Oknum Perawat Lecehkan Pasien
Keluarga Korban Ungkap Kronologi Kasus Dugaan Oknum Perawat RSUD Ende Lecehkan Pasien
Seorang oknum perawat laki-laki di RSUD Ende diduga melakukan pelecehan seksual terhadap N (20), seorang pasien perempuan yang sedang dirawat di RSUD
Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Gordy Donovan
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo
TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Seorang oknum perawat laki-laki di RSUD Ende diduga melakukan pelecehan seksual terhadap N (20), seorang pasien perempuan yang sedang dirawat di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Ende tersebut.
Kejadian tak senonoh yang menimpa N yang merupakan mahasiswi salah satu Perguruan Tinggi (PT) di Kota Ende tersebut terjadi di ruang bedah RSUD Ende, Rabu, 18 Desember 2024 dini hari usai N menjalani operasi.
Berdasarkan keterangan keluarga N, Rosalina Taisiwa Mole yang ditemui TribunFlores.com, Rabu, 18 Desember 2024 malam di samping ruang perawatan bedah Sakura RSUD Ende menjelaskan, sebelumnya pada Selasa, 17 Desember 2024 teman-teman N menginformarsikan kepada Rosalina yang berdomisili di Bajawa, Kabupaten Ngada bahwa N sedang dirawat di RSUD Ende.
Baca juga: Direktur RSUD Ende Buka Suara soal Kasus Dugaan Perawat Lecehkan Pasien
"Saya sempat omong langsung dengan dokter bahwa N ini sudah mendapat tindakan medis berupa suntikan anti nyeri tetapi rasa nyeri masih terasa jadi orang tua atau keluarga harus segera datang ke Ende agar bisa diambil tindakan operasi, jadi saat itu juga saya punya suami langsung telepon sopir dan langsung datang ke Ende," ungkap Rosalina.
Setibanya di RSUD Ende, Rosalina mendapat penjelasan dari dokter mengenai tindakan operasi usus buntu terhadap N dengan kondisi hemagolobin (HB) N hanya 7.
Usai mendapat penjelasan dari dokter mengenai resiko tindakan operasi, Rosalina kemudian memberitahu sang suami serta keluarga lainnya di Bajawa terkait kondisi N dan akhirnya diputuskan untuk menjalani operasi.
"Setelah saya siap-siap semua, selang sekitar 10 menit kemudian dokter bilang operasinya sekarang, terus saya tandatangan semua surat-surat semua dan sekitar kurang lebih mau jam 11 itu pasien (red: N) didorong ke ruang operasi, sampai di ruang operasi, kami diterima oleh satu orang perawat perempuan dan satu orang perawat laki-laki, setelah itu dia suruh keluarga masuk, saya masuk terus perawat yang laki-laki minta saya buka anting yang dipakai N terus, terus saat masih pergi tandatangan di sebelah, perawat laki-laki sudah buka dia (red: N) punya pakaian mau masuk ke ruangan operasi," beber Rosalina.
Setelah N didorong ke ruangan operasi, Rosalina diminta menunggu di luar. Rosalina bersama keluarga lainnya yang berjumlah kurang lebih delapan menunggu di luar ruangan operasi. Saat itu, kata Rosalina, tidak ada pasien lain selain N yang menjalani operasi pada Selasa, 17 Desember 2024 sekira pukul 11.00 WITA.
Baca juga: Oknum Perawat RSUD Ende Diduga Lecehkan Pasien, Ketua Fraksi Golkar Ende: Harus Tindak Tegas
"Setelah itu saya tidak tahu lagi yang terjadi didalam, sekitar dua jam kemudian dokter keluar, dokter perempuan lewat samping, langsung pulang, dokter laki-laki sempat panggil saya dan menjelaskan infeksi yang diderita N cukup para namun sudah berhasil menjalani operasi, pasiennya didalam tunggu pemulihan baru bisa pindah ruangan karena dari awal sudah disampaikan bahwa ruang ICU penuh dan anak ini setelah di operasi ditempatkan di ruangan biasa dan saya juga tanda tangan lain surat pernyataan," tambah Rosalina.
Sekitar pukul 03.00 WITA dini hari, salah seorang perawat laki-laki memanggil Rosalina dan pihak keluarga lainnya untuk memindahkan N dari ruang operasi melalui pintu samping. Selain pihak keluarga, dua orang perawat dari ruang perawatan bedah Sakura juga turut mendampingi proses pemindahan N dari ruang operasi.
