Berita NTT

Tak Ada Sinyal dan Listrik Sering Padam, Siswa SD di NTT Ikut Simulasi Olimpiade di Hutan

Yunindy menjelaskan, hilangnya sinyal bertepatan dengan akan digelarnya olimpiade sains, sehingga para siswa harus mencari sinyal untuk akses internet

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
KOMPAS.COM
IKUT UJIAN - Lima orang siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) Negeri Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) terpaksa mengikuti simulasi Olimpiade Sains Nasional (OSN) di hutan. Hal itu dilakukan karena tak ada sinyal telekomunikasi dan listrik sering padam di wilayah mereka. 

TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Lima orang siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) Negeri Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) terpaksa mengikuti simulasi Olimpiade Sains Nasional (OSN) di hutan.

Hal itu dilakukan karena tak ada sinyal telekomunikasi dan listrik sering padam di wilayah mereka.

Wali Kelas V SDN Manubelon Yunindy Funay membenarkan itu.

"Kami di sini sinyal hilang total, kalau listrik, tadi sudah nyala, tapi sinyal belum ada. Susah satu minggu," kata Yunindy kepada dikutip dari Kompas.com, Jumat (15/3/2024).

Baca juga: Sedih, Sudah Tiga Tahun, Siswa SD di Sikka KBM di Rumah Warga 

 

Yunindy menjelaskan, hilangnya sinyal bertepatan dengan akan digelarnya olimpiade sains, sehingga para siswa harus mencari sinyal untuk akses internet.

Pencarian sinyal pun tidak mudah karena mereka harus menyusuri hutan dan melintasi sungai. Perjalanan ditempuh sejauh dua kilometer.

Menurut Yunindy, hanya beberapa titik lokasi ditemukannya sinyal dan itu pun hanya di pinggir sungai.

"Kami akhirnya dapat sinyal di dalam hutan dekat pinggir Sungai Taen. Kami mulai simulasi dari kemarin hingga saat ini," kata Yunindy.

Lantaran masalah sinyal, lanjut Yunindy, simulasi seleksi pertama dari tingkat sekolah ke tingkat kota dan kabupaten hingga nasional, terpaksa dibatalkan.

Padahal kata dia, jadwalnya baru selesai pada Sabtu (16/3/2024) mendatang.

Meski begitu, jika jaringan pulih maka akan dilanjutkan.

Baca juga: DBD Renggut Nyawa 2 Warga Sikka, 22 Orang Dirawat di RSUD TC Hillers Maumere

Yunindy berharap, persoalan itu secepatnya diatasi sehingga tidak menghambat aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolahnya.

Yunindy menjelaskan, untuk daerah-daerah terpencil seperti di Amfoang persoalan listrik dan sinyal menjadi kendala utama untuk beraktivitas di sekolah.

"Pekerjaan kami ini membutuhkan kedua media tersebut. Nah kalau terjadi seperti ini pasti akan terhambat. Kalau sekarang di sini listrik padam sinyal juga ikut hilang. Malah kadang listrik sudah menyala tapi sinyal tetap hilang," ungkap Yunindy.

Hingga saat ini, kata Yunindy, kondisi ini menjadi pertanyaan besar bagi dia dan warga lainnya.

"Oleh karena itu besar harapan kami agar pihak pemerintah dan juga pihak-pihak terkait lainnya bisa menanggapi hal tersebut, karena walaupun di tempat terpencil tapi kami sangat membutuhkan sinyal," kata Yunindy. 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved