Pilpres 2024

Ganjar Pranowo Bilang Tidak Pernah Dibuang PDIP, Masih di Kandang

Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai menghadiri acara Halaqoh Kyai Santri Tentang Pencegahan Terorisme di Hotel Grand Syahid Salatiga, Sabtu (14/9).

Dalam istilah orang Jawa, kata Trimedya, bisa disebut kemlinthi atau congkak.

“Kalau kata orang Jawa kemlinthi ya, sudah kemlinthi dia, harusnya sabar dulu dia jalankan tugasnya sebagai Gubernur Jateng, dia berinteraksi dengan kawan-kawan stuktur di sana DPD, DPC, DPRD provinsi, DPRD kab/kota, itu baru,” pungkasnya.

Nama Ganjar dan Anies Mendominasi Rakernas NasDem

Sejumlah nama diusulkan untuk menjadi bakal calon presiden (capres) 2024 dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) NasDem.

Nama Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menjadi yang paling banyak diusulkan oleh 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem, pada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) NasDem, dalam Rakernas lanjutan pada Kamis (16/6/2022).

Baca juga: 40 Peserta Ikut Pelatihan Peningkatan Inovasi dan Hiegienitas Sajian Kuliner di Sikka

Dilansir Tribunnews.com, jika ditotal ada 32 DPW NasDem yang merekomendasikan Anies sebagai capres.

Sementara, 29 DPW NasDem mengusulkan nama Ganjar yang merupakan kader PDIP.

Terakhir, Menteri BUMN, Erick Thohir, menjadi nama ketiga yang paling banyak diusulkan, total oleh 16 DPW NasDem.

Selain ketiga nama tersebut, muncul nama dua Jenderal TNI dalam Rakernas NasDem.

Mereka adalah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

Sementara itu, dua sosok yang sempat bertemu Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, justru tak masuk daftar rekomendasi, yaitu Ketum Gerindra, Prabowo Subianto, dan Ketum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya, memberikan penjelasan.

Ia mengatakan, keputusan untuk tidak merekomendasikan nama Prabowo dan AHY lantaran DPR NasDem tak ingin ada sosok berpengaruh dari partai lain untuk diusulkan sebagai capres.

"Iya tentu proses rekomendasi ini kita dengar langsung tadi mungkin teman-teman di DPW memiliki catatan yang tidak menginginkannya asosiasi figur yang terlalu dominan ke partai politik tertentu," kata Willy saat jumpa pers di agenda Rakernas Nasdem, di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, dilansir Tribunnews.com.

Hal itu, kata Willy, merupakan kondisi yang wajar, mengingat tidak ada ketua umum partai lainnya lagi yang diusulkan DPW NasDem menjadi capres.

Halaman
1234