Pedagang Kaki Lima

Fredo dan Gonsi, Pedagang Kaki Lima Pasrah Menanti 'Digusur' dari Jalan Wairklau Maumere

Rencana Pemerintah Kabupaten Sikka menggusur pedagang kaki lima di depan RSUD Maumere di ruas Jalan Wairklau, Kota Maumere mendatangkan kecemasan.

Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM/ARIS NINU
Pedagang kali lima (PKL) menjajakan dagangan di luar pagar RSUD Maumere, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Rabu malam 29 November 2023. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Aris Ninu

TRIBUNFLORES.COM,MAUMERE-Jarum jam menunjukkan pukul 00.30 Wita, Rabu, 29 November 2023. Dua orang  perempuan masih setia menunggu pembeli di Jalan Wairklau, Kota Maumere atau tepatnya di depan RSUD Dr.TC.Hillers Maumere.

Kedua perempuan itu, Fredo dan Gonsi. Sudah setahun ini, mereka membuka kios menjual makanan dan minuman ringan di depan RSUD Maumere. Ada nasi kuning, kopi dan aneka minuman serta makanan ringan bagi pengunjung dan keluarga pasien di RSUD Maumere.

Belakangan ini, Fredo dan Gonsi sedang dilanda kecemasan karena Pemkab Sikka akan melakukan penertiban PKL di jalan dan tempat umum.

Kecemasan itu membuat keduanya hanya pasrah, tak bisa berbuat banyak. Sat Pol PP Sikka termasuk Penjabat Bupati Sikka telah menemui PKL di RSUD Maumere agar bisa pindah dari depan rumah sakit. Pemkab Sikka  memberikan harapan kalau PKL  akan dicarikan lokasi dan bangunan yang layak untuk berjualan.

Baca juga: Pemkab Sikka Tutup Pasar Wuring Jumat 1 Desember 2023

 

 

Baik, Fredo dan Gonsi, warga Kecamatan Waigete ini ketika ditemui TRIBUNFLORES.COM, Rabu, 29 November 2023 dini hari mengisahkan jatuh bangun usaha mereka  agar bisa tetap ada dan tidak ditertibkan pemerintah.

"Kami sudah bertemu pemerintah melalui Pol PP dan Penjabat Bupati Sikka. Kami minta keringanan dan kebijakan yang terbaik bagi kami. Kami mau tetap jualan. Kalau pemerintah siapkan lahan dan bangunan kami siap sewa. Asal kami tetap jualan di kompleks rumah sakit. Kami ini juga bantu keluarga pasien kalau datang menjenguk keluarga yang sakit. Kami jualan juga tidak mahal dan hanya mau bantu keluarga pasien. Kami ada 10 PKL. Bangunan ini kami buat sendiri. Sekarang mau tertibkan kami pasrah. Tetapi tolong cari kami tempat lagi biar kami tetapan jualan," kata Mama Fredo dari dalam pondok jualannya.

Kedua ibu ini mengaku tidak bisa berbuat banyak kalau pemerintah sampai menertibkan usaha mereka di depan rumah sakit. Mereka juga setuju ada penertiban tapi harus ada solusi agar usaha mereka jangan mati begitu saja.

"Kami sudah jualan lalu kami mau pindah ke mana lagi. Mau jualan di mana lagi kalau bukan di kompleks rumah sakit. Kalau bisa ada bangunan di samping atau di belakang kami diijinkan bisa buka usaha," papar Mama Gonsi.

Baca juga: BREAKING NEWS: Nelayan Temukan Jasad Terapung di Perairan Waigete, Sikka

Dalam kepasrahan itu, kedua ini terus meminta Pemkab Sikka memberikan jalan terbaik agar tidak mematikan usaha warganya sendiri.

Pantauan TRIBUNFLORES.COM di depan RSU Maumere, ada 10 PKL. Bangunan PKL dibangun seadanya menggunakan seng bekas dan berdinding tripkes. Bangunannya berjejer di dekat pagar bagian depan rumah sakit.

Mereka berjualan dari pagi sampai malam mengunakan penerangan listrik sehen. Setiap malam tetap berjualan sampai pagi. Sesekali ada yang datang membeli nasi bungkus dan memesan kopi serta membeli rokok.

Bangunan PKL ini dekat dengan trotoar di Jalan Wairklau Maumere dan juga ada pepohonan angsono yang rindang di depan jalan.

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved