Berita Sikka
Semangat Belajar Anak Pulau Terpencil di NTT di Bawah Terang Lampu Surya
Orangtua Hilarius, Marianus Pajo (44) dan Maria Margareta Nona (44) mewajibkan anak-anak untuk belajar setiap malam.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
"Kami menikmati listrik ini sudah hampir tiga tahun lebih. Kami sangat bersyukur," ujar dia.
Ia bercerita tahun 2021 masih merantau di Batam mencari nafkah menghidupi keluarganya. Namun, sejak PLTS masuk Palue, ia pulang kampung membuka usaha warung di pelabuhan Uwa.
Secara ekonomi cukup menguntungkan, karena tidak lagi membeli kayu bakar menyalakan api. Kini listrik sangat membantu memasak air di dispenser, memasak nasi di rice cooker dan lainnya untuk kepentingan operasional warung.
Selain itu, saat sore hingga malam hari listrik menjadi sumber penerangan di tempat usahanya.

Energi Bersih
Ia bersyukur karena PLN memilih untuk menggunakan PLTS di Palue. Karena PLTS yang menggunakan energi matahari termasuk penghasil energi bersih yang ramah lingkungan.
"PLTS ini sangat bagus, tidak ribet harus membeli bahan bakar, tidak bising, dan bebas polusi udara. Artinya sangat ramah lingkungan. Ini merupakan keunggulan dari cahaya matahari," ujar dia.
Selain itu, kata dia, wilayah-wilayah kampung yang sebelumnya akan sangat bising setiap malamnya karena suara genset demi penerangan, kini dapat menikmati itu dalam keadaan yang tenang dan sunyi.
Lanjutnya, dengan itu anak-anak lebih fokus dalam belajar dan suasana kampung lebih tenang karena tidak ada suara bising.
Ia menyatakan tempat menyimpan panel surya berada di Desa Ladolaka dan tanahnya disiapkan oleh masyarakat dengan luas satu hektar lebih.
"Ketika mendengar PLN ingin membangun PLTS di sini waktu itu, warga sangat antusias,"ungkapnya.
Warga lainnya, Selestinus Laba (50) mengaku masyarakat sudah merasakan kemerdekaan. Sebab listrik sudah masuk di daerah itu. Negara sudah hadir menolong kesulitan yang dihadapi masyarakat.
"Soal prioritas kebutuhan masyarakat Palue saat ini adalah listrik. Masyarakat berterima kasih kepada bapak Joko Widodo. Dengan adanya program kecamatan terang, kami masyarakat Palue merdeka. Kami menikmati listrik PLTS," ujar dia.
Mantan Kepala Desa Maluriwu ini menceritakan awal mula PLN membangun PLTS di sana.
“Peletakkan batu pertama saat bulan bakti gotong royong tingkat kabupaten Sikka di Desa Maluriwu pada 18 Mei 2017 tapi tidak dilanjutkan. Tahun 2019 setelah masyarakat mengajukan proposal ke Presiden Jokowi dan kementerian BUMN barulah dilakukan proses survei lokasi, pendekatan dengan pemilik lahan dan kemudian 2020 mulai proses pembangunan PLTS dan 2021 siap menyala,”kenang dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.