Berita Ngada

Pelajar Mahasiswa Ngada Jadi Garda Terdepan Pengawasan Pemilu dalam Diskusi Bawaslu

Puluhan mahasiswa dan pelajar tampak antusias mengikuti Temu Diskusi Pojok Pengawasan yang kembali digelar Bawaslu Ngada sebagai upaya

Penulis: Charles Abar | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/HO-CHARLES ABAR
DISKUSI-Bawaslu Ngada ajak pelajar mahasiswa jadi pelopor pengawasan pemilu lewat diskusi yang dibangun, Senin 17 November 2025. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Charles Abar

TRIBUNFLORES.COM, BAJAWA – Puluhan mahasiswa dan pelajar tampak antusias mengikuti Temu Diskusi Pojok Pengawasan yang kembali digelar Bawaslu Ngada sebagai upaya memperkuat peran generasi muda dalam pengawasan partisipatif Pemilu.

Kali ini, Bawaslu menghadirkan para peserta dari STKIP Citra Bakti Ngada, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIPER Flores Bajawa, serta SMA Negeri 1 Bajawa. Diskusi berlangsung di bawah tema “Pelajar Garda Depan Pengawasan Partisipatif,”

Anggota Bawaslu Ngada sekaligus Koordinator Divisi Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat (HP2H), Walterius Niku, kepada TRIBUNFLORES.COM, mengatakan, bahwa keterlibatan anak muda merupakan faktor penentu kualitas Pemilu.

“Pencegahan dimulai dari diri sendiri. Kaum muda adalah garda depan pengawasan, karena Bawaslu tidak bisa bekerja sendirian,” ujar Walterius, di Bajawa, Senin 17 November 2025.

Baca juga: Pohon Besar Tumbang, Lalu Lintas Flores Timur-Sikka NTT Lumpuh Sementara

 

 

Ia mendorong agar pelajar dan mahasiswa tidak sekadar menjadi peserta diskusi, tetapi tumbuh menjadi agen pencegah pelanggaran, sekaligus calon penyelenggara Pemilu melalui badan adhoc di masa depan.

Pemaparan materi berlangsung interaktif. Para peserta, baik yang sudah menjadi pemilih maupun calon pemilih pemula mengajukan pertanyaan tentang dinamika Pemilu 2024, praktik politik uang, hingga mekanisme pelaporan pelanggaran.

Beberapa mahasiswa membagikan pengalaman pribadi mengenai dugaan pelanggaran yang pernah mereka temui, sementara siswa SMA menyampaikan sudut pandang sebagai pemilih pemula yang baru mulai memahami proses demokrasi.

Dalam sesi refleksi kata Ivan, para peserta merumuskan beberapa bentuk pengawasan partisipatif yang akan mereka lakukan, antara lain, Menolak politik uang dalam bentuk apa pun, Melaporkan pelanggaran kepada Bawaslu sesuai tingkatannya, Membagikan ilmu pengawasan Pemilu kepada keluarga, teman, dan lingkungan sekolah.

“Bagi banyak pelajar, diskusi ini menjadi pengalaman baru yang membuka wawasan tentang betapa pentingnya peran mereka dalam menjaga kualitas demokrasi,” ungkap Walterius.

Para peserta berharap kegiatan ini berkelanjutan, tidak berhenti hanya pada masa tahapan Pemilu, tetapi juga dilakukan saat non-tahapan agar pendidikan politik bisa terus hidup di kalangan generasi muda.

Mereka juga menaruh harapan agar Bawaslu lebih tegas dalam penegakkan aturan menjelang Pemilu 2029, sehingga kualitas demokrasi Ngada dapat semakin bermartabat.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved