Prakiraan Cuaca

Prakiraan Cuaca NTT, Jumat 19 September 2025: Manggarai dan Sumba Potensi Hujan Angin

Cuaca Jumat (19/9), wilayah yang berpotensi hujan disertai  petir dan angin kencang terjadi di Manggarai, Manggarai Timur, dan Pulau Sumba

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL
PRAKIRAAN CUACA- Hujan di Pulau Flores, NTT. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- BMKG El Tari Kupang mengeluarkan peringatan dini cuaca wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 18,19, dan 20 September 2025.

Berdasarkan prakiraan BMKG, wilayah NTT yang berpotensi hujan yang dapat disertai petir dan angin kencang terjadi di  Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Ende, Sumba Barat Daya, dan Sumba Barat.

Sementara potensi angin kencang terjadi di Sabu Raijua.

Cuaca Jumat (19/9/2025), wilayah yang berpotensi hujan disertai  petir dan angin kencang terjadi di Manggarai, Manggarai Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya.

Potensi angin kencang terjadi di Sabu Raijua.

 

Baca juga: Cuaca NTT 13–18 September 2025: Potensi Hujan di Beberapa Wilayah, Waspada Bencana Hidrometeorologi

 

 

 

 

Cuaca Sabtu (20/9/2025), tidak ada wilayah yang berpotensi hujan disertai petir dan angin kencang 

Peringatan potensi angin kencang untuk wilayah Kota Kupang, Kab. Kupang, TTU, TTS, Rote Ndao, Sabu Raijua, dan Sumba Timur.

BMKG menyebut saat ini wilayah NTT berada pada musim kemarau.

Terpantau suhu anomaly permukaan laut di wilayah NTT bernilai positif, yang menyebabkan peningkatan penguapan di wilayah NTT, sehingga meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan hujan di Sebagian wilayah NTT.

 

Baca juga: BMKG Ungkap Penyebab Hujan Deras saat Musim Kemarau di NTT

 

Dinamika Atmosfer

Memasuki dasarian kedua September, sebagian wilayah indonesia sedang mengalami masa peralihan. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang cenderung bersifat sporadis dan berdurasi singkat serta terjadi pada sore hingga menjelang malam hari sering terjadi pada masa peralihan ini. 

Kondisi ini tidak terlepas dari pengaruh berbagai dinamika atmosfer yang tengah berlangsung di kawasan Indonesia. Nilai Dipole Mode Index (DMI) yang negatif, dan hangatnya suhu muka laut di perairan wilayah Indonesia memicu peningkatan aktivitas konvektif. 

Selain itu, aktivitas gelombang Kelvin, dan Madden Julian Oscillation (MJO) diprediksi masih aktif hingga sepekan mendatang di sebagian wilayah Indonesia. 

Indikasi ini juga terlihat dari nilai Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang secara signifikan menunjukkan nilai negatif, menandakan kecenderungan kuat akan pertumbuhan awan hujan. Faktor lain yang turut memperkuat kondisi tersebut adalah keberadaan Sirkulasi Siklonik yang memicu daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin.

Selama sepekan ke depan, pertumbuhan awan hujan yang signifikan masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Kondisi ini dipicu oleh interaksi berbagai faktor atmosfer skala global, regional, hingga lokal, yang mempertahankan atmosfer berada dalam kondisi labil dan mendukung perkembangan awan konvektif. Aktivitas atmosfer tersebut berpotensi menghasilkan hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan hingga lebat.

Potensi cuaca signifikan berupa hujan lebat disertai angin kencang berpeluang terjadi di sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, serta kawasan Indonesia bagian tengah hingga timur.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, genangan, dan tanah longsor, yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap aktivitas harian maupun transportasi. 

Masyarakat diharapkan memastikan saluran drainase tetap bersih dan tidak tersumbat, serta selalu memantau informasi cuaca resmi BMKG sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan kegiatan.

Sumber: BMKG

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved