Gunung Lewotobi di Flores Timur

Badan Geologi Sebut Sinar Api di Puncak Gunung Lewotobi Ada Indikasi Lava ke Permukaan

Sinar api terlihat di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki pada pukul 00.00 Wita hingga 06.00 Wita, Senin (13/1/2025) diamati Pos Pengamat GA Lewotobi.

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM
Sinar api teramati di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki pada Senin (13/1/2025) pukul 00.00 Wita-06.00 Wita.(Dok. PGA Lewotobi Laki-laki) 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-  Sinar api terlihat di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki pada pukul 00.00 Wita hingga 06.00 Wita, Senin (13/1/2025) diamati Pos Pengamat Gunung Api Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dilansir dari Kompas.Com, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah mencatat selama periode pengamatan dari 1 Januari hingga 7 Januari 2025, api diam terlihat di sekitar puncak gunung tersebut.

Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menjelaskan bahwa sinar api yang muncul di kawah mengindikasikan adanya lava yang terdorong ke permukaan.

“Sehingga dapat teramati saat malam hari pancaran warna merah di area puncak,” kata Wafid dalam keterangannya.

Baca juga: Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki Menurun Tapi Masih Berisiko Erupsi

 

 

Ia mencatat bahwa aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami sedikit kenaikan selama periode 1 Januari hingga 7 Januari 2025.

Rata-rata tinggi kolom erupsinya tercatat antara 600-1.200 meter, meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang berkisar antara 100-1.000 meter.

Selama periode tersebut, jenis gempa yang terekam meliputi 6 kali gempa letusan, 135 kali embusan, 99 kali harmonik, 8 kali low frekuensi, 4 kali vulkanik dangkal, 52 kali vulkanik dalam, 9 kali tektonik lokal, dan 48 gempa tektonik jauh.

Menurut Wafid, jumlah gempa embusan mengalami penurunan yang signifikan, sementara suara gemuruh lemah terdengar beberapa kali dari Pos PGA Lewotobi Laki-laki.

Baca juga: Aktivitas Gunung Lewotobi Selasa 7 Januari, Masih Terdengar Suara Gemuruh 

Asap embusan di sekitar puncak, terutama di arah barat laut dan timur laut, disebabkan oleh adanya zona alterasi atau zona lemah, yang mengakibatkan munculnya asap solfatara.

Kejadian ini mirip dengan yang terjadi pada Januari 2024, di mana terdapat zona alterasi pada bagian barat laut puncak yang berpotensi menyebabkan directed blast atau erupsi langsung searah ke arah barat laut dan timur laut.

Gempa letusan pada periode ini masih fluktuatif, menunjukkan adanya suplai magma dari dalam yang berpotensi menyebabkan erupsi di masa mendatang.

Gempa harmonik mengalami kenaikan signifikan, yang diindikasikan oleh pergerakan fluida atau pelepasan gas dari magma yang mengisi rekahan pada gunung dengan kedalaman dangkal.

Gempa low frekuensi juga mengalami sedikit kenaikan, menunjukkan meningkatnya aliran fluida magma menuju permukaan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved