Gunung Lewotobi Erupsi

Gunung Lewotobi Laki-laki 1 Kali Gempa Guguran 1 Kali Gempa Vulkanik Dalam

Selama 6 jam terakhir Gunung Lewotobi Laki-laki 1 Kali Gempa Guguran 1 Kali Gempa Vulkanik Dalam. Status level III atau Siaga.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / MAGMA INDONESIA
GUNUNG LEWOTOBI LAKI-LAKI - Selama 6 jam terakhir Gunung Lewotobi Laki-laki 1 Kali Gempa Guguran 1 Kali Gempa Vulkanik Dalam. Status level III atau Siaga. 

Kemudian, terdapat 212 tremor non-harmonik, 91 kali gempa low frequency, 245 kali gempa vulkanik dalam, 31 kali gempa tektonik lokal, 43 kali tektonik jauh, dan satu kali tremor menerus dengan amplitudo dominan 4,4 mm.

“Data kegempaan mengindikasikan tren penurunan aktivitas vulkanik menuju kestabilan jangka pendek, dengan dominasi gempa dangkal dan gempa permukaan,” ujar Wafid dalam keterangannya, Minggu dikutip dari Kompas.Com.

Ia menjelaskan penurunan signifikan pada gempa embusan menunjukkan berkurangnya tekanan dari dalam.

Sementara itu, lubang diatrema tidak ada sumbatan sehingga menghasilkan asap tipis hingga tebal dengan tekanan lemah hingga sedang.

Gempa letusan mengalami penurunan cukup signifikan, sedangkan tremor harmonik, tremor non-harmonik, dan gempa low frequency masih mendominasi, namun trennya menurun.

Wafid mengatakan tidak terekam gempa vulkanik dangkal, menandakan tidak ada sumbatan di kedalaman dangkal.

Sehingga, sistem berada dalam fase sistem terbuka (open system) yang memungkinkan pergerakan magma dan gas tanpa hambatan berarti.

Selain itu, jumlah gempa vulkanik dalam juga menurun, mengindikasikan suplai magma baru dari kedalaman berkurang.

Pemantauan deformasi menggunakan tiltmeter pasca-erupsi 1 Agustus 2025 menunjukkan pergerakan yang mulai stabil.

Sumbu X yang sebelumnya mengalami penurunan tajam sejak pertengahan Mei kini melandai dan stagnan.

Sedangkan sumbu Y yang sempat naik hingga akhir Juli bergerak datar dengan sedikit fluktuasi.

“Pola ini mengindikasikan fase relatif stabil atau jeda aktivitas jangka pendek, meski masih ada indikasi suplai magma baru dengan laju lambat,” kata dia.

Data GNSS pada periode yang sama memperlihatkan perlambatan pengangkatan (uplift) hingga cenderung stagnan.

Kondisi tersebut menandakan sebagian material sudah keluar dan tubuh gunung mengalami deflasi.

Meskipun suplai magma dari kedalaman masih terjadi, pergerakannya menuju zona dangkal berkurang dan belum ada suplai besar yang signifikan.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved