Libur Natal Tahun Baru
Pelni Siapkan Pelayanan Mudik Gratis untuk Natal dan Tahun Termasuk NTT, Berikut Rutenya
PT Pelni (Persero) menyiapkan pelayanan mudik gratis pada libur Natal dan tahun baru (Nataru) tahun 2024 secara nasional, termasuk Provinsi NTT.
Misalnya, kata dia, kapal PT Pelni paling kecil 120 meter, maka ukuran dermaga harus dua kali lipat atau sekitar 200 meter. Dengan penelitian itu dimaksudkan agar kapal yang disiapkan sesuai dengan dermaga yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kita juga mensupport yang dicanangkan pemerintah saat ini yaitu konektivitas sumber-sumber pangan, dan mendukung pertumbuhan wilayah Indonesia, kita harus mendukung dengan mobilisasi semakin sering," ujar Anik Hidayati.
Dengan total 17 ribu pulau di Nusantara, fungsi kapal menjadi penting sebagai alat penyambung antarwilayah kepulauan. Idealnya, untuk menghubungkan semua dermaga di Indonesia membutuhkan 75 kapal penumpang.
"Kisarannya 75 kapal. Idealnya. Supaya bisa crossing dan frekuensi kapal Pelni singgah wilayah yang kita lalui itu bisa lebih sering," katanya.
Selama ini, kapal-kapal penumpang Pelni hanya mampu menyinggahi satu kali dalam dua pekan untuk tiap dermaga. Seperti halnya yang terjadi di berbagai pelabuhan yang ada di NTT.
Jika jumlah kapal bisa terpenuhi sampai 75 unit, maka bisa dilakukan penggantian. Jadi, kapal yang berangkat segera terisi jadwal kapal lainnya yang tiba di pelabuhan yang sama. Maka masyarakat tidak perlu menunggu hingga dua pekan.
"Dengan cara crossing seperti maka tiap daerah itu bisa disinggahi kapal Pelni itu seminggu sekali," ujar dia.
Ende Paling Banyak
Kepala Kantor Pelni Cabang Kupang, Harianto Sembiring mengatakan, pada momentum pelayaran Nataru, biasanya penumpang paling banyak berangkat dari Kabupaten Ende.
"Kalau arus balik nanti itu arah Kalimantan dari berbagai pelabuhan di NTT. Karena mereka sudah selesai cuti dan lain sebagainya," katanya.
Biasanya, jumlah kepadatan penumpang akan terjadi pada H-3 menjelang perayaan natal. Kepadatan itu bersamaan dengan perayaan tahun baru. Sementara arus balik, akan berlangsung pada H+3.
Dia menjelaskan, saat ini sudah ada 6 kapal PT Pelni yang beroperasi di wilayah NTT. Kapasitas semua kapal itu dari 500-2000 penumpang.
Menghadapi Nataru 2024, Pelni menambah satu armada angkutan laut yakni KM Lambelu. Rute kapal itu dari Kupang - Larantuka - Maumere - Lewoleba - Bau-bau - Makasar - Pare-pare - Balikpapan - Pantoloan - Nunukan - Tarakan.
Selain tambahan dari KM Lambelu, ada 6 kapal yang selama ini melintas di NTT. Keenam kapal itu diantaranya KM Wilis dengan rute Kupang - Kalabahi - Ende - Waingapu - Bima - Labuan Bajo - Makasar - Batulicin.
Kemudian, KM Awu dengan rute Kalabahi - Kupang - Ende - Waingapu - Bima - Benoa - Surabaya - Kumai. KM Bukit Siguntang dengan rute Kupang - Lewoleba - Maumere - Makassar - Pare-pare - Balikpapan - Nunukan - Tarakan.
Lalu, KM Tidar dengan rute Kupang - Maumere - Larantuka - Lewoleba - Bau bau - Makassar - Surabaya - Tanjung Priok - Kijang. KM Binaiya dengan rute Makasar - Ende - Waingapu - Bima - Benoa. Selanjutnya, KM Sirimau dengan rute Kupang - Lewoleba - Maumere - Bau-bau - Kwanci - Ambon - Sorong - Manokwari.
Pilih Naik Kapal Pelni Libur Nataru
Sejumlah penumpang di Provinsi NTT memilih berlayar menggunakan kapal-kapal milik PT Pelni pada mudik libur Nataru, meski beberapa rute kapal tidak menggunakan alokasi mudik gratis yang disiapkan pemerintah.
Seperti halnya pelayaran KM Awu tujuan Kupang - Alor dan sebaliknya. Jumlah penumpang meningkat drastis. Dari Kupang ke Alor, Senin (16/12/2024), KM Awu membawa 829 penumpang. Jumlah itu meningkat dari biasanya 300-an penumpang.
Nasrijal, misalnya, seorang penumpang yang ikut dalam pelayaran KM Awu Kupang - Alor. Dia mengatakan setiap kali liburan hari raya keagamaan, dirinya lebih memilih naik dengan KM Awu. Sebab, harganya sangat terjangkau dan nyaman saat berlayar serta keamanan penumpang bersama barang bawaan selalu terjamin.
"Saya sudah berulang kali naik KM Awu, pokoknya setiap kali liburan pasti saya dan teman-teman cari kapal Pelni saja," kata mahasiswa program studi Kesehatan Gigi di Poltekkes Kemenkes Kupang itu, Senin.
Pria berusia 21 tahun itu, mengaku memilih KM Awu karena pelayanan seperti diberi makan saat pelayaran dari Pelabuhan Tenau, Kupang ke Alor yang memakan waktu 12 jam pelayaran.
"Kalau untuk makanan di sini, sangat standar karena menunya lengkap, ada ikan, sayur-sayuran, dan daging. Kemudian porsinya lumayan banyak dan biasanya kami diberi makan tiga kali sehari," terang pria asal Desa Baranusa, Kecamatan Pantar Barat, Kabupaten Alor itu.
Penumpang lainnya, Umiyati Goro (45), menambahkan kapal milik Pelni itu sudah berjalan bagus. Menurut Umiyati, sejak dia masih bersekolah, kapal tersebut yang selalu beroperasi ke Alor.
"Sejak saya sekolah, hanya ini kapal saja yang selalu melayani kami. Itu sudah dari dulu dan setiap kali libur sekolah pasti kami naik kapal Pelni karena menyesuaikan dengan uang yang dikirim orang tua saat itu," kata Umiyati.
Dia berharap KM Awu bisa beroperasi seminggu sekali agar memudahkan masyarakat dan mahasiswa yang hendak ke Kupang maupun sebaliknya pulang ke Alor.
Umiyati meminta pemerintah agar segera membuka rute pelayaran ke Pulau Pantar sehingga masyarakat tidak lagi menumpang perahu motor ke Kalabahi baru naik KM Awu menuju Kupang.
"Alhamdullilah kalau seminggu sekali beroperasi kami sangat bersyukur karena untuk harganya sangat terjangkau dibandingkan pesawat yang sulit dijangkau oleh masyarakat kecil," katanya.
Jenang 1 KM Awu, Nugroho Adi Yulianto, dalam pelayaran ke Alor menyebut, ada peningkatan penumpang. Apalagi pelayaran KM Awu ke Alor menjelang Nataru tahun ini adalah terakhir.
"Kali ini ada peningkatan penumpang, jumlahnya ada 829 orang tujuan ke Alor karena Alor tujuan terakhir pelayaran di NTT," kata Nugroho.
Nugroho menjelaskan rute pelayaran KM Awu dumulai dari Kumai, Kalimantan Tengah, Surabaya, Benoa, Bima, Waingapu, Ende, Kupang, Alor. Untuk tujuan Alor, KM Awu beroperasi dua minggu sekali.
Menurut Nugroho baru pertama kali penumpang tujuan Alor mengalami peningkatan. Padahal, normalnya berkisar antara 300-400 penumpang.
"Selama saya bekerja di KM Awu, baru kali ini ya, jumlah penumpangnya banyak sepert ini. Ini karena pengaruh libur Nataru, makanya peningkatannya sangat signifikan, naik 100 persen," jelas Nugroho.
KM Awu, Nugroho berujar, sudah dilengkapi standar keamanan pangan diatas kapal seperti adanya sertifikat Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) yang berlaku sejak pertengahan 2024. Selain itu, tiga lainnya seperti KM Bukit Siguntang, KM Dorolonda, dan KM Kelud juga sudah dilengkapi sertifikat HACCP.
"Sebenarnya untuk HACCP ini, sudah diterapkan di luar negeri. Jadi HACCP itu bertujuan untuk memastikan keamanan pangan, mengidentifikasi risiko bahaya yang mungkin terjadi, mengevaluasi risiko bahaya tersebut, dan mengendalikan risiko bahaya dalam makanan," kata Nugroho.
Kepala Pelni Terminal Point Kalabahi Aris Andreas juga membenarkan terjadi peningkatan penumpang dari Alor ke Kupang. Biasanya total penumpang tidak lebih dari 400 orang.
"Semalam ada 699 penumpang, biasanya 300-400 pada hari normal. Sekitar 85 persen turun Kupang," kat Aris.
Dia bilang, meningkatnya jumlah penumpang itu karena menjelang libur akhir tahun. Penumpang bisa mendapatkan tiket di loket resmi Pelni atau memesan secara online. Harganya terjangkau atau Rp 111.000 untuk tujuan Alor - Kupang.
Nahkoda KM Sabuk Nusantara 108 Laode Fadli mengatakan, penumpang yang ikut bersama pelayaran bersama kapal itu ikut meningkat. Kapal perintis itu biasanya membawa penumpang 100-200 orang.
Namun, kata dia, mendekati libur Nataru, terjadi lonjakan. Bahkan lonjakan lebih dari 50 persen dari kapasitas kapal 450 penumpang.
KM Sabuk Nusantara 108 melayani rute Kupang, Naikliu, Kalabahi, Baranusa, Balairung, Lewoleba, Menanga dan Atapupu.
Selain memuat penumpang, kapal perintis itu juga mengangkut barang. Kapal rute Menanga, Solor Kabupaten Flores Timur menjadi paling banyak membawa barang kebutuhan bahan pokok.
"Bahkan kemarin trip terakhir itu sampai 160 ton dari biasanya 100 ton," katanya. Laode Fadli menyebut, KM Sabuk Nusantara 108 tidak melayani rute angkutan mudik gratis pada momen Nataru kali ini.
Suster Agustin Nahak, SSPS, yang juga salah satu penumpang KM Sabuk Nusantara 108 dari Kalabahi ke Atapupu, mengaku keberadaan tol laut atau kapal perintis itu bisa membantu masyarakat.
Suster Agustin Nahak menyebut, kapal perintis seperti ini sangat membantu. Apalagi, pada situasi akhir tahun itu, cuaca yang tidak mendukung bisa mengakibatkan perjalanan antar pulau terganggu. Alternatif menggunakan kapal berukuran lebih besar menjadi pilihan utama.
Dia berharap agar keberadaan kapal-kapal itu terus ada. Jika memungkinkan, kata dia, pemerintah bisa menambah kapal serupa untuk membantu masyarakat di NTT, yang merupakan wilayah kepulauan.
"Yang paling bagus dan bisa menolong kami itu tol laut (perintis). Tol laut tidak ada berapa susahnya masyarakat," kata Suster Agustin Nahak.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Alor, Nus Adang menyampaikan terima kasih untuk PT Pelni yang sudah membantu masyarakat Alor, khususnya. Dia bilang, jika tahun depan terdapat penambahan kapal dari PT Pelni, akan sangat membantu masyarakat.
Bahkan, kata dia, jika memungkinkan PT Pelni bisa menambah hingga 6 kapal angkutan penumpang dari saat ini ada 4 kapal. Nus Adang juga meminta ke depan pemerintah bisa mengalokasikan mudik gratis untuk lebaran maupun Nataru.
"Kalau bisa NTT juga dikasih lebih banyak untuk lebaran dan Natal tahun baru," kata Nus Adang.
Nus Adang mengatakan, banyak masyarakat Alor yang hendak keluar maupun datang, terutama musim libur tiba. Sehingga moda transportasi laut seperti yang disiapkan PT Pelni akan memberikan dampak sebagai akses transportasi.
Nus Adang mengaku, Pemkab Alor menyurati Kementerian Perhubungan dan Pelni untuk menambah lintasan kapal yang masuk ke Kabupaten Alor. (fan)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.