kalinya ini tak terlepas dari prestasi membanggakan Lewokluok sebagai desa pariwisata budaya.

"Kita ditetapkan jadi desa pariwisata budaya sejak dua tahun lalu. Maka perlu ada dorongan dan tindak lanjut, salah satunya yaitu Festival Lewokluok yang diprakarsai masyarakat," katanya.

Menurut dia, pergelaran festival akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat, sekaligus menjadi ajang promosi tentang budaya kampung lewokluok sebagai peraih juara 1 kategori kampung adat terpupuler dalam API Award 2021.

Festival Lewokluok diselenggarakan selama dua hari, yaitu 17-18 Juli 2023. Banyak pameran dan antraksi budaya dipentaskan di atas panggung megah.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved