Breaking News

Berita Flores Timur

Sisi Positif Pemuda Dikeroyok Kades di Flores Timur yang Dianggap Arogan

"Kadang dapat Rp 100 ribu, tergantung. Kalau bayarannya oke maka kami juga dapat lebih," katanya kepada wartawan

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
Yohanes Bulet Koten (24) dan ibunya, Sisilia Motok Nitit (65) tiba di rumah setelah memberikan keterangan di Polres Flores Timur. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Yohanes Bulet Koten, pemuda asal Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur diduga dikeroyok kepala desa bersama perangkatnya sejak 17 Agustus 2023 lalu.

Pemuda 24 tahun ini dikeroyok di rumahnya karena diduga mengirim pesan ancaman kepada Pemdes Waibao, termasuk sikapnya yang dinilai arogan dan kurang ajar.

Banyak orang, termasuk pihak yang terlibat memukulnya, bersaksi kalau Yohanes selalu memutar musik tanpa mengenal waktu dan racing motor tengah malam.

Dibalik sikap negatifnya, Yohanes sejatinya juga punya perilaku baik. Pria kelahiran 23 Mei 1999 itu punya usaha sound system yang di dalamnya menghimpun pemuda tak punya pekerjaan tetap.

Baca juga: Ini Motif Kades dan Perangkat Desa di Flores Timur Aniaya Warga Hingga Bonyok

 

Pakomius Pati Belen (30), mengaku dirinya mendapat rejeki tambahan usai menjaga musik milik Yohanes di acara pesta.

"Kadang dapat Rp 100 ribu, tergantung. Kalau bayarannya oke maka kami juga dapat lebih," katanya kepada wartawan, Rabu 23 Agustus 2023.

Uang tersebut, tuturnya, sangat membantu membeli kebutuhan sehari-hari, selain mencari uang dari hasil melaut demi menghidupi anak istri.

"Saya cari ikan, kalau orang pakai musik dia biasa ajak saya," katanya.

Hal serupa pun diungkapkan, Lambertus Laru Kelen, sepupu Yohanes. Ia menilai saudaranya tidak pelit saat usahanya banyak pelanggan.

"Saya sudah putus sekolah, ikut dia bisa dapat uang sedikit-sedikit," tuturnya.

Pukul 11.00 Wita tadi, Yohanes dan ibu kandungnya, Sisilia Motok Nitit (65), masuk ke ruangan Pidum Polres Flores Timur untuk memberikan keterangan atas kasus dugaan pengeroyokan kepala desanya, Hironimus Raga Aran dan sejumlah perangkat desa.

Keduanya didampingi Kuasa Hukum, Kristo Kabelen. Mereka serius menempuh jalur hukum usai membuat Laporan Polisi (LP) pekan lalu.

Bekas luka tonjokan pada wajahnya masih terlihat jelas. Anak bungsu dari enam bersaudara ini mengaku kecewa karena pihak yang memukulnya tidak pernah datang ke rumahnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved