Gunung Lewotolok Erupsi
Profil dan Sejarah Letusan Gunung Api Lewotolok di Pulau Lembata NTT
Gunung ini adalah gunung berapi kerucut yang terletak di bagian utara Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Letusan 136 Kali
Gunung Ile Lewotolok yang terletak di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami letusan sebanyak 136 kali pada Rabu (5/3/2025) dari pukul 00.00 Wita hingga 24.00 Wita.
Pos Pengamat Gunung Ile Lewotolok melaporkan bahwa letusan tersebut disertai dengan suara gemuruh dan dentuman.
Menurut Stanislaus Ara Kian, petugas pengamat Gunung Ile Lewotolok, "Teramati 136 kali letusan, disertai gemuruh dan dentuman lemah hingga sedang," ungkapnya dalam keterangannya pada Kamis (6/3/2025) pagi.
Ia menjelaskan bahwa berdasarkan data seismogram, letusan tersebut memiliki amplitudo antara 14.4 hingga 37.4 mm dengan durasi 30 hingga 412 detik.
Ketinggian kolom abu yang teramati mencapai lebih kurang 500 meter di atas puncak gunung, yang memiliki ketinggian sekitar 1.923 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, cenderung mengarah ke barat laut.
Stanislaus juga melaporkan bahwa pada hari yang sama terjadi 90 kali gempa embusan, empat kali tremor non harmonik, 12 kali gempa tremor harmonik, satu kali gempa vulkanik dalam, dan tiga kali gempa tektonik jauh.
Secara visual, kondisi gunung terlihat jelas dengan kabut 0-I.
Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang, mencapai ketinggian 20 hingga 400 meter di atas puncak kawah.
Ia mengimbau masyarakat sekitar untuk menggunakan masker atau alat pelindung guna menghindari bahaya yang disebabkan oleh abu vulkanik.
Hingga saat ini, status Gunung Ile Lewotolok ditetapkan pada level II waspada.
Stefanus (35), seorang warga Lembata, mengungkapkan bahwa erupsi yang disertai gemuruh telah berlangsung hampir dua pekan terakhir.
"Erupsi setiap hari. Begitu juga dengan gemuruh hampir setiap hari. Tetapi warga sudah terbiasa dan tetap waspada," kata Stefanus. (kgg)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.