Ia memberi contoh terkait kegiatan ekstrakurikuler.
"Misalnya kita selenggarakan kegiatan ekstrakurikuler lalu dari kebutuhan anak itu ternyata ada ekstra yang tidak ada pembimbingnya di sekolah, yah kita cari pembimbing dari sekolah lain, atau kah dari tempat lain berdasarkan kebutuhan mereka sehingga pada saat mengikuti perlombaan, banyak hal bisa kita akomodir, karena kita jalin kerjasama juga dengan pihak-pihak lain supaya membantu kita," imbuhnya.
Pater Beni bersama para guru juga selalu melibatkan semua anak dalam tiap perlombaan atau event di dalam maupun di luar sekolah tanpa harus memilah yang pintar dan yang tidak pintar.
"Kita mendorong semua anak-anak untuk ikut berpartisipasi, meskipun dalam lomba-lomba tertentu memang kita harus mengirim anak-anak yang mempunyai kemampuan di bidang itu. Jadi kalau ada lomba-lomba lain yang memang semuanya bisa yang mereka harus tampil," kata dia.
Hal lain yang menurut Pater Beni begitu penting yakni kepemimpinan. Menjadi pemimpin bagi Pater Beni, bukan serta merta memerintah saja namun menciptakan sistem kontrol yang fleksibel dan memberi rasa nyaman bagi guru maupun siswa.
"Saya pribadi sebagai kepala sekolah juga saya pikir itu tanggung jawab bersama, saya tidak bisa biarkan mereka bekerja sendiri, minimal kita berkomunikasi tanya sudah sampai di mana, persiapannya, yah seperti itu. Lalu kita kontrol juga atau mengawasi tapi tidak perlu hingga menggurui. Jadi kadang-kadang kita beri kebebasan yang penting tetap terkontrol," ungkapnya.
Pater Beni secara pribadi membiarkan guru-guru berkreasi. Terkadang dia memberikan arahan bila diperlukan.
"Kadang-kadang juga saya berikan masukan koreksi, itu selalu ada. Kemudian hal lain juga, namanya program ini kan kita harus pikir baik-baik kalau seandainya itu terlaksana pasti juga akan berguna untuk sekolah, tapi kalau tidak terlaksana kita harus cek ini masalahnya di mana," tegasnya lagi.
Program Bukan Untuk Penuhi Kertas
SMAK Monte Carmelo selalu selektif dalam membuat program-program yang berdampak positif bagi pendidikan siswa.
Program yang dibuat sedapatnya tidak sekedar memenuhi kertas lalu mubazir atau tidak dilaksanakan.
Untuk itu, pihak SMAK Monte Carmelo selalu mengadakan evaluasi tiap akhir tahun agar memfilter program yang benar-benar perlu dilanjutkan atau pun menambah dan menghapus program yang tidak memiliki efek positif.
Pater Beni tidak menampik bahwa setiap hal baru yang ditemui jika bisa diterapkan di sekolah akan diterapkan. Bagi dia, setiap program yang terapkan tidak boleh monoton.
Sebagai sekolah dibawah Yayasan Karmel, Pater Beni merasa beruntung karena SMAK Monte Carmelo berkesempatan melakukan transfer ilmu dengan sekolah-sekolah di bawah Yayasan Karmel yang lain.
"Kami juga menggunakan kesempatan, ada konfrater kami ada di Jawa membantu kami memperhatikan sekolah-sekolah kami apalagi sekolah kami masih baru. Jadi kita saling belajar. Saya biasanya minta pendapat kira-kira seperti apa, jalan keluarnya bagaimana. Sehingga banyak hal untuk sekolah kami itu sebenarnya tidak bisa mencapainya dengan cepat ketika kita saling transfer ilmu itu menjadi lebih mudah," Kata Kepsek pertama SMAK Monte Carmelo ini.