Gangguan distribusi ARV juga berdampak pada target nasional untuk mencapai Three Zeros pada tahun 2030: nol infeksi baru, nol kematian akibat HIV, dan nol diskriminasi.
Selain tantangan akses obat, Ridho juga menyoroti masih maraknya diskriminasi terhadap ODHIV di NTT.
“Di layanan kesehatan, masih ada tenaga medis yang menghakimi, terutama terhadap teman-teman dari komunitas gay dan waria. Di masyarakat, ODHIV sering dijauhi. Bahkan dalam dunia kerja, banyak yang ditolak atau dihambat karena status HIV mereka,” ujarnya prihatin.
Melalui jaringan komunitas IMoF NTT, Ridho mengajak masyarakat untuk melihat HIV sebagai isu kesehatan masyarakat, bukan sebagai aib moral.
“Dengan ARV yang rutin dan dukungan sosial, ODHIV bisa hidup sehat dan produktif,” tegasnya.
“Akses ARV adalah hak, bukan fasilitas. Stigma dan diskriminasi adalah hambatan nyata bagi kesehatan publik. Kami meminta pemerintah menjamin ARV tersedia tanpa putus, dan masyarakat berhenti melihat HIV sebagai stigma. Dukungan, bukan diskriminasi, yang akan membawa NTT menuju target 3 Zero di 2030.” ungkapnya. (IAR)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News