"Sampai disini dia (red: N) masih biasa saja, pas kasih pindah ke tempat tidur, ini anak langsung peluk saya dan menangis, langsung saya tanya kenapa, dia langsung bilang, bibi tadi perawat lecehkan saya, saya bilang yang mana, dia bilang tinggi badan besar," ungkap Rosalina yang juga seorang Ibu Bhayangkari Polres Ngada ini.
Karena penasaran sekaligus iba dengan kondisi N yang belum pulih, Rosalina terus bertanya kepada N. N kemudian dengan kondisi yang masih lemas pasca operasi menceritakan kronologis kejadian pelecehan yang dilakukan oleh salah satu oknum perawat di RSUD Ende saat berada di ruang operasi.
Aksi pelecehan tersebut, menurut keterangan N kepada Rosalina terjadi saat salah satu perawat lainya keluar dari ruang operasi. Oknum perawat yang belum diketahui identitasnya tersebut mengerayi tubuh korban dan berbuat tak senonoh terhadap N yang masih kondisi lemas pasca operasi.
"Ini anak sempat berusaha dalam kondisi masih setengah sadar mau teriak tapi tidak bisa, akhirnya tidak lama perawat perempuan datang, dia (red: oknum perawat laki-laki) menghentikan aksinya, saat perawat perempuan keluar lagi, dia putar ke kiri, dia buat lagi, saya punya anak hanya bisa liat loteng ruangan itu dan panggil dokter supaya jangan kasih tinggal dia sendiri karena dia takut sekali," ungkap Rosalina dengan nada sedih.
Kasus ini sudah menjadi perhatian pihak kepolisian dengan kedatangan anggota PPA Polres ke RSUD Ende dan menggali keterangan dari N.
"Tadi sekitar jam 1 ada ibu Polwan satu datang, omong-omong dengan dia (red: N) terus tadi sekitar jam 4 datang lagi dengan beberapa orang dari Reskrim, terus mereka telepon Kasat Reskrim terus Pa Kasat bilang tunggu N pulih dulu baru mereka siap terima laporan," tambah Rosalina.
Kasus itupun oleh Rosalina sudah dilaporkan ke dokter yang menangani N serta beberpa rekan oknum perawat laki-laki tersebut.
Oleh dokter, lanjut Rosalina, mengatakan dirinya akan menyampaikan kejadian tersebut kepada kepala ruangan dimana N dirawat.
Baca juga: Oknum Perawat RSUD Ende Diduga Lecehkan Pasien, Manajemen Gelar Pertemuan Tertutup
Lapor Polisi
Pihak keluarga N (20), melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Ende, Kamis, 19 Desember 2024 sore.
Saat melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Ende, perwakilan keluarga N, Rosalina Taisiwa Mole didampingi beberapa keluarga dekatnya. Mereka tiba di SPKT Polres Ende sekira pukul 17.00 WITA.
Setelah laporannya diterima, Rosalina Taisiwa Mole diarahkan menuju ruang Tipidter Reskrim Polres Ende guna dimintai keterangan.
Rosalina memberikan keterangan kurang lebih satu jam.
Rosalina mengatakan, dirinya bersama keluarga datang ke Mapolres Ende guna melaporkan secara resmi kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum tenaga kesehatan di RSUD Ende.
"Kami datang kesini untuk melaporkan secara resmi kasus dugaan pelecehan di rumah sakit Ende yang menimpa anak kami. Tadi di SPKT mereka terima laporan saya, terus di ruang Tipidter tadi mereka ambil keterangan saya sebagai pelapor," ujar Rosalina.
Selanjutnya, kata dia, Jumat, 20 Desember 2024, Polres Ende bakal melakukan visum terhadap N.
Dikatakan Rosalina, hingga saat ini N masih dirawat di RSUD Ende dan menurut dia N masih mengalami trauma terhadap kasus dugaan pelecehan yang menimpa dirinya.
"Secara kasat mata saya lihat dia masih trauma," tutup Rosalina yang mengasuh N sejak kecil.
Direktur Buka Suara
Sementara itu, manajemen RSUD Ende akhirnya buka suara terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan salah satu tenaga kesehatan terhadap N (20), pasien wanita di ruang operasi RSUD Ende, Rabu, 18 Desember 2024 dini hari.
Oknum tenaga kesehatan tersebut ternyata petugas anestesi yang berstatus ASN sedangkan N merupakan seorang mahasiswi asal Kabupaten Ngada yang sedang berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi (PT) di Kota Ende.
N didiagnosa mengalami infeksi usus yang harus mendapat tindakan medis berupa operasi.
