Idul Fitri 2024
Calon Guru Agama Katolik Keuskupan Atambua Ikut Malam Takbiran
Kebersamaan sesama umat beragama dalam setiap perayaan keagamaan menjadi sesuatu yang terpisahkan dalam kehidupan bersama masyarakat di NTT
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon.
POS-KUPANG.COM,KEFAMENANU-Sejumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pastoral (STIPAS) Santo Petrus Keuskupan Atambua mengikuti pawai malam takbiran di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Selasa, 9 April 2024. Pawai dimulai dari Masjid Agung Nurul Falah, Masjid Jami Al-Muhajirin dan Masjid Al Mujahidin.
Keikutsertaan mahasiswa-mahasiswi ini merupakan sesuatu yang unik. Pasalnya, mereka adalah para calon guru Agama Katolik yang sedang mengenyam pendidikan di STIPAS Santo Petrus Keuskupan Atambua.
Adelbertus Ewaldus Nabu, mahasiswa STiPAS mengatakan keikutsertaan mahasiwa semester empat merupakan salah satu tugas yang diberikan ni oleh lembaga pendidikan mereka sebagai pengabdian kepada masyarakat (PKM).
Tujuan kegiatan ini adalah hadir bersama dalam segala kegiatan masyarakat khususnya di Kota Kefamenanu. Kegiatan ini diwajibkan kepada mahasiswa lembaga tersebut.
Baca juga: Kejari TTU Ungkap Hasil Perhitungan Kerugian Keuangan Sementara Dana Desa Manunain B
"Ini untuk melakukan dialog intra dan inter religius artinya bersama-sama membangun hubungan dan komunikasi dengan agama lain,"ucapnya.
Ia mengaku terkesan dengan momentum pawai itu. Hal ini menjadi edukasi bagi mereka untuk melatih mereka sebagai seorang penganut Agama Katolik yang baik dalam memupuk persaudaraan.
Ketua MUI Kabupaten TTU, Drs. Haji, Muhammad Ali Kosah mengakuikehadiran mahasiswa-mahasiswi STIPAS St Petrus Keuskupan Atambua ini bukan hal baru. Setiap tahun mereka mengikuti rangkaian kegiatan pelaksanaan pawai malam takbiran maupun Sholat Ied berjamaah.
Di sisi lain, kata Haji Muhammad Ali Kosah,dia sangat sering berdialog dan membangun komunikasi serta berbincang-bincang dengan mahasiswa-mahasiswi STIPAS Santo Petrus Keuskupan Atambua.
Baca juga: OTK Teror Warga Mengaku Jaksa Kejari TTU, Hendrik: Jangan Pernah Menanggapi
"Jadi Romo sering undang saya untuk dialog dengan mereka,"ujarnya.
Dialog tersebut, lanjutnya, berkaitan dengan keberagaman, toleransi antar umat beragama dan menghargai perbedaan.
Ia menegaskan kerukunan dan toleransi umat beragama di TTU merupakan salah satu yang terbaik. Pasalnya, tokoh-tokoh agama di Kabupaten TTU yang tergabung dalam FKUB sangat sering membangun komunikasi, interaksi dan koordinasi. Aspek-aspek positif tersebut akan selalu dihidupi dan dilaksanakan untuk terus menjaga kerukunan dan toleransi. *
sumber: pos-kupang.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/MAHASISWA-STIPAS-DI-KEFAMENANU.jpg)