Unika Santu Paulus Ruteng
Mahasiswa Prodi SEP Unika St Paulus Ruteng Bersyukur Magang di DUDI Yayasan Ayo Indonesia
“Kegiatan Magang MBKM di DUDI Yayasan Ayo Indonesia untuk memberikan pengalaman dan pengenalan dunia kerja
TRIBUNFLORES.COM, RUTENG - Mahasiswa Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian (Prodi SEP) Unversitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng melakukan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui aktivitas magang di DUDI Yaysan Ayo Indonesia, sejak September 2024 dan akan berakhir pada Januari 2025.
“Kegiatan Magang MBKM di DUDI Yayasan Ayo Indonesia untuk memberikan pengalaman dan pengenalan dunia kerja kepada mahasiswa. Mahasiswa dapat mengenal secara langsung dunia kerja, mengetahui sistem kerja pada dunia kerja, menganalisis kebutuhan masyarakat dan pengguna lulusan pada dunia kerja di masa mendatang,” ungkap Ronaldus Don Piran, M.P., Ketua Prodi SEP.
Diterangkan Ronaldus, mahasiswa tampak semangat mengikuti MBKM di Yayasan Ayo Indonesia.
Mereka belajar tentang cara lembaga ini memengaruhi para petani agar usaha taninya memberi perhatian pada kualitas dan produktivitas hasil meskipun sedang menghadapi perubahan iklim.
Baca juga: Dosen Unika Ruteng, Erna Mena Niman Terima Sertifikat Kenaikan Jabatan Akademik ke Lektor Kepala
Pendamping Lapangan, Bapak Rikhardus Roden, S.P. Rikhardus mengungkapkan, upaya yang dilakukan selama ini sebagai bentuk pembelajaran bagi para mahasiswa adalah penerapan pertanian organik karbon dan penerapan teknik budidaya sayuran yang tepat.
Ia menjelaskan para mahasiswa berdasarkan praktik baik dari tempat lain yang mereka peroleh dari media sosial, memperkenalkan kepada kelompok tani perempuan di Desa Rai dan Kelompok Tani Milenial di desa Tal pupuk organik cair (POC) dan penggunaan plastik mulsa. Proses pembuatan pupuk ini dilakukan secara partisipatif.
“Mereka belajar tentang pendekatan Lejong (diskusi reflektif) untuk mengubah cara berpikir para petani dimana pendekatan yang dilakukan Yayasan Ayo Indonesia adalah mempertemukan petani sukses dengan petani yang belum memilih usaha sayuran sebagai sumber pendapatan. Mereka juga belajar tentang cara inovatif dalam meyakinkan petani manggarai mengapa mengusahakan sayuran harus berorientasi ekonomi,” papar Rikardus.
Yayasan Ayo Indonesia juga memperkenalkan pendekatan Lejong Partisipatif kepada para mahasiswa untuk menentukan anggaran pendapatan belaja tahunan dari keluarga petani.
“Mengacu kepada hasil perhitungan anggaran dan pendapatan ini maka ditawarkan kepada petani tentang luas lahan yang dibutuhkan dan jenis sayuran yang diusahkan. Khusus dalam menentukan jenis sayuran yang ditanam kepada para mahasiswa diperkenalkan suatu wadah bisnis yang dibentuk bersama ayo indonesia dengan para petani dampingannya dan pedagang sayuran di pasar di pasar ruteng dengan nama forum bisnis sayuran,” lanjut Rikardus.
Hal hal kontekstual inilah yang menurut Rikardus, dipelajari mahasiswa selama pelaksanaan MBKM.
Dan apabila nanti mereka memilih menjadi tenaga penyuluh pertanian di manggarai maka pendekatan kontekstual-lah yang harus dipraktekkan dalam mengubah mindset.
“Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar langsung di lapangan. Salah satu program MBKM yang menarik perhatian adalah kegiatan di Yayasan Ayo Indonesia. Mahasiswa yang berpartisipasi belajar bagaimana lembaga ini membantu petani menghadapi tantangan perubahan iklim sekaligus meningkatkan kualitas dan produktivitas usaha tani mereka,” tutup Rikardus.
Sementara, Sofia Nefi, salah satu mahasiswa magang di UPH Wulang Pari Coffee mengungkapkan rasa syukur dan kegembiraan mendapatkan kesempatan ini.
”MBKM Magang DUDI di UPH Wulang Pari Coffee memberikan banyak benefit dan sangat menyenangkan bagi saya. Hal tersebut dikarenakan UPH Wulang Pari Coffe mampu membuat saya (Mahasiwa) bisa lebih berkembang. Saya sekarang mampu menentukan masa depan studi. Sebagai salah satu contoh: saya sekarang semakin mampu untuk membuat perencanaan (planning) sebelum menjalankan aktivitas di tempat magang yang disesuaikan dengan mata kuliah yg saya ampuh di semester 7 ini. Disisi lain juga dengan adanya program MBKM, dapat membantu saya untuk menyesuaikan diri serta mampu beradaptasi serta mendapatkan hal2 baru (praktik nyata) yg notabene belum pernah saya dapatkan di kampus,” ungkap Sofia, mahasiswa yang Magang di UPH Wulang Pari Coffee.
Nada yang sama juga diungkapkan oleh Yohanes Goalbertus Pardo, salah seorang peserta Magang MBKM.
“Selama mengikuti kegiatan MBKM MAGANG DUDI di UPH Wulang Pari Coffee, saya dan teman-teman sangat merasa senang sekaligus sangat antusias menjalankan setiap kegiatan yang kami jalankan di UPH Wulang Pari Coffee, karena dengan megikuti kegiatan MBKM MAGANG DUDI di UPH Wulang Pari Coffe. Kami bisa mengetahui lebih dalam bagaimana proses pengolahan kopi mulai dari hulu hingga hilir. Kegiatan ini tidak hanya memperluas wawasan kami tentang dunia kopi, tetapi juga meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja sama sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan tugas yang diberikan,” ungkap Yohanes.
"Dengan adanya MBKM ini sangat bermanfaat baik untuk kami mahasiswa maupun kampus. Karna dapat membagun jaringan kerjasama antara kampus dan Dunia Industri," tambahnya.
Lanjut dia, manfaatnya untuk mahasiswa yaitu mahasiswa dapat mengenal dan belajar langsung di Dunia Industri dan juga membagun jaringan/hubunga antara mahasiswa dengan Dunia Industru.
"Dengan adanya MBKM ini, kami menambah wawasan, memperluas jaringan. Sehingga dapat mempermudah untuk kami ketika mencari pekerjaan ketika sudah menyelesaikan sarjana,” tambah teman Yohanes, Renaldo Dekaprio Teto.
Mahasiswa peserta lain juga bersyukur karena mendapatkan kesempatan belajar di luar kampus, belajar langsung di dunia kerja.
Seperti kata Plasedia Mektilde Tandang. Ia mengaku pengalaman memperoleh pengetahuan dan hal baru dalam kegiatan Magang MBKM ini.
“Kegiatan Magang MBKM di LSM Ayo Indonesia, sangat bermanfaat baik bagi kami sebagai mahasiswa yang mengikuti magang maupun untuk Program Studi. Hal ini dapat membagun jaringan kerja bagi Program Studi dan wawasan yang luas bagi kami sebagai Mahasiswa. Selama kami mengikuti kegiatan Magang ini, kami memperoleh banyak pengetahuan yang berkaitan dengan dunia kerja terkhususnya dalam bidang pertanian yang tidak terlepas dari semua mata kuliah yang ada di semester ini. Kegiatan magang ini juga, mampu membuat kami sebagai mahasiswa memiliki rasa tanggung jawab dengan tugas yang diberikan. Oleh karena itu, hal ini dapat mempermudah kami dalam dunia kerja ketika sudah menyelesaikan pendidikan kami,” sharing Plasedia.
Kegiatan mahasiswa Magang MBKM di DUDI Yayasan Ayo Indonesia memberi manfaat bagi pengembangan diri dan perolehan pengetahuan langsung.
Yayasan Ayo Indonesia memberi ruang belajar yang baik dan bermanfaat. Selama program ini, mahasiswa mendalami berbagai teknik pertanian berkelanjutan.
Dengan pengalaman ini, mahasiswa diharapkan dapat menjadi penyuluh pertanian yang memahami konteks lokal dan mampu mengubah mindset petani di Manggarai menuju pertanian yang lebih produktif dan berorientasi ekonomi.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Unika Santu Paulus Ruteng Manggarai
Mahasiswa Prodi SEP Unika St Paulus Ruteng
Magang di DUDI Yayasan Ayo Indonesia
TribunFlores.com
Penjabat Bupati Manggarai Timur : Unika Santu Paulus Ruteng Beri Bukti Nyata Cerdaskan Bangsa |
![]() |
---|
Uskup Labuan Bajo Pimpin Misa Syukur dan Pelepasan Wisudawan Unika Santu Paulus Ruteng |
![]() |
---|
Simak ! Orasi Ilmiah Dr.Maximus Tamur, M.Pd Jelang Wisuda Unika Santu Paulus Ruteng |
![]() |
---|
Kasdim 1612 Manggarai Beri Materi Bagi Mahasiswa Baru di Unika Santu Paulus Ruteng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.