Berita Nagekeo

Warga Alorawe Bersyukur Bupati Nagekeo Tepati Janji Bangun Jembatan, Kini Tak Susah Lagi

Saat Bupati Don menggunting putus pita di atas konstruksi jembatan rangka baja bercat hitam-kuning sepanjang kurang-lebih

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES. COM/HO-IST
RESMIKAN JEMBATAN - Bupati Nagekeo, dr. Johanes Don Bosco Do bersama masyarakat meresmikan jembatan Alorawe di Desa Alorawe Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, Selasa 19 Desember 2023. 

Menurut Bupati Don, meretas isolasi fisik seperti akses jalan dan jembatan memang penting, namun jauh lebih penting masyarakat memerangi isolasi pikiran agar keberadaan sarana-prasarana tidak malah mempercepat proses penjajahan ekonomi lainnya karena ketimpangan pengetahuan dan permodalan. Menurutnya, di tengah berbagai isolasi fisik akibat tantangan topograf yang ekstrem, Masyarakat Alorawe terbukti memiliki pikiran yang tidak terisolasi saat ini.

"Pikiran orang Alorawe tidak terisolasi. Pikiran tidak bisa dipenjarakan dan saat ini Saya yakin orang Alorawe sudah bagus," ungkap Bupati Don.

Ia memberikan pandangan bahwa dengan sumberdaya manusia yang mumpuni yang didukung dengan semangat gotong-royong, solusi terhadap persoalan seberat apapun lebih mudah ditemukan.

Oleh karena itu di masa kepemimpinannya, literasi digencarkan. Di Desa Alorawe saat ini sedang dibangun sarana dan prasarana pendidikan.

Perbincangan penganggaran di ruang DPRD maupun pemberitaan media masa sudah terjadi berulang kali, jauh sebelum masa pandemi covid-19. Selalu saja tidak cukup anggaran. Bahkan, Bupati Don sendiri pernah menghadap dan mendengar langsung informasi Kepala Balai Jalan Wilayah NTT Tahun 2020.

Jembatan gantung yang dijanjikan keburu dipangkas oleh pemerintah pusat.

Terus bergerak dan selalu bertindak efektif seperti yang dilakukan dalam membenahi Pasar Danga satu tahun sebelumnya, pada pertengahan Tahun 2020, Bupati Don langsung menggagas gotong-royong pendanaan.

Luar biasanya, pembangunan Jembatan Alorawe dimungkinakn karena adanya kolaborasi teknis, manajerial dan pembiayaan dari masyarakat dan pemerintah desa, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi. Ini tidak umum karena membutuhkan visi dan pola pikir yang tepat.

Biayapun ditekan sampai dengan mendekati 1 Miliar.

Sementara itu mantan Penjabat Kepala Desa Alorawe, Adrianus Ema, menjelaskan melalui Forum Musrenbangdes didorong pembiayaan senilai 500-an juta untuk pembangunan fondasi dan TPT.

Selanjutnya Pemda Nagekeo melalui Dinas PUPR membiayai upah pemasangan dan pengelasan senilai 90 juta beserta mobilisasi rangka baja milik Pemerintah Provinsi dari Jembatan Wakasa Desa Aeramo.

Yang terakhir, karena bencana alam, BPBD melakukan pengamanan konstruksi jembatan dengan memangun tembok penyokong senilai 400 juta.

Semusim sudah sepeda motor, mobil ambulance, pickup maupun truk bebas datang dan pergi ke Pasar, Puskesmas maupun Rumah Sakit meskipun melalui jalan rabat beton yang belum sempurna di Desa Tengatiba Kecamatan Aesesa Selatan.

Dari sisi efisiensi dan efektivitas, pilihan titik bangunan tidak lagi jatuh di tempat lama ke arah Desa Dhereisa Kecamatan Boawae. Harus berada lebih ke utara yang memiliki bentangan jauh berkali-kali lipat lebih sempit.

Masyarakat setempat telah lepas dari penderitaan panjang sebagaimana sampai hampir bosan ditulis media massa maupun medos. Mereka tidak lagi menggotong jenazah menyeberangi bentangan hulu sungai Aesesa seluas 100 m atau memikul sepeda motor serta menyiapkan pakaian ganti jika hendak keluar-masuk kampung.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved