Berita Flores Timur

Respon PGRI Flotim Setelah Dua Siswa SMAN Adonara Dikelurkan dengan Alasan Tatib

Dua siswa pada SMA Negeri 1 Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, dikeluarkan pihak sekolah gegara masalah sepele.

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/HO-IST
Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur, Maksimus Masan Kian. 

Ia mengatakan, keberhasilan guru dalam mendidik siswa bukan membuat yang pintar menjadi berprestasi, melainkan mengubah yang tidak pintar menjadi pintar dan yang berkelakuan kurang baik menjadi berkarakter baik.

Karena itu, kata Maksi, skor yang dimuat dalam tatib sebagai acuan pemberian sanksi, harusnya tidak semata-mata bertambah.

Tetapi, Maksi melanjutkan, saat ada ruang perbaikan sikap atau pemenuhan sanksi, maka bisa mengurangi skor sebagai ruang bagi siswa agar bisa berbenah.

"Pointnya adalah, ada kesempatan bagi peserta didik untuk berbenah dengan pendampingan guru," ujarnya. 

Maksi mengatakan, jika seorang siswa terlibat perkelahian dengan temannya di sekolah, maka pihak sekolah harus melakukan mediasi terpisah dengan melibatkan orangtua atau wali.

Sekolah diharapkan memberikan sesi konseling atau program edukatif terkait pengendalian emosi dan konflik. Ini bertujuan untuk mencegah insiden serupa terulang.

"Sekolah harus melakukan pengawasan dan pembinaan lanjutan perilaku siswa dalam jangka waktu tertentu untuk memastikan insiden serupa tidak terjadi lagi. Jika diulangi,  sanksinya bisa lebih tegas. jadi bukan serta merta dikeluarkan," tutupnya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved