Jemy Amahu yang sudah berlumuran darah, sempat meminta agar pemuda itu berhenti dengan arogansinya dan membicarakan persoalan itu dengan baik. Aksi pemuda itu terhenti saat dilerai warga lainnya dan aparat kepolisian yang kebetulan berada disekitar lokasi.
Atas saran kepolisian, Jemy Amahu kemudian membuat laporan polisi di Polresta Kupang Kota. Selama ini, aktivitas pelayanan sumur bor berjalan tanpa gangguan. Bahkan tidak ada cekcok maupun silang pendapat dengan tetangga atau warga sekitar.
"Kena pukul itu Jemy Amahu dan Frans Nite, itu sopir dan konjak anak kecil. Pak Frans itu ada beberapa orang yang pukul. Ada yang datang bawa batu," kata dia.
Oken berharap polisi bisa mengusut kasus itu agar adanya keadilan. Pemuda yang diduga mabuk itu harus mendapat hukuman setimpal. Dia sebelumnya sempat menanyakan persoalan itu ke sopir dan kernet ihwal masalah itu.
"Ketika kami lagi runding baik-baik, datanglah ini pelaku, datang langsung kenapa-kenapa. Dia langsung dorong kakak saya (Jemy Amahu) langsung cekik. Kita sudah bilang, bicara baik-baik," kata dia.
Oken juga sempat meminta kenalannya yang ada di wilayah Tofa untuk membantu mediasi persoalan itu. Namun, pemuda yang mengamuk tidak menghiraukan dan justru kembali menantang semua orang yang hendak membantu menyelesaikan masalah itu.
Jemy Amahu usai menjalani pemeriksaan di Mapolresta Kupang Kota meminta polisi menangkap pelaku dan mendapat hukuman setimpal. Dia tidak ingin kejadian itu terulang lagi ke depan.
Kasat Reskrim Polresta Kupang Kota AKP Jhon Suardi mengaku pihaknya sudah menerima laporan dan korban juga telah menjalani visum.
"Proses penyelidikan akan dilakukan. Dan polisi akan tindaklanjuti laporan korban itu," kata dia dihubungi terpisah, Rabu malam. (fan)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News