Krisis Air Bersih di Manggarai Timur

20 Tahun Krisis Air Bersih, Warga Rengkam Manggarai Timur Sering Timba Air Sisa dari Sawah

Namun situasi terkini kian mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, debit air di sumber mata air kampung tersebut kian menurun.

Editor: Gordy Donovan
KOMPAS.com/HODok Warga Desa RengkamCharles Marsoni
TIMBA AIR - Warga Kampung Tapok, Desa Rengkam, Kecamatan Lamba Leda Timur, Manggarai Timur, NTT, Senin, (25/3/2024) menimba air minum di aliran jaringan bambu. 

TRIBUNFLORES.COM, BORONG - Dua dekade sudah berjalan, warga Kampung Ujung Topak, Desa Rengkam, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih mengalami krisis air minum bersih.

Situasi ini menambah beban hidup mereka, terutama kaum perempuan. Sebab, mereka harus pergi menimba air minum di saluran berjaringan bambu.

Sejatinya, krisis air minum bersih ini bukan hal baru bagi warga di pelosok Manggarai Timur tersebut.

Namun situasi terkini kian mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, debit air di sumber mata air kampung tersebut kian menurun.

Baca juga: Manggarai Timur Masih Punya 28 Desa Tertinggal, 10 Sudah Kategori Desa Maju

 

Hal ini dijelaskan Charles Marsoni kepada Kompas.com dikutip TRIBUNFLORES.COM Senin 3 Juni 2024.

Marsoni menjelaskan, krisis air bersih sudah dirasakan warga Kampung Ujung Topak ini selama berpuluh-puluh.

“Kadang-kadang kalau musim kering kami biasa manfaatkan air sisa dari sawah,” jelasnya.

Marsoni menjelaskan, warga Kampung Ujung atau orang biasa menyebutnya kampung Topak, rela menunggu berjam - jam hanya untuk mengisi satu jerigen air.

Mereka harus sudah bangun pagi sekitar pukul 4:30 Wita, untuk mengisi setiap jerigen.

“Krisis air tersebut mulai melanda warga Kampung Ujung Topak tepatnya di Desa Rengkam Kecamatan Lamba Leda Timur, Kab Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur."

"Setiap tahun, daerah ini memang sudah menjadi langganan krisis air bersih,” jelasnya.

Apalagi, lanjut Marsoni, saat musim kemarau tiba puluhan warga kampung tersebur terdampak kekeringan.

Walaupun berisiko tinggi, warga terpaksa manfaatkan aliran air Sungai Wae Togong untuk mandi dan mencuci pakaian.

“Kekeringan ini sudah menjadi bencana tetap setiap tahun. Warga khawatir sumber air yang masih tersisa diprediksi akan terus mengering,” jelasnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved