Berita Lembata

Kepala Dinas Pertanian Kanis Tuaq Berhasil Tahan Uang Miliaran Rupiah Tidak Keluar Dari Lembata

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata, Kanisius Tuaq (Kanis Tuaq) berhasil menahan uang sekitar Rp15 miliar di Lembata.

Editor: Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata Kanis Tuaq (baju dinas coklat) saat menerima penghargaan inovasi Mader Apung dari Lembaga Administrasi Negara (LAN). Penyerahan dilakukan oleh Asisten Pemerintahan Setda NTT Erni Usboko.  

TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA-Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata, Kanisius Tuaq (Kanis Tuaq) berhasil menahan uang sekitar Rp15 miliar di Lembata. 

Kanis Tuaq kepada wartawan mengatakan, Lembata merupakan kabupaten kepulauan yang memiliki karakteristik ekonomi yang berbeda dengan tempat lain yang dapat menjadi daerah transit. 

“Daerah ini (Lembata) merupakan daerah kepulauan bukan daerah transit. Oleh karena itu kita menjaga uang tidak keluar karena uang masuknya susah,” ungkap Kanis Tuaq pada Selasa, 21 Mei 2024.

Untuk itu, sebagai Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kanis Tuaq melalui program inovasi Mader Apu mencoba menahan uang keluar dari Lembata dan dapat berputar di dalam Lembata. 

Baca juga: Dinas Pertanian Lembata Masuk Top 10 Penghargaan dari LAN

 

Sebab menurutnya, Lembata dalam urusan konsumsi telur ayam dalam setahun telah membelanjakan uang sebesar Rp30an miliar ke luar Lembata. 

“Kebutuhan kita di Lembata ini lebih banyak kita bawa dari luar. Sehingga sekitar 30an miliar ke luar akibat kita beli telur ayam dari luar,” jelas Kanis Tuaq. 

Lanjutnya, dengan program inovasi Mader Apu yang dikerjakan sejak 2018, Kanis Tuaq berhasil membangun peternakan ayam petelur dan ayam pedaging dari nol populasi menjadi 20 ribu populasi. 

Artinya produksi ayam petelur dan pedaging di Lembata sudah mencukupi separuh dari kebutuhan konsumsi di Lembata. 

 

Baca juga: 11 Puskesmas di Flores Timur Sabet Predikat Paripurna Survei Akreditasi

 

“Dari 30 miliar itu separuhnya sudah kita tahan di dalam sini. Nah itu yang saya bilang kita meningkatkan ekonomi dengan potensi yang ada itu dengan salah satunya Mader Apu itu,” jelasnya. 

Kanis Tuaq mengatakan, sejak pertama ia membangun demplot di beberapa titik. Inovasi ini kemudian menarik perhatian peternak. Mereka datang dan belajar tentang Mader Apu kemudian direplikasi dalam kelompok atau perorangan. 

“Juga kelompok bumdes yang ada di desa-desa mereka sendiri mencoba dan berhasil sehingga sampai dengan hari ini populasi ayam petelur kita itu dari nol populasi naik menjadi 18 ribu sampai 20 ribu sekarang,” jelasnya. 

Lanjut Kanis Tuaq, Kabupaten Lembata saat ini masih membutuhkan sekitar 20 ribu populasi lagi untuk menuju mandiri. Jika ada sentuhan kebijakan lagi maka Lembata bisa mandiri dan menahan uang Rp30 miliar keluar Lembata dari konsumsi telur ayam.

Untuk diketahui, melalui inovasi Mader Apu ini, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata mendapatkan penghargaan sebagai TOP 10 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KONI YANLIK) Provinsi Nusa Tenggara Timur 2023. Penghargaan ini diterima oleh Kanis Tuaq pada Rabu 08 Mei 2024.

 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved