Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Arnold Welianto
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Sebanyak 52 Kepala Keluarga atau 177 Jiwa memilih mengungsi ke Desa Wureh pasca konflik tanah antar Desa Bugalima dan Desa Ile Pati di Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Ratusan warga ini memilih mengungsi pada rumah-rumah penduduk dan dua Kapela yakni Kapela Sinyor dan Kruskota di Desa Wureh.
"Ada 52 KK atau 177 jiwa yang mengungsi ke Wureh, mereka menempati rumah-rumah penduduk dan malam setelah doa, mereka tidur di dua Kapela, sementara yang lainnya di rumah warga," kata Sekertaris Desa Wureh Florianus Karwayu, Rabu 23 Oktober 2024.
Untuk kebutuhan logistik bagi warga ini, Ia mengaku sudah didistribusikan oleh pihak Pemerintah Desa setempat.
Dikatakannya, saat ini warga membutuhkan air minum dan perlengkapan tidur karena pasca rumah terbakar, seluruh isi rumah rumah ludes terbakar.
Baca juga: BREAKING NEWS: Kepala Desa dan 14 Warga Jadi Tersangka Konflik Batas Tanah di Adonara
"Yang dibutuhkan saat ini itu air, perlengkapan tidur, karena saat terjadi kebakaran itu, seluruh rumah warga ludes terbakar,"jelasnya.
Ia menuturkan, usai sarapan pagi, warga kembali ke Desa Bugalima untuk memberi makan ternak setelah itu, pada sore hari mereka kembali lagi ke Desa Wureh.
Sementara itu, Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita meminta masyarakat Desa Bugalima agar tetap menahan diri sehingga tak terjadi konflik susulan, sembari menanti proses hukum yang sedang ditangani polisi.
Kapolda NTT, ungkap Nyoman, telah memerintahkannya untuk memproses para pelaku anarkis yang melakukan penyerangan dan pembakaran rumah.
"Mereka (massa dari Desa Ilepati) melakukan penyerangan, bakar rumah, semuanya punya konsekuensi. Jadi perintah pak Kapolda untuk proses semua mereka yang menyerang dan melakukan pembakaran rumah," pungkasnya.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News