Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi
Gunung Lewotobi Laki-laki Naik Status ke Level Awas, Tunjukan Peningkatan Aktivitas Vulkanik
Badan Geologi kembali menaikkan statusnya Gunung Lewotobi Laki-laki dari Level Siaga menjadi Level Awas pada Sabtu (6/9/2025).
Kondisi tersebut menyebabkan suplai magma terhambat, sehingga kegempaan meningkat tanpa pelepasan energi berupa erupsi.
Akumulasi tekanan ini berpotensi memicu erupsi eksplosif. Selain itu, pada 5 September 2025 terekam gempa vulkanik dangkal, yang sebenarnya jarang terjadi di Gunung Lewotobi Laki-laki karena sistem Gunung Lewotobi Laki-laki “open system”, material dari dalam dapat bergerak ke permukaan tanpa hambatan.
Pemantauan deformasi dengan tiltmeter selama satu minggu terakhir menunjukkan adanya pola inflasi atau pengembungan tubuh gunung secara perlahan. Kondisi ini perlu diwaspadai karena berpotensi memicu erupsi.
Sementara itu, data GNSS justru menunjukkan kecenderungan deflasi, yang mengindikasikan aktivitas vulkanik lebih dominan terjadi pada kedalaman dangkal.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental, Maka tingkat aktivitas G. Lewotobi Laki-laki dinaikkan dari Level III (SIAGA) menjadi Level IV (AWAS) Terhitung tanggal 6 September 2025 pukul 10.00 WITA dengan rekomendasi sebagai berikut :
Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 km dan sektoral barat daya - timur laut 7 km dari pusat erupsi, serta tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah. Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya.
Selain itu, masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana agar mewaspadai potensi banjir lahar apabila terjadi hujan lebat, terutama pada daerah aliran sungai yang berhulu di puncak G. Lewotobi Laki-laki, seperti di Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.
Warga yang terdampak hujan abu dianjurkan menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi saluran pernapasan.
Abu vulkanik erupsi G. Lewotobi Laki-laki juga dapat mengganggu operasional bandara dan jalur penerbangan apabila sebarannya mengarah ke area bandara dan jalur perlintasan pesawat.
Pemerintah daerah diharapkan terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi.
sumber: PVMBG/Badan Geologi
Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.