Jalan Salib Tematis Katolik

Contoh Teks Lengkap Jalan Salib Tematis dalam Agama Katolik

Inilah contoh teks jalan salib tematis dalam Agama Katolik, dapat juga jadi pedoman saat melakukan jalan salib tematis.

Penulis: Nofri Fuka | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM / GG
UMAT BTN KOLHUA - Umat BTN Kolhua saat ikut misa dan jalan salib. Contoh Teks Lengkap Jalan Salib Tematis dalam Agama Katolik. 

P2. Yesus akhirnya ditangkap dan diadili. Pertama oleh Mahkama Agama atau Sanhedrin. (Luk 
22: 66 – 71), yang terdiri dari tujuh puluh imam dan ahli-ahli Taurat serta seorang imam besar. 
Kedua, oleh Pilatus. Pilatus, sesuai standart hukum waktu itu, tidak menemukan satu alasan pun 
untuk menjatuhkn hukuman mati atas Yesus. Satu-satunya jalan adalah mencuci tangan untuk 
tidak menaggung darah orang tak bersalah. Dan supaya tidak ada dalam tekanan rakyat dan para tua-tua dan ahli-ahli Taurat, Pilatus menjatuhkan hukuman mati atas Yesus. Hukuman ini diterima seorang diri, tanpa pembela, tanpa siapa pun.  Semua pengikut-Nya berlari meninggalkan Dia seorang diri. 

Apakah kita juga ikut menyangkal dan lari bersembunyi ketika Tuhan tengah diadili 
oleh hakim dunia?   
Mari kita hening sejenak…. 

P1. Di dalam hidup ini, sering ada banyak penghakiman dan penyangkalan yang kita lakukan. Kita sering menjadi hakim atas pasangan kita, atas anak-anak dan atas orang tua kita, tetangga-tetangga, anak buah/anak kerja atau bawahan, pimpinan agama atas umatnya, pimpinan sekolah atas dewan guru dan pegawai, dan rentetan litany penghakiman yang terjadi dalam Gereja dan masyarakat. Penghakiman itu dapat saja kita ekspresikan dalam kekerasan kata-kata makian, umpatan, kutukan, sumpah serapah, dll. Ya, kekerasan dalam rumah tangga menjadi warna khas model relasi keluarga jaman “now”.  

P2. Dalam konstelasi politik dunia dan relasi antar bangsa, kita sering memberi kritik yang kurang berimbang bahkan terkesan primordial dan main hakim sendiri. Perang antara Israel dan Hamas dipolitisir dan dibawa ke ranah agama. Ada juga konflik yang terjadi sepanjang musim kampanye dan sepajang pelaksanaan Pesta Demokrasi di tanah air kita. Ya, mari kita  hadapkan semua peristiwa di atas dengan peristiwa penangkapan, penghakiman, penderaan atau penyiksaan yang terjadi atas Tuhan kita Yesus Kristus. Kita pun bertanya, dimanakah posisi kita masing-masing? 

Sebagai yang dihakimi? Atau yang turut menghakimi dan memberi kesaksian palsu? Mari kita 
hening sejenak…… 

P1. Marilah kita berdoa….. 
U. Ya Bapa yang Maha Rahim, lewat peristiwa penangkapan Yesus di taman Getzemani dan 
peristiwa penghakiman atas Yesus di hadapan Mahkakah Agama dan Pontius Pilatus, kami 
diajarkan untuk lebih rendah hati, kritis dan sabar dalam menanggung segala macam penghakiman yang dunia berikan atas diri kami masing-masing. Lewat peristiwa-peristiwa yang dialami Yesus di atas, kami juga belajar untuk lebih bijak dalam memberi cap atau penghakiman atas orang lain di sekitar kami, atas rekan kerja, atas bawahan, atas pimpinan atau gembala kami. Semoga Roh Kudus menerangi kami agar semakin hari kami semakin bijaksana di dalam menyikapi setiap model relasi di antara sesama manusia. Bantulah kami agar menjadi jujur dan lembut dalam bersikap dan memiliki hati yang senantiasa siap mengampuni sesama yang bersalah kepada kami.
 
Demi Tuhan kami Yesus Kristus, Dia yang lewat penderitaan-Nya hendak mengantar kami kepada kehidupan yang penuh kedamaian sebagai persiapan atas hidup yang kekal…Amin!! 

P1. Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami….. 
U. Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.  


PERHENTIAN KE – 4: YESUS BERJUMPA DENGAN IBU-NYA 
P1. Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukurk kepada-Mu…. 
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia… 
P1. Kisah perjumpaan Bunda Maria dengan anaknya Yesus dalam perjalanan salib menuju bukit 
Kalvari, adalah kisah haru yang menggambarkan perjumpaan dua hati yang saling menyayangi 
sebagai ibu dan anak. Apakah ini sesuatu yang pernah dibayangkan oleh Bunda Maria ketika dia 
dengan tegar dan pasti menjawab : viat voluntas tua – terjadilah padaku seturut kehendakMu? 
Apakah ini sudah merupakan sesuatu yang telah Maria lihat di dalam visi spiritualnya ketika 
membawa anak itu untuk dipersembahkan di Bait Allah? Apakah ini merupakan perwujudan dari kata-kata profetis Simeon, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau 
membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan 
perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri-, supaya menjadi nyata pikiran 
hati banyak orang.”? (Luk 2: 34 – 35).  

Sebuah lagu Maria.....(dinyanyikan) 

P2. Saudara/i-ku, setiap hari bahkan setiap saat, di antara sejuta wanita di atas muka bumi ini, tentu saja ada yang sedang gunda gulana, ada sedang menangis – meneteskan air mata duka cita, air mata karena dikhianati, air mata karena dipukul secara fisik, air mata karena ditelantarkan oleh anak kandungnya, dan lain-lain. Ya, kita ingat para wanita di jalur Gaza, di Ukraina dan di 
beberapa negara di Afrika, terlebih para wanita yang sedang mengandung atau yang sedang 
menyusui bayinya.  

P1. Ya, kita ingat ibu kita masing-masing. Ibu yang tabah mengandung dan memelihara kita 
selama sembilan bulan. Ibu menanggung segala macam perasaan pahit dan manis, yang akhirnya melahirkan kita dengan selamat. Kita beri hormat dan ucapan terima kasih yang tulus dan jujur kepada ibu kita masing-masing. Setiap kita mungkin memiliki pengalaman yang berbeda akan kasih ibu. 

Namun satu yang pasti, ibu adalah sosok yang telah menciptakan surga bagi kita – dia 
telah menunjukkan kita dimana surga itu – dia pula yang telah menunjukkan kepada kita 
bagaimana mencapai surga itu. Hormat untukmu, ibu-ku…. 

P1. Marilah kita berdoa!  
U. Ya Bunda Maria, engkau telah menunjukkan kepada kami hati seorang ibu yang sungguh setia 
pada janji-janjinya. Engkau telah mengajarkan kami bagaimana menghadapi segala tantangan di 
dalam hidup. Engkau selalu menyimpan segala perkara di dalam hati dan merenungkannya tanpa harus menggembar-gemborkan kepada dunia. Engkau senantiasa tabah menggendong si bayi mungil Betlehem, membesarkannya dengan setia dan bahkan tabah memangku jenazah Putera-Mu yang sudah tak bernyawa. Engkau adalah sosok wanita hebat yang patut kami teladani. 

Bunda yang manis, doakanlah kami anak-anakmu di hadapan Puteramu yang setia memanggul salib. Doakanlah para wanita, para ibu teristimewa semua wanita dan ibu yang sedang dirundung dukacita dan kepedihan hidup. Daoakanlah kami umat manusia, semoga kami pun setia dan tabah memanggul salib hidup kami masing-masing.  

Ya Bapa yang kudus, kami bersyukur ke hadiratMu karena Engkau telah menganugerahkan kami 
sosok seorang ibu yang sejati – Bunda Maria. Semoga Engkau selalu mendengarkan doa-doa 
pengaduannya tentang hidup kami umat manusia di dunia ini. Demi Kristus Tuhan dan pengantara 
kami. Amin! 

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved