Berita Sikka

Ketua Sanggar Doka Tawa Tana : Budaya Leluhur Harus Tetap Dijaga Sampai Anak Cucu

Cletus mengaku kalau budaya leluhur harus terus dijaga sampai ke anak cucu sehingga tetap ada di Nian Tanah Sikka.

Penulis: Hilarius Ninu | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/ARIS NINU
SANGGAR DOKA TAWA TANA DARI DESA UMAUTA, KECAMATAN BOLA, KABUPATEN SIKKA. 

TRIBUNFLORES.COM MAUMERE- Cletus Beru, Ketua Sanggar Doka Tawa Tana dari Desa Wisata Umauta, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka mengisahkan perjalanan sanggar yang ia pimpin sudah berjalan sejak lama.

Cletus mengaku kalau budaya leluhur harus terus dijaga sampai ke anak cucu sehingga tetap ada di Nian Tanah Sikka.

Maka itu, Sanggar Doka Tawa Tana dari Desa Wisata Umauta, Kecamatan Bola kini terus dipertahankan dan telah melebar sayap dari tingkat kabupaten ke tingkat nasional bahkan luar negeri.

"Sanggar ini sudah ada sekitar tahun 1950-an. Awalnya dimulai oleh bapak Karolus Jawa. Sanggar ini berjalan terus hingga bapak Karolus Jawa meninggal di tahun 2010 dan dilanjutkan oleh anak-anaknya bersama dengan warga masyarakat di Desa Umauta," kata Cletus saat ditemui di SCC Maumere, Kamis, 24 Agustus 2023 siang.

 

Baca juga: Festival Toja Me di Lela, Momentum Ajak Anak Muda Lestarikan Warisan Budaya Sikka

 

 

Ia mengungkapkan, Doka Tawa Tana dalam bahasa krowe memilikki makna antara lain Doka yang berarti emas, tawa yang berarti tumbuh, dan tana yang berarti tanah.

"Jadi kita mengangkat budaya leluhur, warisan leluhur disederajatkan dengan nilai emas. Karena ini merupakan emas buat kita semua, maka dari itu budaya leluhur harus diwariskan kepada kita semua sehingga tidak punah ditangan kita," ujarnya.

Tak hanya itu sanggar Doka Tawa Tana, sudah sering tampil di lokal, kabupaten, nasional bahkan internasional.

"Kemarin kami ke Kuala lumpur dan kembali pada bulan Juli kemarin, tidak hanya itu sanggar ini kalau saat para pembesar datang untuk kunjungan kerja ke Kabupaten Sikka maka kami dipanggil untuk tampil. Dinas Pariwisata yang selalu memnggil kami untuk tampil, menerima dan menghibur para tamu yang hadir di kabupaten ini," pungkasnya.

Ia mengungkapkan, ada beberapa tarian tradisional yang merupakan warisan leluhur dan dipertahankan oleh Sanggar Doka Tawa Tana yaitu Tarian Tua Rata Leo yang merupakan tarian perang, Tarian Lero yang merupakan tarian bercocok tanam, Tarian Leke untuk pembangunan rumah, dan pesta adat dan Tarian Lolo yang merupakan tarian untuk ucapan rasa syukur dan terima kasih.

"Masih banyak lagi tarian-tarian tradisi yang masih dipertahankan oleh sanggar Doka Tawa Tana," paparnya.

Ia menjelaskan, Sanggar Doka Tawa Tana beranggotakan hampir ratusan orang yang terdiri dari 2 kampung.(ris)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved