Gunung Lewotobi Meletus

Cerita Nakes di Boru Flores Timur Selamatkan Pasien dan Bersembunyi di Bawah Kolong Meja

Silvi Mariam Making, Salah satu tenaga Kesehatan Puskesmas Boru menuturkan, saat erupsi itu, langit-langit menjadi gelap dan terjadi hujan pasir

Penulis: Arnol Welianto | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/ARNOLDUS WELIANTO
NAKES BORU- Para Nakes di Puskesmas Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores, Timur, NTT. 

 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Arnold Welianto

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi pada Senin 7 Juli 2025 lalu, membuat sejumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT panik.

Saat tejadi erupsi itu, para nakes sedang memberikan pelayanan kepada masyarakat termasuk ibu hamil.

Silvi Mariam Making, Salah satu tenaga Kesehatan Puskesmas Boru menuturkan, saat erupsi itu, langit-langit menjadi gelap dan terjadi hujan pasir dan kerikil.

Saat itu, sejumlah nakes dan pasien panik, meski panik, para nakes tetap menenangkan pasien agar tidak keluar dari gedung Puskesmas Boru. Sejumlah nakes pun langsung membagikan masker kepada para pasien.

 

 

 

 

Baca juga: Guru dan Nakes Diserang KKB di Yahukimo, Ketua Yayasan Serafim: Tidak Ada Hubungan Politik

 

 

 

 

 

 

Usia membagi masker, beberapa nakes bersembunyi di bawah kolong meja saat wilayah itu diguyur hujan pasir dan kerikil.

"Teman-teman nakes menyelamatkan diri, yang lainnya menyelamatkan diri dan bersembunyi di bawah kolong meja,teman-teman nakes lainnya menyelamatkan pasien dengan menenangkan pasien agar tidak keluar dari gedung puskesmas, dan yang lainnya membagikan masker, " kisahnya, Sabtu 12 Juli 2025.

Kepala Puskesmas Boru, Andrea Maria Andriana Masni mengatakan, Meski Puskesmas Boru terdampak abu erupsi gunung lewotobi laki-laki, sejumlah tenaga kesehatan tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat. Beberapa nakes pun kini menderita penyakit Inveksi Saluran Pernapasan (ISPA)

Kata dia,  Kasus Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) meningkat dari bulan ke bulan yangberkisar antara 160 an hingga 170 an kasus dalam sebulan. 

 

 

Baca juga: 1000 Warga Diaspora Ende di Jakarta Bakal Menari Gawi di TMII

 

Selain ISPA, warga menderita gatal-gatal dan diare termasuk para nakes di puskesmas boru menderita penyakit ISPA. 
 
"Untuk kasus yang sedikit mencuat itu adalah Ispa, Ispa ini dari bulan ke bulan kita evaluasi berkisar antara 160 an, 170 an, selain ispa ada gatal dan dan diare, teman-teman nakes juga ada satu dua yang menderita Ispa, memang debu kali ini banyak sekali, " ujarnya. 

Hingga saat ini, pvmbg masih menetapkan status level empat atau awas/ masyarakat diharapkan untuk tetap mematuhi rekomendasi dari pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi. (Awk) 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved