Berita Ende

Eks TKI Sukses Bertani Cabai di Ende, Raup Keuntungan dari Lahan 1000 Meter Persegi

Seorang mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, Nasarius Nggerhi, membuktikan bahwa

|
Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/HO.DINAS PERTANIAN KABUPATEN ENDE
MONITORING- Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende, Gadir H. Ibrahim Dean bersama Kepala Bidang PPSDM, Koordinator BPP Ende Utara, para Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), serta perwakilan dari DGW, Senin (21/7/2025) melakukan kunjungan monitoring ke lahan pertanian milik Nasarius yang tergabung dalam kelompok tani Pama Imu. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

TRIBUNFLORES.COM, ENDE – Seorang mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, Nasarius Nggerhi, membuktikan bahwa kerja keras dan ilmu pertanian yang ia dapat di perantauan bisa membawa keberhasilan di kampung halaman. 

Bermodalkan lahan 1000 meter persegi di Lingkungan Tokoropi, Kelurahan Roworena, Kecamatan Ende Utara, Nasarius kini sukses mengembangkan pertanaman cabai keriting dan meraup keuntungan dari hasil panennya.

Kesuksesan Nasarius mengembangkan pertanaman cabai keriting ini akhirnya mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten Ende dalam hal ini Dinas Pertanian setempat. 

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende, Gadir H. Ibrahim Dean bersama Kepala Bidang PPSDM, Koordinator BPP Ende Utara, para Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), serta perwakilan dari DGW, Senin (21/7/2025) melakukan kunjungan monitoring ke lahan pertanian milik Nasarius yang tergabung dalam kelompok tani Pama Imu.

 

Baca juga: Dorus Petani di Ngada, Belasan Tahun Konsisten Tanam Cabai Berbuah Manis 

 

 

 

Lahan seluas 10 are itu kini ditanami sekitar 3.000 pohon cabai keriting varietas Laju, dan telah memasuki usia sekitar 4 bulan. Hingga saat ini, Nasarius telah melakukan tiga kali panen, masing-masing panen pertama sebanyak 50 kilogram, panen kedua sebanyak 100 kilogram dan panen ketiga sebanyak 137 kilogram. 

Dengan harga jual rata-rata Rp35.000 per kilogram, usaha ini telah memberikan penghasilan yang menjanjikan bagi Nasarius dan keluarganya. 

Tanaman cabai diperkirakan bisa dipanen hingga 8–10 kali selama masa produksinya, tergantung pada perawatan dan kondisi lingkungan

Nasarius merantau ke Sabah, Malaysia sejak 1995 dan baru kembali ke Ende pada tahun 2018. Selama di Malaysia, ia bekerja di sektor pertanian dan belajar berbagai teknik bertani secara langsung. Setibanya di kampung halaman, ia memutuskan untuk menerapkan keterampilannya di lahan milik sendiri.

Ia memulai usahanya secara sederhana dengan membeli benih cabai seharga Rp5.000 dalam kemasan, dan mencoba menanamnya di sebagian lahan. Melihat hasil yang menjanjikan dari uji coba itu, Nasarius kemudian memutuskan untuk memperluas tanamannya.

“Saya coba dulu sedikit, ternyata tumbuh bagus dan hasilnya juga lumayan. Saya putuskan tanam lebih banyak,” kata Nasarius.

 

Baca juga: Jejak Empat BUMD Pemprov NTT, Ada yang Nyaris Gulung Tikar

Dalam menjalankan usaha ini, Nasarius mendapat pendampingan rutin dari Koordinator BPP Ende Utara dan PPL setempat. Ia mengaku sangat terbantu dengan arahan dan bimbingan teknis dari petugas lapangan.

Nasarius berharap Dinas Pertanian Kabupaten Ende terus memberikan pendampingan intensif kepada petani seperti dirinya. Ia juga berharap mendapat bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) guna memperluas dan mempermudah pengolahan lahannya, mengingat lahan yang tersedia masih cukup luas dan belum dimanfaatkan secara optimal.

Dalam kesempatan kunjungan tersebut, Kadis Pertanian Gadir H. Ibrahim Dean menyampaikan apresiasi kepada kelompok tani Pama Imu dan para penyuluh yang telah aktif membimbing petani dalam memanfaatkan lahan pertanian.

“Cabai ini komoditas strategis. Selain penting untuk ketahanan pangan, harganya juga fluktuatif dan menjadi salah satu penyumbang inflasi. Karena itu, usaha seperti yang dilakukan Pak Nasarius sangat kami apresiasi,” kata Gadir Dean.

Ia menegaskan Dinas Pertanian Kabupaten Ende akan terus mendorong pemanfaatan lahan-lahan kosong agar dapat ditanami komoditas yang bernilai ekonomi tinggi seperti cabai, serta memperluas pendampingan dan fasilitasi untuk para petani. (bet)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved