Universitas Nusa Nipa
Mahasiswa KKN UNIPA Desa Nangahale Ciptakan Makanan Bergizi Berbahan Lokal Atasi Stunting
Abon ikan merupakan produk makanan pendamping ASI (MPASI) yang dibuat dari bahan dasar ikan
Kegiatan produksi abon ikan dilakukan di Pusat Kegiatan Masyarakat (PKM) Desa Nangahale yang telah difasilitasi dengan peralatan pengolahan makanan sederhana. Sementara itu, kegiatan sosialisasi dan edukasi sudah dilakukan di Balai Desa Nangahale.
Melalui program ini, mahasiswa UNIPA berharap dapat membantu masyarakat Desa Nangahale untuk lebih mandiri secara pangan, serta meningkatkan kesadaran gizi keluarga guna mencegah stunting sejak usia dini.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pengabdian mahasiswa di desa bukan hanya sebatas tinggal bersama masyarakat, tetapi juga memberi manfaat langsung yang berkelanjutan.
Kegiatan ini dilaksanakan karena Desa Nangahale merupakan desa pesisir yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan, dengan hasil tangkapan laut seperti ikan tongkol yang melimpah setiap harinya.
Namun, potensi besar ini belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber pangan olahan bergizi.
Berdasarkan data puskesmas setempat, terdapat 40 anak yang mengalami stunting di Desa Nangahale. Kondisi ini mencerminkan masih rendahnya asupan gizi, khususnya protein hewani, dalam pola makan sehari-hari.
Oleh karena itu, mahasiswa UNIPA hadir melalui program pelatihan pembuatan abon ikan tongkol, sebagai upaya memberdayakan masyarakat dalam mengolah hasil laut menjadi makanan sehat, praktis, dan tahan lama.
Selain ditujukan untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarga, khususnya anak-anak, program ini juga diharapkan menjadi langkah nyata dalam membantu pemerintah desa menurunkan angka stunting.
Proses pembuatan abon ikan tongkol diawali dengan menyiapkan ikan tongkol segar yang telah dibersihkan.
Ikan kemudian dikukus selama kurang lebih 30 menit hingga matang dan mudah disuwir. Setelah matang, daging ikan disuwir-suwir halus menggunakan tangan atau garpu, lalu disisihkan.
Sementara itu, bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, lengkuas, daun salam, daun jeruk, gula, dan garam dihaluskan dan ditumis hingga harum. Setelah itu, suwiran ikan tongkol dimasukkan ke dalam wajan dan dicampur dengan bumbu yang telah ditumis.
Campuran ini kemudian dimasak dengan api kecil sambil terus diaduk agar abon tidak gosong dan teksturnya menjadi kering dan berserat.
Proses pengeringan ini memakan waktu sekitar 30–45 menit. Setelah kering dan matang sempurna, abon ikan tongkol didinginkan, kemudian bisa langsung dikemas dalam wadah kedap udara agar tahan lama.
Abon ini bisa disimpan hingga beberapa minggu, dan sangat cocok digunakan sebagai lauk sehat kaya protein, terutama untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, termasuk anak-anak yang mengalami stunting.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Expo Desa Mahasiswa KKN UNIPA di Kecamatan Bola Sikka Memotivasi Pelaku UMKM |
![]() |
---|
Masalah Stunting di Desa Tanarawa Sikka Jadi Perhatian Khusus Mahasiswa KKN Unipa Indonesia |
![]() |
---|
Mahasiswa KKN Unipa Indonesia Gandeng Karang Taruna Egon Gahar, Sikka, Gelar Bakti Sosial |
![]() |
---|
Mahasiswa KKN Unipa Indonesia Tanam Pohon Bakau di Pesisir Pantai Nangahaledoi Sikka |
![]() |
---|
Mahasiswa KKN Unipa Sosialisasi Pencegahan Stunting di Wailamung Sikka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.