Unika Santu Paulus Ruteng
Unika Ruteng Perkuat Agritech Berbasis Kearifan Lokal untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan
Wilayah seperti Flores dan NTT, dianugerahi kekayaan alam namun sekaligus menghadapi tantangan struktural dalam mengelolanya.
Penulis: Robert Ropo | Editor: Cristin Adal
Kearifan lokal adalah kekuatan budaya dan sosial yang tidak boleh diabaikan dalam menyusun strategi pembangunan pertanian masa depan.
"Ketika teknologi pertanian modern atau agritech kita hadirkan, kita tentu tidak harus menghapus pengetahuan lokal yang telah diwariskan lintas generasi. Sebaliknya, keduanya harus bersinergi dimana teknologi yang memberdayakan, bukan menggusur, pengetahuan lokal yang diapresiasi, bukan dipinggirkan,"kata Rektor Unika St Paulus Ruteng itu.
Menurutnya, seminar ini menjadi ruang perjumpaan antara ilmu, pengalaman, kebijakan, dan harapan. Karena pembangunan harus berawal dari dialog antara universitas, masyarakat, dan kebijakan publik.
RD Manfres berharap Seminar ini menjadi ruang akademik yang menyatukan pemangku kepentingan dari berbagai institusi, akademisi, peneliti, mahasiswa, praktisi, dan pembuat kebijakan.
Dalam sesi distinguished speech, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI, Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, menekankan perlunya sinkronisasi pembangunan pertanian dengan pendekatan bottom-up berbasis lokal.
Sementara, Prof. Dr. Edi Santosa, ia mengupas integrasi teknologi pertanian cerdas berbasis sensor dan IoT (Internet of Things) dengan praktik agronomi lokal.
Menurutnya, teknologi bukan pengganti tradisi, tapi jembatan menuju regenerasi. Saat kearifan lokal masuk dalam ekosistem digital, generasi muda membangun ketahanan pangan yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.
Prof. Dr. Ir. Rr. Nugrahini Susantinah Wisnujati mengulas strategi pemasaran pertanian berbasis nilai-nilai lokal untuk ekspansi ke pasar internasional.
Menurutnya, agribisnis masa depan membutuhkan narasi budaya sebagai pembeda di pasar global yang kompetitif.
Sementara Prof. Muhammad Ali, menyoroti pentingnya integrasi antara sistem peternakan presisi dengan pendekatan agroekologi sebagai solusi jangka panjang bagi krisis pangan nasional.
Ketua Panitia INOPTAN III, Dr. Hilarius Y. Sikone, menyebutkan bahwa seminar ini dirancang untuk mendorong kolaborasi antara teknologi dan budaya lokal.
"Tujuan utama kami adalah memperkuat misi pertanian berkelanjutan yang berbasis komunitas dan identitas lokal. Kami ingin NTT tak hanya menjadi lumbung pangan, tapi juga pusat inovasi agritech berbasis budaya,"ungkapnya.
Seminar ini diikuti oleh lebih dari 400 mahasiswa dan 25 pemakalah dari berbagai instansi di Indonesia. Sesi panel dan diskusi di breakout room membahas riset-riset mutakhir seputar pertanian, peternakan, dan agribisnis, termasuk optimalisasi pupuk organik dan sistem irigasi digital.
Pada sesi breakout room juga membahas efisiensi produksi pakan lokal, peran perempuan dalam pertanian berkelanjutan, inovasi aplikasi pertanian berbasis AI.(rob)
Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News
Manggarai
NTT
Agritech
TribunFlores.com
RD Manfred Habur
Fakultas Pertanian dan Peternakan Unika Ruteng
Ruteng
Unika Santu Paulus Ruteng Manggarai Seminar INOPTAN 3, Bahas Strategi Agritech Masa Depan |
![]() |
---|
Unika Santu Paulus Ruteng Gelar ICACPROVE 2025, Prof Mangku Beberkan Strategi Pertanian |
![]() |
---|
Mahasiswa PBSI Unika Santu Paulus Ruteng Raih Juara Dua Lomba Debat Bahasa Indonesia |
![]() |
---|
Menteri Natalius Pigai : Mahasiswa Unika St Paulus Ruteng Jadi Aktivis Pembela Kaum Lemah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.