Dinas P2KBP3A Flores Timur
Vakum Setahun, Kompas Kecamatan Wulanggitang Flotim Kembali Aktif Atasi Stunting
Komunitas Masyarakat Peduli Anak Stunting tingkat Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, NTT, kembali hidup setelah vakum setahun.
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Cristin Adal
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Komunitas Masyarakat Peduli Anak Stunting (Kompas) tingkat Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT, kembali hidup setelah vakum sekira setahun lamanya.
Kompas melibatkan semua pemangku kepentingan di wilayah itu, di antaranya Camat Wulanggitang, Kepala Puskesmas Boru, para kepala desa, Penyuluh KB, Koramil 1624/06 Boru, dan Polsek Wulanggitang.
Kegiatan perdana yang dilakukan setelah vakum yaitu memberantas masalah gagal tumbuh kembang anak atau tengkes di Desa Waiula, bagian selatan Kecamatan Wulanggitang, Rabu, 16 Oktober 2024.
Camat Wulanggitang selaku Koordinator Kompas, Karolus Kelemur, menyebutkan pada Maret 2023 lalu, Kompas berhasil menurunkan angka stunting dan meraih juara kedua dalam perlombaan tingkat kabupaten.
Baca juga: 21 Ekor Sapi di Flores Timur NTT Mati Mendadak, Disebut Makan Rumput Terkontaminasi Abu Vulkanik
Menurut Karolus, Kompas dapat menggalang partisipasi aktif pemangku kepentingan untuk serius menangani masalah stunting di semua wilayah melalui kerja-kerja kolaboratif.
"Ini (Kompas) butuh sentuhan banyak pihak, jadi semua Forkompimcam, para kepala desa, tenaga kesehatan, serta semua unsur atau pemangku kepentingan di kecamatan dapat berdonasi untuk memberikan perhatian bagi anak stunting," katanya seusai pembukaan kegiatan.
Karolus menerangkan, kegiatan Kompas tak dilaksanakan selama beberapa waktu karena berbenturan dengan agenda penting lainnya, sehingga pelaksanaannya sedikit mengalami pergeseran.
"Ada kegiatan banyak sehingga digeser dan hari ini baru kami laksanakan di Desa Waiula. Memang selama ini di Puskesmas dijalankan, tapi secara tim baru terlaksana lagi hari ini," katanya.
Baca juga: ODGJ Capai 500 Orang, Dinsos Flores Timur Setahun Hanya Mampu Rujuk 5 Orang
Koordinator Penyuluh Keluarga Berencana (KB) Kecamatan Wulanggitang, Ladia Pala Soge, mengatakan Kompas sangat penting dilaksanakan sebagai wadah menyatukan semua stakeholder dan elemen masyarakat untuk peduli anak stunting.
Ladia optimis bahwa semua item kegiatan dalam Kompas akan membawa dampak yang baik terhadap upaya gempur stunting di setiap desa dalam Kecamatan Wulanggitang.
Salah satu item, jelas Ladia, adalah berdonasi. Item ini bagian dari kontribusi para pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian baik sisi moril maupun dukungan makanan bergizi dalam 'Kantong Kompas'.
"Kita punya empat kegiatan pokok, kunjungan rumah KIE (Komunikasi, informasi, edukasi), bhakti sosial stimulasi kebersihan, stimulasi gerap dan juga berdonasi melalui kantong Kompas," katanya.
Dalam kegiatan itu, orangtua anak stunting langsung dibekali dengan sejumlah edukasi sekaligus memperkenalkan inovasi Kompas.
Edukasi berkaitan dengan bagaimana pengasuhan anak stunting, begitu pula 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Anak dan orang tua juga mendapat edukasi tentang kesehatan gigi oleh dokter, kemudian permainan mengisi bola ke dalam keranjang untuk merangsang daya tangkap anak.
Berita TribunFlores.com Lainnya di Google News
Komunitas Masyarakat Peduli Anak Stunting
Kompas
Kecamatan Wulanggitang
Flores Timur
Dinas P2KBP3A Flores Timur
NTT
TribunFlores.com
21 Ekor Sapi di Flores Timur NTT Mati Mendadak, Disebut Makan Rumput Terkontaminasi Abu Vulkanik |
![]() |
---|
PVMBG Ungkap Kondisi Terkini Gunung Lewotobi di Flores Timur, Hadi: Relatif Menurun |
![]() |
---|
Dinas P2KBP3A Flotim Canangkan Kampung Keluarga Berkualitas di Adonara Timur |
![]() |
---|
Dinas P2KBP3A Flores Timur Gelar Kegiatan Peningkatan Kualitas Kehidupan Keluarga |
![]() |
---|