Komunitas Sahabat Penyu Loang

Komunitas Sahabat Penyu Loang Tak Punya Lahan Tetaskan Telur Penyu

Penulis: Ricko Wawo
Editor: Egy Moa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pada Minggu, 28 Januari 2024, mereka melepasliarkan sebanyak empat ekor tukik ke lautan di Pantai Loang. Pelepasliaran tukik ini dilakukan bersama masyarakat dan dua orang relawan Taman Daun dari Prancis dan Inggris.i

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Ricko Wawo.

TRIBUNFLORES.COM,LEWOLEBA-Sejak tempat penetasan telur penyu di Pantai Riangdua, Desa Bour, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata ditutup paksa oleh tuan tanah, para relawan penyu kini tidak punya tempat penetasan. Pelbagai usaha mediasi tak menemukan solusi. Mereka harus mencari tempat baru. 

Sembari mencari tempat baru, para relawan yang tergabung dalam Komunitas Sahabat Penyu Loang dan Riangdua masih tetap mencari telur-telur di sepanjang Pantai Loang dan Riangdua. Telur tukik (anak penyu) yang ditemukan pun ditetaskan secara sangat terbatas.

Pada Minggu, 28 Januari 2024, mereka melepasliarkan sebanyak empat ekor tukik ke lautan di Pantai Loang. Pelepasliaran tukik ini dilakukan bersama masyarakat dan dua orang relawan Taman Daun dari Prancis dan Inggris.

Pendiri Sahabat Penyu Loang dan Riangdua, Polikarpus Bala, saat ini sedang mencari tempat penetasan telur tukik yang baru. Dia sedang berupaya mencari tempat yang tidak punya riwayat masalah tanah.

Baca juga: Mama Fatima Tak Percaya Anaknya Terlibat Narkoba di Lembata, Beli Beras saja Susah Setengah Mati

 

 

“Ini adalah hidup saya. Melestarikan tukik adalah hidup saya,” ungkap Polikarpus.

Meski belum menemukan tempat untuk penetasan telur penyu, para relawan tetap giat menyelematkan telur-telur tersebut dari ancaman predator seperti anjing, burung dan perburuan manusia. Telur-telur itu kemudian ditetaskan secara terbatas.

Tempat penetasan telur sempat dibangun di Pantai Loang dan Riangdua. Kedua tempat ini terintegrasi dengan rumah edukasi dan taman baca untuk anak-anak. Lokasi penetasan tukik ini juga sempat menarik banyak peneliti dari, Kupang, Jakarta, Bali, Eropa dan Amerika. Bahkan, Universitas Ostrova, salah satu perguruan tinggi di Republik Ceko, rutin mengirimkan mahasiswa dan peneliti untuk mempelajari tukik di Lembata.

Sekarang dua tempat ini sudah ditutup karena masalah kepemilikan lahan. Polikarpus mengakui butuh waktu lama untuk bisa mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian penyu di Lembata. Dia sudah berkomitmen mencari tempat penangkaran tukik yang  baru supaya program pelestarian tukik tetap dilakukan di Lembata.

Baca juga: Polres Lembata Tangkap Pembawa Paket Ganja dan Sabu

Ketua Komunitas Sahabat Penyu Riangdua, Ado Nunang mengatakan, suatu saat penyu bisa bernasib seperti dinosaurus jika terus diburu manusia dan tidak dilestarikan.

Penyu merupakan salah satu binatang purba langka yang saat ini terancam punah dan berada dalam kondisi memprihatinkan.

"Salah satu reptil (purba) yang masih hidup dan bertahan di muka bumi ini adalah penyu. Kalau dinosaurus memang kita tinggal dengar nama saja," kata Ado. 

Oleh karena itu, mantan pemburu penyu ini mengajak seluruh masyarakat Lembata dan Indonesia pada umumnya, untuk berhenti berburu penyu dan telurnya untuk dikonsumsi atau dijual.

Baca juga: Derita Siswi SMA di Lembata Digarap Pacar dan Sepupu

Menurutnya, selain cara di atas, upaya lain yang ditempuh adalah mendirikan tempat penangkaran semi alami seperti yang mereka pernah lakukan di Desa Bour dan Loang untuk menyelamatkan telur penyu dari predator termasuk manusia.

Setiap malam, Ado bersama relawan Komunitas Sahabat Penyu Riangdua menyusuri pantai Riangdua untuk menyelamatkan ratusan telur penyu. 

Telur-telur penyu ini selanjutnya akan ditetaskan di tempat penangkaran semi alami sebelum dirilis ke laut.

Hingga saat ini mereka telah berhasil merilis sekitar 30.000 ekor tukik ke laut. Agar upaya mereka ini tidak sia-sia, Ado meminta masyarakat Lembata khususnya di wilayah pesisir untuk berhenti berburu penyu dan telurnya untuk dikonsumsi.

Baca juga: Baru Dipasang, Pencuri Gasak Lampu Hias di Pantai Wulen Luo Lembata

"Mari kita sama-sama jaga lestarikan penyu ini. Mari kita belajar mencintai alam karena penyu ini dia punya peran sangat besar di dalam air laut," kata Ado. 

Penyu memiliki banyak peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dunia laut. Dua di antaranya adalah mengendalikan tumbuhan lamun air dan mengontrol populasi spons yang mengancam keberlangsungan hidup terumbu karang. *

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News