Budidaya Mutiara di Lembata
Nelayan Teluk Lewoleba Gelar Aksi Jilid 2 Tolak Kehadiran Perusahaan Mutiara
Aliansi Nelayan Teluk Lewoleba membawa masa lebih banyak melakukan demonstrasi memorotes rencana budidaya mutiara di Teluk Lowoleba.
Penulis: Ricko Wawo | Editor: Egy Moa
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Ricko Wawo.
TRIBUNFLORES.COM,LEWOLEBA-Aliansi Nelayan Teluk Lewoleba (ANTL) kembali menggelar unjuk rasa jilid II di Kantor Bupati Lembata, Lewoleba, Senin, 25 Maret 2024 pagi
Kali ini mereka datang dengan jumlah massa yang jauh lebih banyak. Tiba di gerbang Kantor Bupati Lembata Pukul 10.00 WITA, massa g menerobos palang pintu dan berjalan masuk ke halaman kantor.
Petugas Satpol PP yang tengah berjaga di pintu gerbang tak kuasa menahan laju masa yang mendobrak gerbang. Massa berjalan merangsek masuk ke halaman depan Kantor Bupati Lembata.
Selain nelayan, aksi unjuk rasa ini juga diikuti oleh ibu-ibu penjual ikan dan masyarakat nelayan lima desa dari wilayah Tanjung, Kecamatan Ile Ape yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Tanjung (Aparat).
Baca juga: Tiga Putra Lewotolok - Lembata Tembus Parlemen Periode 2024-2029
Terik matahari tidak mengurangi semangat mereka untuk menggelar aksi di tengah bulan puasa. Mereka hanya menuntut pemerintah membatalkan izin investasi budidaya kerang mutiara di Teluk Lewoleba.
Penjabat Bupati Lembata Matheos Tan tidak berada di tempat. Matheos sedang bertugas ke Desa Nubahaeraka, Kecamatan Atadei untuk meresmikan air minum di sana.
Para pengunjuk rasa mengaku kecewa lantaran Matheos Tan dianggap mengabaikan tuntutan mereka ini. Sebelumnya, saat aksi unjuk rasa jilid I pada 14 Maret lalu, ANTL menuntut Matheos Tan untuk menandatangi surat pernyataan menolak investasi budidaya kerang mutiara.
“Kami bertahan di sini sampai Penjabat Bupati Lembata pulang dari kunjungan di Atadei. Ini mental pemimpin yang tidak baik karena menghindari masyarakat. Dengan aksi unjuk rasa jilid satu, harusnya Penjabat memprioritaskan untuk bertemu dengan kami,” kata Heri Tanatawa Purab, orator ANTL.
Baca juga: Film Muro Karya Sineas Lembata Yoris Wutun dan Alfred Wurin Raih 2 Penghargaan di Kanada
Matheos sebelumnya telah menyatakan dukungannya untuk investasi budidaya mutiara oleh PT Mutiara Adonara. Ia bahkan mengatakan bahwa tugasnya adalah mengamankan keputusan pemerintah pusat memberikan izin investasi untuk PT Mutiara Adonara.
Penjabat Bupati Lembata, Matheos Tan diduga berbohong soal dukungan lima desa di Tanjung terhadap PT. Mutiara Adonara.
Hal ini disampaikan oleh Koordinator Aliansi Masyarakat Peduli Tanjung (APARAT), Ruslan Lamahoda dalam orasinya di depan Kantor Bupati Lembata.
Ruslan menduga, dukungan lima desa terhadap investasi budidaya kerang mutiara yang disampaikan Penjabat Bupati Lembata,Matheos Tan di Tanjung adalah pembohongan.
Baca juga: Kalapas Lembata Ikut dalam Pencanangan Pelayanan Publik Berbasis HAM di Kupang
Untuk itu, Ruslan mengajak masyarakat untuk memulangkan Matheos Tan ke Jakarta.
“Mari kita perjuangkan pulangkan dia ke tempat asalnya (Kemendagri). Dia tidak merasakan jerih-payah kita selama ini menggarap hasil di laut di teluk Lewoleba dan daerah Nereng dan sekitarnya,” jelas Ruslan.
Lima desa di Tanjung yang selama ini menggarap dari hasil laut Teluk Lewoleba telah menghasilkan banyak sarjana.
Sehingga masyarakat di Lima desa ini telah melakukan penolakan dengan cara yang berakhlak dan beretika. Namun, cara yang berakhlak dan beretika tersebut tidak diindahkan oleh Penjabat Bupati Lembata.
Baca juga: Budidaya Mutiara di Lembata Kantongi Izin PMA , DKP NTT Tak Diberitahu
“Hari ini kita sedang dibohongi Penjabat kita ini. Sudah ada kongkalikong Penjabat dan dengan investor,” ujar Ruslan.
“Saya kecewa berat dengan pernyataan Penjabat Bupati dalam Musrembang kemarin. Seolah-ola beliau sedang mengadu kami dengan aparatur keamanan negara. Kami tidak takut dengan bintang bintang-bintang itu," sambungnya.
Menurut Ruslan, pernyataan Bupati Lembata yang diduga mengancam masyarakat dengan mendatangkan jenderal telah membuat masyarakat gelisah.
Namun, yang perlu diketahui oleh Matheos Tan adalah APARAT tidak takut dengan jenderal yang akan didatangkan oleh Matheos Tan.
Baca juga: Polres Lembata Tetapkan Tersangka Pengeroyokan Guru SMAN 1 Nubatukan
Ruslan menduga, hadirnya Matheos Tan di bumi Lembata ini seperti jin yang meresahkan masyarakat Lembata.
Proyek mutiara ini diduga cacat prosedur sebab Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi NTT membantah telah mengeluarkan izin untuk PT. Mutiara Adonara.
Meskipun demikian, pembukaan lahan untuk wilayah Nereng sudah dilakukan dan material untuk budidaya mutiara itu sudah ada di Lembata.
Ruslan mengingatkan, wilayah yang hendak digunakan untuk budidaya mutiara itu merupakan wilayah sejarah yang telah memakan darah yang konfliknya belum selesai sampai hari ini yaitu Perang Nereng. *
Aliansi Nelayan Teluk Lewoleba
Perusahaan Mutiara di Lembata
Demo nelayan Lembata
Kantor Bupati Lembata
Jadwal Kapal Ferry di NTT Lengkap dengan Rute dan Jam Keberangkatan Selasa 26 Maret 2024 |
![]() |
---|
Dinas Peternakan Provinsi NTT Dorong Bupati Pakai Dana Desa Belanja Vaksin Rabies |
![]() |
---|
Pemkab Sikka Sampaikan Capaian Indikator Kinerja Utama Daerah Tahun 2023 |
![]() |
---|
Pelajar SMPK Stanislaus Borong Matim Pahami Moderasi Beragama Sejak Dini |
![]() |
---|
Imigrasi Maumere Pendataan Anak Berkewarganegaraan Ganda Terbatas dan Koordinasi ke Disdukcapil Ende |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.