Terhadap tudingan dugaan pelecehan yang dilontarkan kepada salah satu stafnya, Direktur RSUD Ende, dr Ester Jelita Puspita kepada sejumlah wartawan, Kamis, 19 Desember 2024 mengatakan, setelah dilakukan pemanggilan terhadap oknum petugas anestesi yang diduga melakukan pelecehan terhadap N, oknum petugas anestesi yang tidak disebutkan namanya itu menyangkal atau membantah bahwa dirinya tidak melakukan pelecehan terhadap N pasca operasi di ruang pemulihan.
"Hasil dari kami konfirmasi tadi kepada petugas yang bersangkutan, beliau menyampaikan bahwa dia tidak melakukan tindakan yang diduga oleh pasien tersebut, itu kata petugas yang dikamar operasi, kemudian yang mencuat di media itu kami pihak rumah pihak rumah sakit telah berkomunikasi dengan keluarga menanyakan kronologisnya seperti apa," jelas dr Ester didampingi beberapa staf RSUD Ende.
dr Ester juga membenarkan pihak Polres Ende sudah bertemu N, namun N selaku pasien masih dalam perawatan, maka pihak RSUD Ende belum mengizinkan pihak kepolisian menemui N.
"Mungkin setelah beliau sudah diizinkan pulang baru pihak kepolisian menemui N," tambah dr Ester.
Selain meminta keterangan dari oknum petugas anestesi yang diduga melakukan pelecehan, dr Ester juga mengatakan pihaknya juga telah meminta keterangan dari salah satu tenaga kesehatan yang pada saat pelaksanaan operasi terhadap N juga sedang berdinas bersama oknum petugas anestesi tersebut.
"Kami sudah menanyakan ke teman yang berdinas juga pada malam itu, di dalam ruangan pemulihan itu ada pasien dengan satu orang perawat dan satu penata anestesi, sesuai dengan SOP itu mereka sudah melakukan sesuai SOP jadi ketika pasien sebelum dipindahkan, pasien inikan kondisinya sangat lemah setelah operasi jadi ada peralatan yang dipasang ditubuh pasien, artinya memasang alat untuk rekam jantung yang bentuknya seperti selang," tambah dr Ester.
Lanjut dia, pada saat pasien hendak dipindahkan dari ruang bedah ke ruang pemulihan, petugas anestesi mencabut alat rekam jantung yang dipasang pada bagian kiri dada pasien.
"Bahanya alat itukan dari karet jadi ketika melekat ditubuh dan dicabut itukan akan terasa sakit, masalahnya didalam ruangan itu hanya ada petugas dan pasien, kejadian waktu angkat alat elektroda (red: alat rekam jantung) hanya petugas itu dengan pasien, nah setelah diangkat alat itu, kemudian pasien dirapikan kembali artinya kainnya dibungkus kembali baru diantar ke ruangan," jelas dia.
Meski tidak akui oleh oknum petugas anestesi yang diduga melakukan pelecehan terhadap N, dr Ester secara tegas mengatakan tidak serta merta langsung mempercayai keterangan dari stafnya tersebut.
Apalagi pihak keluarga N selaku pasien yang diduga dilecehkan sudah melaporkan kasus tersebut ke Polres Ende.
Dia kemudian menyerahkan kasus tersebut ditangani oleh pihak kepolisian agar bisa diketahui keterangan dari kedua belah pihak.
Ia juga menyebut, saat ini pihak RSUD Ende fokus proses penyembuhan pasien sedangkan terhadap oknum petugas anestesi tersebut dinonaktifkan sementara waktu.
"Saat ini kita fokus di penyembuhan pasien dulu, dan untuk yang bersangkutan, kalau kita mengacu pada aturan kepegawaian, dan untuk saat ini petugas yang bersangkutan kita off kan dulu," ujar dr Ester.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Oknum Perawat Lecehkan Pasien
Oknum Perawat RSUD Ende
Perawat RSUD Ende Diduga Lecehkan Pasien
RSUD Ende
Direktur RSUD Ende Ester Jelita Puspita
Tribun Flores.com
Direktur RSUD Ende Buka Suara soal Kasus Dugaan Perawat Lecehkan Pasien |
![]() |
---|
Oknum Perawat RSUD Ende Diduga Lecehkan Pasien, Keluarga Korban Lapor ke Polres Ende |
![]() |
---|
Oknum Perawat RSUD Ende Diduga Lecehkan Pasien, Ketua Fraksi Golkar Ende: Harus Tindak Tegas |
![]() |
---|
Oknum Perawat RSUD Ende Diduga Lecehkan Pasien, Manajemen Gelar Pertemuan Tertutup |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.