Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA- Wajah pendidikan di Kabupaten Lembata dicoreng. Orang tua dan saudara kandung seorang siswi SMAN 1 Nubatukantukan, Kota Lewoleba menganiaya guru Damianus Dolu pada saat pembelajaran berlangsung di dalam ruang kelas IX, Senin 9 Februari 2024. Penganiayaan disaksikan para siswa dari dalam ruang hingga keluar ruangan.
Kepolisian Resort Lembata mengaku sedang memroses kasus penganiayaan menimpa guru di SMAN 1 Nubatukan.
"Sementara berproses," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminalitas Polres Lembata, AKP I Wayan Pasek Sujana, dikonfirmasi Tribun Flores, Sabtu, 9 Maret 2024.
Damianus Dolu, dihubungi Tribun Flores, Sabtu 9 Maret 2024 menceritakan penganiayaan yang menimpanya. Pada hari naas itu, kata Damianus, dia menjalankan tugas belajar mengajar seperti biasa.
Baca juga: Penjabat Bupati Lembata Kukuhkan Pengurus IKL Kupang
"Setelah mengecek kehadiran siswa, saya langsung mengkonfirmasi kelengkapan catatan. Saat itu siswa-siswa sudah dibagi dalam kelompok," katanya.
Damianus menanyakan kepada siswi berinisial PAN. " Ade, minggu lalu katanya catatan sudah lengkap, tetapi alasan lupa di rumah, kenapa hari ini masih catat?"
Siswi tersebut mengelak sembari bersungut-sungut dengan mulut komat-kamit. Guru non ASN itu pun mengabaikan perilaku siswi tersebut dan bergerak menuju ke kelompok lain. Namun, pada saat dia mau melangkah ke samping kiri, siswi tersebut dengan nada sinis mengucapkan kalimat, "Sante sa ka, Pa?"
Damianus pun langsung refleks menepuk bahu kiri siswi tersebut, sambil menegur, "Ade jaga sikap, kita dua umur tidak sama. Guru tegur saja kamu jawab seperti ini, apalagi orang tua."
Baca juga: PKB Lembata Siapkan Simeon Odel dan Wim Kedang di Pilkada
Di saat yang sama, guru yang berasal dari Kedang ini melihat tulisan nama siswi tersebut tertera di bagian pundak kiri baju menggunakan pulpen tinta biru.
Dia langsung menegur, “itu buktinya, perempuan tulis nama di pundak baju menunjukkan sikap kurang bagus."
Dia pun langsung balik ke meja guru untuk mencatat perilaku sikap yang dilakukan oleh siswi tersebut. Selanjutnya, dia melakukan proses pembelajaran seperti biasanya dan siswi itu langsung keluar dari ruang kelas tanpa ijin.
Damianus pun mengabaikannya dan terus melakukan proses pembelajaran. Siswi tersebut masuk lagi ke dalam kelas, mengambil tas dan keluar ruang kelas lagi tanpa ijin.
Baca juga: Bedah Rumah Taman Daun Putus Rantai Kemiskinan dii Lembata
Sesampainya di pintu keluar, orang tua siswi ini langsung masuk ke dalam kelas dan memaki-maki Damianus.